Sebuah tam-paran melayang di pipi Sabrina. Rasa panas menusuk pipinya, telinganya berdengung terkena puk-ulan tangan Naira. Ya … orang yang datang dan tiba-tiba menamparnya adalah Naira. Wanita itu datang untuk membuat perhitungan dengan Sabrina. Ia ingin memberikan pelajaran padanya karena dianggap sudah menggoda Tama. Tangan Sabrina memegang pipinya yang terasa begitu perih, dengan tatapan tenang ia melihat ke arah Naira. “Apa yang kau lakukan?” tanyanya, sebisa mungkin Sabrina tak memperlihatkan amarahnya. Apalagi masih ada perasaan bersalah padanya. Kesalahan yang dulu pernah dilakukannya. “Kau bertanya apa yang kau lakukan? Kau benar tidak tahu apa yang kau lakukan?” Naira berkata dengan sangat sinis. Ia menggelengkan kepala, lalu kemudian ia mencoba menampar lagi Sabrina. Tapi k

