LANJUTAN 5

2138 Kata
Bekerja kini Sudah menjadi rutinitas setiap hari bagi Krisna, pergi pagi pulang sore, Krisna yang masih belum memiliki sahabat, hanya bisa berbagi cerita dengan Pak Yaya, sedangkan Ayu pacarnya di kampung pun sedang sibuk menyelesaikan kuliahnya sehingga Krisna pun jarang menghubungi Ayu, keluarga Krisna di kampung pun mereka jarang sekali menanyakan kabar, mereka terlalu sibuk dengan dunianya sendiri.   Benda pemberian dari pak Sugeng yang misterius, masih menjadi beban bagi Krisna, apalagi dengan menghilangnya benda itu, membuat Krisna penasaran , gangguan – gangguan aneh sudah menjadi hal yang lumrah bagi Krisna, sedikit demi sedikit Krisna mulai menerima keadaannya sekarang ini.   Hari itu menjelang sore, jam 3 tepatnya, Krisna dan Bram yang sudah menyelesaikan pekerjaannya bersiap - siap untuk pulang.   “ Kris, Kau gak bosan, dari kantor ke kosan, seperti itu terus kegiatan Kau?” Tanya Bram.   “ Bosan sih Bang, Cuma Saya bingung mau ke mana, mau pergi jalan – jalan, saya kurang tau daerah sini, nyasar malah repot nanti.” Jawab Krisna.   “ Kebetulan Aku hari ini ada acara nongkrong sama kawan – kawan Ku, Kau mau ikut tidak?” Ujar Bram.   “ Nongkrong kaya gimana Bang?” Tanya Krisna.   “ Ya kumpul – kumpul saja, kita gitar – gitaran, aman Aku ini orang baik – baik, Kau gak usah takut, Kawan – kawan ku anak pesantren semua.” Ujar Bram.   “ Aku gak punya, kendaraan Bang.” Ujar Krisna.   “ Alasan saja Kau, nanti Aku jemput saja, sudah Kau ikut saja!” Ujar Bram.   “ Oke kalau gitu, Aku ikut Bang, biar gak jenuh juga di kosan terus.” Ujar Krisna.   “ Nanti sebelum magrib Aku ke kosan Kau , kangen juga aku sama pak Yaya.” Ujar Bram.   “ Siap Bang, Terima kasih sebelumnya .” Ujar Krisna.   “ Ok siap, Aku balik duluan ya.” Ujar Bram.   Bram pergi meninggalkan Krisna yang masih bersiap - siap, sebelum Bram keluar kantor terdengar dari dalam sahutan dari yuda, memanggil Bram.   “ Mas Bram .” sahut Yuda. Yuda masuk ke loker tempat office boy dan menanyakan kepada Krisna, keberadaan Bram.   “ Mas, liat Mas Bram gak?” Tanya yuda.   “ Baru saja keluar Pak.” Jawab Krisna.   Sambil terengah – engah nafas yuda, dan meminta Krisna untuk memanggilkan Bram.   “ Bisa tolong Panggikan Mas!” ujar yuda kepada Krisna.   “ Ohh baik pak.” Krisna berlari mengejar Bram dan beruntung Bram belum pulang dan masih berada di luar kantor, “ Bang!” sahut Krisna dari jauh.   Bram menoleh ke belakang, “ Ada apa sampai Kau berlari seperti di kejar singa saja ?” ujar Bram.   “ Itu Bang , Pak Yuda tadi nyari Bang Bram, Bilangnya ada hal yang penting.” Ujar Bram. “ Tumben sekali Pak Yuda mencari Ku, mau di naik sepertinya Gajiku,” sambil berjalan kembali menuju loker office boy. “ Ada apa Pak, mencari saya ?” tanya Bram. “ Ini Mas Bram, saya baru dapat kabar, nanti malam ada rapat dadakan para direktur, sehubungan dengan adanya larangan ekspor ke beberapa negara.” Ujar Yuda.   “ Waduh, rupanya ada yang bakal lembur hari ini.” Sambil melihat Krisna. “ Jadi maksudnya gimana pa?” Tanya Bram.   “ Saya minta, beberapa orang untuk lembur hari ini, untuk menjaga kebersihan di lantai 3b, dan mempersiapkan kebutuhan rapat para direktur, soalnya ada bos besar juga.” Ujar Yuda.   “ Waduh gimana ya Pak Yuda, OB yang lain sudah pulang semua, tinggal saya sama Krisna.” Ujar Bram.   “ Kalian berdua mau untuk lembur hari ini? Jika mau, bonus untuk kalian hari ini 300 ribu, dan kalian saya kasih bonus cuti satu hari, gimana ?” Tanya Yuda. “ Kalau saya siap – siap saja Pak, Cuma Krisna anak baru kasihan juga.” Ujar Bram. “ Gak papa Bang, saya sih siap , masa Abang jaga sendiri.” Ujar Krisna. “ OK bagus,” sambil memberikan uang .” Ini bonus kalian.” Ujar Yuda.   “ Oh ia pa, rapatnya dari jam berapa sampai jam berapa ?” Tanya Bram.   “ Untuk rapatnya di mulai jam 5 sore, tapi untuk beresnya saya kurang tau sampai jam berapa.” Ujar Yuda.   “ Ya sudah Pak, Uangnya kita terima, kita mau langsung ke lantai 3b Buat beres – beres dulu area rapatnya.” Ujar Bram.   “ Ia silahkan , Terima kasih sebelumnya, kalau gak ada kalian saya gak tau harus ke siapa lagi.” Ujar Yuda.   Yuda bergegas pergi ke meja kerjanya, Krisna melihat Bram seperti ada beban , wajahnya jadi kusut setelah ada perintah lembur, dan Krisna sedikit khawatir tentang lantai 3b yang dulu kata Bram sudah ada kejadian janggal.   “ Gak jadi kita nongkrong Kris.” Ujar Bram.   “ Gak papa Bang, soalnya mau gimana lagi, nasi sudah menjadi bubur.” Ujar Krisna.   “ Ya sudah lah besok saja Kita nongkrong nya, lumayan ada bekal juga nih buat beli bubur seperti Kau bilang Tadi.” Ujar Bram.   “ Ya sudah, ayo Kita ke lantai 3b, kita lewat tangga darurat, biar santai.” Ujar Bram.   Krisna menjadi semakin Khawatir, setelah Bram malah mengajaknya ke lantai 3b lewat tangga darurat, yang merupakan tempat kejadian karyawan yang meninggal itu, perasaan Krisna campur aduk antara khawatir dan takut kejadian janggal yang sebelum – sebelumnya Krisna alami malah terpancing untuk muncul dan menjadi semakin parah.   “ Yakin Bang lewat tangga darurat, kenapa gak lewat tangga lain saja?” Ujar Krisna.   “ Sama saja Kris, lewat tangga depan atau lewat tangga darurat tetap saja cape.” Ujar Bram.   “ Ya sudah naik Lift saja Bang, Gimana?” Tanya Krisna.   “ Kau ini kenapa, Aku ini takut Naik lift, takut terkunci di dalam, sudah lah sama saja mau naik tangga atau lewat lift juga, sama – sama sampai.” Pungkas Bram.   Sambil berjalan menyusuri tangga, wajah nya mulai cemas.   “ Gelisah sekali muka Kau, Aku tau sebenarnya Kau takutkan?” Tanya Bram.   “ Ia Bang, kan Abang sendiri yang cerita.” Ujar Krisna.   “ Itu memang Kisah Nyata, dan kenapa harus takut, mereka juga tidak ganggu.” Ujar Bram.   “ Bukan begitu Bang, Saya itu sebenarnya bisa merasakan mereka.” Jawab Krisna.   “ Bagus lah kalau seperti itu, nanti kalau Kau merasakan ada yang datang kasih tau Aku ya.” Ujar Bram.   “ Kenapa memangnya Bang?” Tanya Krisna.   “ Ya kalau kau merasa ada yang datang, ya secepat mungkin aku lari, Aku pun sebenarnya takut, tapi Aku lebih takut lagi kalau Aku gak makan.” Ujar Bram.   “ Sudah – sudah, nanti kalau di bahas terus dia dengar, ngeri.” Ujar Bram sambil bergidik.   Krisna selalu melihat ke arah sekitar, setiap lantai yang di lewati dari lantai satu sampai akhirnya sampai ke lantai 3b, berharap tidak akan ada kejadian aneh menimpa dirinya.   Waktu berlalu semakin cepat , tepat jam 6 sore, tapi rombongan direktur dan bos besar belum juga datang, lewat jam 7 malam belum ada tanda – tanda datang, sampai Bram tertidur di area, dan membuat Krisna berjaga sendirian.   Akhirnya rombongan direktur dan staff penting datang tepat di jam 10 malam, Bram yang masih tertidur menjadikan Krisna bekerja sendiri untuk beberapa saat.   “ Mas , tolong siapkan minum dan cemilannya sekarang.” Ujar Yuda.   “ Oh ia, di mana Mas Bram ?” tanya Yuda.   “ Mas Bram sedang ke bawah ambil minum.” Jawab Krisna tersenyum, sambil berbohong menutupi Bram yang tertidur.   Saat itu semua orang di area rapat tampak sibuk, mereka menunjukan kesibukannya di depan bos besar, Krisna Pun belum tau apa yang harus ia kerjakan terlebih dulu, tapi semua orang menanyakan “di mana air” , kata – kata itu lah yang terdengar berulang dari dalam.   Melihat Bram yang masih tertidur , segera Krisna membangun kan Bram .   “ Bang bangun cepat, ini rombongan rapat udah di ruangan rapat.” Ujar Krisna.   “ Kenapa Kau , baru bangunkan ,” sambil lekas berdiri. ” Ada yang lihat Aku tertidur gak ?” Tanya Bram.   “ Tenang aja Bang, Tadi Aku bilang kalau Abang lagi di bawah ambil air.” Ujar Krisna.   “ Ya sudah , lekas ambil air dan cemilan di bawah, Aku jaga di sini takutnya ada yang perlu OB.” Ujar Bram.   Krisna segara pergi ke bawah melewati tangga darurat, kondisi kantor pun saat itu tidak terlalu terang sebab sudah jam 11 malam, Krisna berlari menuruni setiap Anak tangga, tapi Krisna Tidak sadar, dirinya sedang di perhatikan sesosok makhluk di luar nalar.   Setelah sampai di ruangan OB, Krisna mengambil beberapa dus minuman kemasan dan beberapa cemilan, Krisna memang Anak baru, jadi Dia belum tau, bagai mana cara membawa barang sebanyak itu dengan sekali angkut.   Akhirnya Krisna memutuskan untuk memikul semua dus minuman di pundaknya, melewati tangga darurat, tapi semuanya menjadi aneh dan tidak terpikirkan sebelumnya oleh Krisna, dus mineral yang awalnya berat seakan ringan dipundaknya.   “ Gimana mau bawa dua dus ini ke atas, mana gak bisa pake lift, ya sudah aku pikul saja .” Ujar Krisna.   Krisna menyimpan dus mineral satu per satu di pundaknya, Krisna merasa Dus itu terasa sangat ringan, hingga untuk menaiki tangga pun tidak memerlukan tenaga yang berarti, di tinggalkannya satu dus berisi cemilan dan rencananya akan di bawa nanti setelah mengantar air.   Tiap tangga yang di lewati Krisna terasa ringan, sesampainya di atas pun Bram merasa kagum dengan Krisna.   “ Kuat sekali Kau, bukannya naik lift saja, pake troli di bawah jadi tidak di pikul, seperti di pasar saja , makanannya mana? “ Tanya Bram.   “ Makanannya masih di bawah Bang, Ya sudah aku ambil dulu Bang.” Ujar Krisna sambil meninggalkan Bram.   Dan betapa terkejutnya Krisna, melihat dus berisi makanan yang awalnya di lantai bawah sekarang sudah ada di belakang pintu lantai darurat 3b, Krisna hanya terdiam , dan kembali memikirkan sebenarnya apa yang terjadi dan kejadian aneh ini begitu nyata untuknya.   Tanpa berpikir panjang Krisna mengambil dus itu dan memberikannya kepada Bram, dan berusaha melupakan kejadian ini sekali lagi.   “ cepat sekali Kau naik? Cepat juga lari Kau .” Ujar Bram.   Krisna hanya tersenyum dengan napas terengah – engah, sambil menunduk dan mempertanyakan atas apa yang terjadi, Krisna memilih untuk diam , dan tidak memberi tahukan kejadian ini kepada Bram, dan saat Krisna menoleh ke arah pintu darurat , terlihat bayangan hitam yang selalu ada di mimpinya.   Samar, itu lah yang terlihat oleh Krisna, dengan berpikir positif dan menganggap bahwa itu hanya bayangan semu karna area kantor tidak terlalu terang, dan di karena kan posisi jam sudah lewat tengah malam.   “ Bayangan Itu seperti dalam mimpiku?” Tanya Krisna sambil melihat ke arah pintu darurat, dan sambil memuyu – muyu matanya.   “ Ah sudah, mungkin lampunya saja kurang terang dan aku juga sudah lelah, jadi mataku ini ngaco.” Pungkas Krisna meyakinkan dirinya.   Waktu berlalu dan tidak terasa sudah tepat jam 1 pagi, tapi belum ada tanda - tanda , jika rapat akan selesai, Bram dan Krisna hanya mondar – mandir, untuk menghilangkan kantuk.   Bram tiba – tiba mencium aroma yang sedikit aneh, dan hal itu membuat Krisna panik.   “ Kris, kau pakai minyak wangi lagi ya? Sudah lah jangan pakai minyak wangi jam segini, ngeri Aku.” Ujar Bram.   “ Aku gak punya minyak wangi Bang, ngapain juga Aku pakai jam segini.” Ujar Krisna.   “ lantas ini bau apa.” Ujar Bram panik.   “ sudahlah Bang, sebaiknya kita turun saja.” Ujar Krisna.   Tidak lama kemudian, rombongan rapat keluar satu persatu menandakan rapat telah selesai tepat jam 3 pagi. Krisna dan Bram merasa lega, tapi setelah melihat ruang rapat yang begitu semerawut, membuat Bram kesal.   “ Akhirnya beres juga.” Ujar Krisna.   “ Ayo Kris, cepat kita bereskan, Aku gak mau ketemu sama hal yang aneh – aneh.” Ujar Bram sambil bergegas masuk ke area rapat.   “ Ampun, habis rapat atau nonton bola mereka ini, cak – acakan sekali.” Ujar Bram.   Lalu terdengar suara cakaran kucing di dalam ruangan itu, Krisna dan Bram saling memandang satu sama lain, dan tiba - tiba botol mineral plastik kosong terjatuh dan menimpa kaki Bram, respon mereka hanya saling melihat satu sama lain dan ujungnya pintu area rapat tiba – tiba tertutup dan membuat Bram berlari terbirit – b***t.   Krisna yang saat itu berada percis dekat dengan Bram, hanya bisa terdiam melihat Bram berlari, kakinya kaku, lidahnya kelu, tidak bisa melakukan apapun, sampai akhirnya terlihat bayangan hitam dari arah pintu menuju ke arah Krisna, Bram yang mengetahui Krisna tidak berlari dengannya akhirnya memutuskan untuk kembali menjemput Krisna, tepat pada waktunya, ketika Bram datang bayangan Hitam itu langsung hilang, Bram segera menarik Krisna dan akhirnya Krisna bisa berlari dan meninggalkan area rapat itu dalam kondisi sangat  berantakan.   Menghela nafas saat tiba di lantai bawah, Bram mengaku ini pengalaman pertama untuknya, jantungnya seakan mau lepas, dan kakinya tiba – tiba menjadi kuat untuk berlari.   Mereka berjanji tidak akan memberitahu kepada siapa pun tentang kejadian itu, memberitahu kejadian ini akan membuat mereka bahan guyonan satu kantor, sehingga mereka memilih diam dan menjadikan peristiwa ini pelajaran untuk mereka terutama Bram.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN