4

1391 Kata
Not everyone who is single is lonely, not everyone who is taken is in love.   Kimmy sudah berada di salah satu kamar hotel mewah. Pernikahannya memang diselenggarakan pada pagi hari. Setelah pemberkatan, mereka langsung digiring ke ballroom hotel untuk menghemat waktu dan tenaga. Namun itu rencana keluarga Aby, bukan rencana Kimmy. Karena pernikahan ini terkesan terburu-buru, sekarang ia harus berkerja sama dengan fotografer untuk menjalani sesi foto pernikahan mereka. Pernikahan pada umumnya, di depan ballroom akan terpasang foto-foto pre-weeding pengantin, namun berbeda dengan pernikahan Kimmy. Semua hanya dihiasi dengan bunga saja. Tidak apa, Kimmy mengerti. Kimmy dan Aby mulai bergaya sesuai dengan instruksi fotografer. Berinteraksi dengan Aby membuat Kimmy mengerti jika Aby itu adalah laki-laki yang dingin dan irit bicara, berbeda dengannya yang cerewet dan suka bercAnda. Bahkan ketika fotografer memberikan lelucon, Aby sama sekali tidak tertawa meskipun hanya untuk menghargai lelucon fotografer itu. Dari semua sikap Aby, Kimmy tau jika Aby tidak suka atau tidak setuju dengan pernikahan ini. Kimmy memanfaatkan waktu ketika Aby sedang keluar mengantar fotografer untuk menemui Mami. Mungkin sekarang Kimmy harus terbiasa memanggil Tante Aya dengan panggilan Mami. Kimmy sudah gerah dan ingin cepat menghilangkan hair spray yang membuat rambutnya kaku. Kimmy membersihkan diri dengan cepat sebelum Aby kembali ke kamar. Tepat setelah Kimmy selesai berganti pakaian dengan baju tidur bermotif Hellokitty, Aby membuka pintu kamar tanpa mengetuk dan masuk. Ia masuk tanpa menghiraukan Kimmy. Dengan sesuka hati juga Kimmy berbaring di kasur empuk dan terlihat sangat nyaman itu. Sementara Kimmy sedang menebar pAndang matanya ke segala arah kamar. Ia menyukai ruangan ini. Kamarnya berada di lantai enampuluh dua. Semua rumah dan beberapa bangunan terlihat seperti rumah di permainan monopoli. Sebelumnya memang Kimmy pernah masuk ke kamar ini, namun bukan sebagai penyewa tetapi sebagai wedding organizer. Pertama kali Kimmy masuk ke kamar ini, ia sudah menyukainya dan sekarang ia bisa menikmati. Selain itu, kamar ini memiliki kamar mandi yang hanya disekat menggunakan kaca bening. Kamar hotel ini juga memiliki pantry dan ruang tamu yang dipisahkan oleh tembok berpintu, jadi itulah yang membuat Kimmy jatuh cinta dengan kamar ini. "Kimmyra." Suara dingin dan berat itu memanggil namanya. Kimmy merasa merinding mendengar suara itu memanggil namanya. "Ya?" "Apa kamu tidak mau bertanya sesuatu kepadaku?" "Hemm, banyak sih." "Ini pertemuan pertama kita, maaf kalau sebelumnya saya tidak berusaha bertemu denganmu." "Its oke. Hmm, sebelumnya, boleh kita bicara tidak menggunakan saya? Terlalu formal dan kaku." "Oke. Aku mau minta maaf kalau kamu terjebak dalam pernikahan ini. Aku rasa, aku harus menjelaskan tentang keadaan yang sebenarnya terjadi." Kimmy mengangguk. Kimmy mendengar helaan napas panjang yang dalam dari Aby. "Pertama, aku mau minta maaf atas nama Mami karena telah melibatkan kamu ke dalam urusan pernikahan ini. Aku tau kalau Mami berhasil memaksa Papa kamu untuk menyetujui pernikahan ini." Lagi-lagi Kimmy mengangguk. "Kedua, aku juga terpaksa menjalani pernikahan ini karena Wulan sakit," ucap Aby pelan dan ragu-ragu. "Sakit?" "Iya, Wulan mengidap kanker hati stadium tiga. Sebelum aku menikahinya, ia sudah memiliki penyakit itu. Jadi, mungkin kamu sudah tau Mami memberikan syarat padaku boleh menikah dengan Wulan asalkan aku akan menikah lagi dengan wanita pilihan Mami, dan ternyata wanita itu kamu." Tak sepotong kata pun keluar dari mulut Kimmy. "Setahun lalu, dokter memprediksi jika semua alternatif pengobatan Wulan sudah berhasil. Namun ternyata kanker itu kembali lagi dan justru memperburuk keadaan Wulan. Maka dari itu Wulan mendukung pernikahan ini, bahkan terkesan ia yang meminta." "Wulan yang minta?" Aby mengangguk pelan. "Kata dokter, hidup Wulan tidak akan lama, jadi aku memenuhi semua keinginannya termasuk menikah lagi. Maaf jika harus menyeret kamu dalam pernikahan ini," ucap Aby yang terdengar tulus tanpa mengurangi nada dinginnya. "Aku akan mengembalikan kehidupan kamu seperti sebelum pernikahan ini terjadi, aku janji. Aku akan menceraikan kamu begitu Wulan pergi. Tapi, aku minta selama itu kamu harus membantu aku. bisa?" pintanya, suaranya lembut namun lagi-lagi dengan nada dingin. Kimmy yakin Aby sangat mencintai Wulan. Pria dingin dengan omongan irit sepanjang hari ini berkorban banyak untuk Wulan. Kimmy ingin sekali memberikan standing applause untuknya. "Aku tau kamu menerima ini karena kamu nggak mau buat keluarga kamu kecewa, kan?" Kimmy mengangguk. "Kita dalam posisi yang sama, dimana tidak ingin mengecewakan orang yang kita sayang dan ingin menjaga perasaan mereka. Bisa kita bekerja sama? Aku janji setelah itu aku akan menceraikan kamu dan kamu bisa kembali dengan kehidupan lama kamu." "Well, we can try. Mungkin hidup dengan status jAnda akan memberikan pengalaman baru," ucap Kimmy. "Ups, nggak Maksud. Sorry," ucap Kimmy lagi. Kimmy merasa mulutnya terkadang harus memiliki penyaring, jika tidak pasti banyak kata-kata konyol yang diucapkan seperti barusan. "Aku nggak akan larang kamu bekerja dan melakukan kegiatan yang kamu suka. Kamu akan tinggal di kompleks yang sama dengan aku, Wulan, dan Mami." "Berati kita nggak serumah, kan?" Aby mengangguk. "Aku nggak mau Wulan sakit hati. Biar bagaimanapun, aku tau gimana rasanya ketika melihat istri kedua suaminya berada satu rumah dengannya. Kamu nggak keberatan, kan?" Kimmy mengangguk dengan semangat. "Iya, kamu memang harus lebih memerhatikan Wulan. Aku bisa sendiri kok, kalau perlu aku akan tinggal di rumah Papa dan Mama." "Tidak!" sahut Aby dengan cepat. "Nanti aku akan sering mengunjungi kamu di rumah itu. Tidak jauh, hanya beda satu gang saja." "Tidak usah repot-repot. Fokus saja dengan kesembuhan Wulan." Kimmy memberikan senyuman lebarnya. "Terima kasih jika kamu setuju dengan semuanya. Aku akan tidur di luar. Ah ya, aku tidak akan menyentuhmu meski kita berstatus suami-istri, jadi kamu tidak usah khawatir." "Ah, aku kecewa. Padahal aku sudah membayangkan semuanya," kata Kimmy asal dan pelan. "Apa?" "Ah tidak. Selamat tidur." Kimmy melihat Aby yang berjalan ke arah luar masih lengkap menggunakan jas pernikahan. “Apa dia tidak ingin mandi?” gumam Kimmy dalam hati. *** Aby melepas dasi yang sedari tadi membelit lehernya. Hari ini ia resmi memiliki dua istri. Aby tidak pernah menyangka ia akan memiliki dua istri seperti sekarang. Semua ini karena permintaan Mami. Sebelum Aby menikahi Wulan, Mami pernah memberi syarat jika Aby harus rela Mami nikahkan dengan wanita pilihannya karena Mami tidak tega melihat Aby yang terus mengurus Wulan yang sakit. Biar bagaimanapun, Aby membutuhkan istri untuk merawat dan melayani Aby. Awalnya Aby menolak dan berusaha tidak peduli dengan sikap Mami. Tapi Mami tetaplah Mami, apalagi Wulan setuju dengan syarat yang diajukan oleh Mami. Wulan Marah? Tidak. Ia tersenyum dan mengiyakan. Bagi Wulan tidakan Mami benar, Aby membutuhkan seseorang yang sehat dan sempurna untuk dirinya. Wulan juga tidak ingin egois memiliki Aby, sedangkan ia hanya membuat Aby susah dengan penyakitnya. Seiring berjalannya waktu, penyakit Wulan dinyatakan sembuh oleh dokter tetapi tidak lama. Sakit itu kembali lagi dan dokter bilang jika sel kanker itu kembali muncul, bahkan lebih ganas. Setelah itu, Wulan meminta Aby untuk menikah lagi, meminta agar Aby secepatnya menjalankan syarat tersebut. Ia menyatakan keinginannya pada Mami dan Mami mengiyakan. Jadilah, Aby di sini sekarang terjebak. Wulan adalah wanita lembut. Aby mengenalnya semenjak sekolah menengah atas. Wulan selalu berada di sisinya ketika Aby senang maupun sedih. Bahkan, ketika Aby berada di titik terendah hidupnya pun Wulan dengan sabar mendampinginya. Bagi Aby, Wulan adalah saksi mata hidupnya ketika Papi meninggalkan Mami dan adik kembarnya demi hidup bersama selingkuhannya. Semenjak itu Mami harus banting tulang menyekolahkan Aby, Alena, dan Aluna. Hanya Wulan yang dengan sabar berada di sisinya. Aby hanya ingin membalas semua kebaikan Wulan dengan berada di sisi Wulan ketika ia sedang sakit dan lemah. Aby ingin Wulan membagi kesedihannya seperti Abi membagi kesedihan dengan Wulan. Di balik itu semua, diam-diam Aby sedikit bersyukur karena adik Ingka-lah yang menjadi istrinya. Ia tau, Kimmy bukan adik kandung Ingka, namun Kimmy adalah perempuan baik. Aby menghela napas dan memegang pelipisnya. Semua masalah seolah bertubi-tubi menghadapinya. Aby sebenarnya hanya ingin fokus dengan kesembuhan Wulan, tetapi dengan pernikahannya ini, Aby yakin ia harus berusaha memerhatikan Kimmy juga. Aby tau Kimmy termasuk wanita mandiri dan ia bersyukur untuk itu. Sebelumnya Aby mungkin menjadi laki-laki tidak sopan, yang dengan diam-diam mencari informasi tentang Kimmy. Karena ia meraa perlu melihat siapa yang akan menikah dengannya. Dan setelah mengetahui calon istri keduanya, ia puas. Setidaknya Kimmy tidak akan menambah kerepotannya. Aby sedikit membuka pintu kamar tidur dan melihat Kimmy yang sudah terlelap. Saat itulah perlahan Aby masuk ke dalam menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Biar bagaimanapun ia butuh mandi agar pikirannya relax. Setelah mandi, ia berjalan menuju ranjang dan mengambil satu bantal dari sisi Kimmy. Sekilas Aby melihat wajah lelap Kimmy dan berterima kasih kepada Kimmy karena ia mau ikut berkorban.  ***
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN