LANJUTAN 4

1812 Kata
LANJUTAN 4   Kejadian di luar nalar yang belakangan ini Krisna alami, membuat Krisna sedikit frustrasi , meski Krisna sadari hal ini mungkin ada kaitannya dengan keluarga Krisna yang terlalu kuno dan percaya dengan hal – hal mistis.   Krisna berusaha sedikit demi sedikit berdamai dengan keadaan, berusaha acuh seakan kejadian aneh ini tidak pernah terjadi, meskipun sebenarnya gangguan – gangguan terhadap Krisna sebenarnya baru sebatas gangguan ringan.   Hari baru pun di mulai, seperti biasa tepat saat fajar tiba, Krisna sudah mempersiapkan segala sesuatunya dengan rapi, hanya saja ada satu hal kebiasaan Krisna yang sedikit demi sedikit di tinggalkan, Dia menjadi jauh dari sang pencipta, seakan ada yang menahannya untuk ber’ibadah.   “ Ini hari pertama Ku bekerja, Mudah – mudahan semuanya lancar.” Ujar Krisna penuh Harap.   Seperti kebiasaan di pagi hari, Pak Yaya sudah duduk di teras rumah , Krisna pun duduk di depan Pak Yaya, dan memberi tahu jika Hari ini, hari dimana Krisna mulai bekerja.   “ Calon bos muda, sudah mau berangkat.” Ujar Pak Yaya.   “ Pak Yaya bisa saja, belum jadi bos Pak .” pungkas Krisna, sambil memakai sepatu. “ Ya tapi kan setidaknya, sudah berpenghasilan, jangan lupa di tabung, sedekah dan ibadahnya jangan di tinggalkan ya .” Ujar Pak Yaya.   Dalam hati Krisna sebenarnya ingin mengatakan hal yang sebenarnya, tapi aneh, lidahnya selalu terasa kebas, jika ingin mengatakan yang sebenarnya Krisna alami.   Krisna hanya tersenyum dan hanya bisa mengangguk, Krisna pun sebenarnya sangat sadar dengan apa yang ia alami belakangan ini, hatinya selalu berat dan tidak nyaman ketika ingin beribadah, kesal itu lah yang Krisna rasakan dengan keadaan dirinya sekarang.   “ Pak, saya berangkat dulu .” ujar Krisna.   “ Kenapa tidak sarapan dulu ?” ujar Pak Yaya.   “ Nanti saja di jalan Pak, sekalian jalan, soalnya kan Kantornya juga dekat .” Jawab Krisna.   “ Tunggu Mas!” Ujar Pak Yaya. Pak Yaya langsung masuk ke rumah berlari ke arah dapur, mengambil beberapa potong roti tawar dan air kemasan , untuk bekal Krisna.   “ Ini ambil Mas, biar Masnya bisa hemat juga, dari pada terus beli,” sambil memberikan kantong berisi kan bekal “ Ambil saja Mas, Mas juga kan sudah bayar di sini, jadi Mas juga berhak makan dan sarapan di sini .” Ujar Pak Yaya.   “ Ia Pak terima kasih,” mengambil kantong keresek berisi sarapan. “  Ya sudah saya berangkat dulu ya Pak.” Ujar Krisna.   “ Ia Mas hati – hati di jalannya, jangan ngebut .” Ujar Pak Yaya bercanda kepada Krisna.   “ Saya naik sepatu Pak, masa ngebut .” Jawab Krisna sambil tersenyum.   “ Ya sudah, Mas cepetan berangkat, nanti kesiangan.” Ujar Pak Yaya.   “ Ya sudah Pak, Saya berangkat.” Pungkas Krisna sambil berjalan meninggalkan rumah kos.   Krisna merasa semakin nyaman dengan perlakuan Pak Yaya, Krisna merasa dirinya di perlakukan seperti anaknya sendiri, meskipun sebenarnya di balik semua kebaikan Pak Yaya, tersimpan rahasia yang di sembunyikan oleh Pak Yaya.   Sesampainya di kantor, Krisna langsung menuju area kerja, di sana Dia sudah di tunggu oleh Bram, yang akan menjadi rekan Krisna dalam bekerja, Bram merupakan office boy senior di kantor ini, sifatnya tengil , jahil tapi kalau urusan dalam pekerjaan dia merupakan salah satu “best employed” di antara office boy yang lain.   Sambil melihat jam tangan, Bram bulak – balik melihat pos keamanan, menunggu karyawan baru yang akan menjadi rekannya, tidak lama kemudian Bram melihat Krisna yang di antar oleh orang keamanan kantor.   “ Rapi banget tuh orang,” sambil melihat Krisna dari kejauhan . “ Gak salah Dia ambil posisi sebagai OB kantor ini.” Ujar Bram menggerutu.   “ Ini Bram, calon Mangsa Mu, sudah siap buat di tikam .” Ujar orang keamanan kantor sambil menunjuk kepada Krisna.   “ Siap ,” sahut Bram.   “ Perkenalkan saya Bram, saya di sini yang akan menjadi rekan Kamu, Kamu namanya siapa ?” Tanya Bram.   “ Saya Krisna Bang, saya belum lama tinggal di kota, dan ini merupakan pekerjaan pertama buat Saya, jadi mohon di arahkan.” Ujar krisna.   “ tenang saja, Kamu akan bekerja dengan orang yang paling ahli di bidangnya, saya merupakan karyawan paling teladan di kantor ini jadi Kamu sudah tepat mendapatkan rekan seperti saya.” Ujar Bram dengan sombongnya.   “Syukurlah kalau seperti itu, Saya beruntung berarti,” sambil tersenyum. “ Ohh ia Bang, Abang sudah kerja berapa lama di sini ?” Tanya Krisna.   “ panggil saja Bram jangan Abang, kesannya saya senior dari segi umur. “ Ujar Bram.   “ Duh Gak enak , kan Abang senior di sini.” Ujar Krisna.   “ ya sudah terserau Kau saja, asal jangan panggil Aku ‘sayang’ geli Aku dengernya.” Ujar Bram.   “ Ya engga lah Bang, Saya ini Normal, Abang suka bercanda juga.” Pungkas Krisna sambil tersenyum.   “ Ya sudah, ini sudah siang, akan aku jelaskan tugas kita di kantor ini apa saja sambil melihat semua area dan tempat yang wajib di bersihkan." Ujar Bram.   Mereka berjalan menyusuri ruangan satu – persatu, sambil di jelaskan nya alur kerja dan pekerjaan yang harus Krisna lakukan, tapi Krisna tidak menyadari bahwa sebenarnya mereka sedang di awasi oleh makhluk yang belum bisa di lihat Oleh Krisna.   “ di sini ada sekitar 20 OB yang bekerja, tiap lantai di tugaskan 2 orang dan tiap harinya kita di tugaskan di lantai yang berbeda.” Ujar Bram.   “ yang kita kerjakan apa saja Bang?” Tanya Krisna.   “ pas datang kita harus bersihkan seluruh area yang sudah menjadi tanggung jawab kita, setelah beres langsung masuk ke dapur untuk menyiapkan kopi, setlah beres kita harus keliling area takutnya ada yang kotor atau apa, jangan sampai ada debu setitik pun.” Ujar Bram.   “ Lalu setelah itu?” Tanya Krisna.   “ jika ada yang menyuruh untuk foto kopi atau harus membeli sesuatu ke luar kantor langsung kerjakan, kita belum bisa istirahat Jika seluruh staff belum istirahat, jadi jam istirahat kita itu antara jam 1 sampai jam 2 dan satu lagi yang sangat penting. “ Ujar Bram.   “ Apa itu Bang?” Tanya Krisna.   “ Jangan buang s****h sembarangan .” Ujar Bram, sambil tersenyum kepada Krisna.   “ Yah Abang, Saya sudah serius dengerinnya.” Ujar Krisna. “ Ya kalau Kau buang s****h sembarangan semakin banyak pekerjaan Kau nanti.” Ujar Bram sambil tertawa kecil.   “ Ia maaf saya memang seperti ini orangnya, ya sudah saya tunjukan tempat menyimpan peralatan perang Kita ( sapu dan pel).” Ujar Bram.   Mereka berdua berjalan menuju tempat peralatan kebersihan , perasaan Krisna mulai tidak nyaman ketika mendekati ruangan penyimpanan, Dia merasa seperti di perhatikan, pandangannya mengarah ke sekeliling , dan ketika pintu di buka, benar saja aroma singkong bakar kembali tercium dan anehnya hanya Krisna yang sadar dan merasakan ada yang tidak beres di ruangan itu.   “ Bang, nyium aroma singkong bakar gak?” Tanya Krisna keheranan.   “ Bau singkong dari mana ?” Sambil mengendus – endus, “ Kau ini kebiasaan di kampung, kalau di kota singkong itu ga di bakar, tapi di bikin singkong keju, nanti lah Aku belikan.” Ujar Bram.   Krisna tidak banyak bicara, Karna Krisna tau belakangan ini Dia lebih peka terhadap aroma – aroma dan bayangan – bayangan yang belum jelas itu apa, mencoba menghiraukan , itulah yang Krisna lakukan, demi perkerjaan pertamanya.   Mulai dari menyapu, mengepel , semua yang awalnya Kisna tidak pernah lakukan, Krisna mencoba bersabar dan menunjukan dedikasinya, meskipun dalam hati kecil Krisna, pekerjaan ini tidak sesuai dengan latar pendidikan nya, tapi apa boleh buat demi cita – cita dan harapan, apapun akan Ia lakukan.   Tepat jam satu siang, keringat pun mulai terasa menebal di seluruh bagian tubuh, semua pekerjaan sudah di bereskan, Bram pun mengakui bahwa rekan barunya ini punya kemauan yang bagus.   “ Aku mau tanya sesuatu sama Kau Kris?” Tanya Bram.   “ Tanya apa Bang .” Ujar Krisna. “ Kau di sini tinggal di mana?” Tanya Bram.   “ Saya di sini ngekos Bang, di ujung g**g sini.” Jawab Krisna.   “ Ohh ya Aku tau tempat itu, Kau hari ini kerja bagus, meskipun baru pertama, tapi Ku lihat Kau punya kemauan, pertahankan ya.” Ujar Bram.   “ Abang tau kosan itu?, kapan – kapan main lah ke sana Bang,” sambil duduk dan mengelap keringat di muka. “ Ya saya mencontoh dari Abang, ohh ia Bang sebelumnya Abang di sini pernah ngalami kejadian aneh ga, ini kan bangunan besar dan kita tau juga sebenarnya kita saling berdampingan dengan makhluk yang tidak bisa kita lihat, apa pernah Bang?” Tanya Krisna.   “ Tau lah, Aku pun dulu pernah tinggal lama di sana.” Ujar Bram.   “ Selama Aku kerja di sini, aku tidak pernah mendapatkan gangguan yang aneh – aneh, tapi dulu rekan kerja ku yang lama pernah, rekanku yang dulu dia sangat rajin, ceria, humoris, ya macam Kau, jam 5 pagi dia sudah bekerja, dan kalau gak salah dulu kejadiannya di lantai 4.” Ujar Bram.   “ bukannya di sini gak ada lantai 4 ya Bang?” Tanya Krisna.   “ Dulu pernah ada, Cuma gara – gara kejadian itu lantai 4 di tiadakan dan di ganti menjadi lantai 3b.” Ujar Bram.   “ Memangnya dulu ada kejadian apa Bang?” Tanya Krisna semakin penasaran.   “ Sebentar, kenapa Kau jadi banyak tanya seperti ini?” Tanya Bram.   “ Ga papa Bang, kan Saya ini orang baru, biar Saya juga semakin hati – hati dalam bekerja.” Ujar Krisna.   “ Aku pun sebenarnya tidak tahu pastinya seperti apa, karna kejadiannya itu terjadi pada saat Aku ambil cuti, tapi semua orang kantor bilang, kalau rekan ku dulu itu depresi, sampai minum cairan pembersih lantai.” Ujar Bram.   “ Dan akhirnya setiap OB yang di tugaskan jaga di lantai 3b, pasti di siapkan dari 3 orang sampai 5 orang, padahal, area di lantai 3b itu hanya ruangan meeting dan jarang sekali staff yang bekerja di situ.” Ujar Bram.   “ Rekan kerja Abang dulu emang ketemu di mana pas kejadian itu ?” Tanya Krisna semakin penasaran.   “ Semakin penasaran saja Kau rupanya, “ sambil tersenyum kecil . “ katanya dekat tangga darurat.” Ujar Bram.   “ Sudah kalau Kau sangat penasaran , kebetulan besok jadwal kita itu di lantai 3b, puas – puas kan lah Kau di sana, ayo cepat kita masuk lagi, sudah waktunya kita beres – beres, semua staff bentar lagi pulang.” Ujar Bram sambil pergi meninggalkan Krisna.   “ Tapi apa hubungannya depresi dengan mengganti nama lantai,” berbicara dalam hati dengan rasa penasaran.   “ Sudah lah, itu kejadian sudah lama berlalu juga.” Ujar Krisna.   “ Krisna, cepat masuk, mau pulang atau diam saja di situ !” Sahut Bram dari dalam.   “ Ia siap Bang, tunggu sebentar.” Ujar Krisna sambil berjalan masuk ke area kantor.   Krisna menyadari semua kejadian yang terjadi tidak pernah ada yang namanya kebetulan, setiap kejadian yang terjadi memiliki arti dan makna sendiri untuknya, Krisna semakin belajar, semakin dewasa, dan semakin paham tentang tantangan yang akan Ia hadapi selanjutnya.  
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN