“Dis gue mau bicara jujur sama lo,” ucap Rain dengan raut wajah yang serius. Disa pun mencoba memusatkan atensinya kepada pemuda itu. “Sebenarnya gue … gue … gue ….” Sial, kenapa gue jadi gagu gini. k*****t, kesal Rain. “Ck, lama amat. Lo kenapa? Langsung to the point aja,” cerca Disa yang tak sabaran. “Gue suka sama lo.” 1 2 3 “APA?!” Suara nyaring Disa ternyata mampu membuat beberapa orang menoleh kepada dua orang tersebut. Rain pun meringis, mungkin dia sudah gila dan salah tempat. Harusnya dia membawa Disa ke tempat romantis bukannya ke café seperti ini yang didominasi oleh para remaja. Sial. “Sebentar, Rain, gue syok anjir. Lo? Lo … lo lagi becanda, kan?” tanya Disa dengan muka bingungnya. Bagaimana tidak bingung jika tiba-tiba ada yang menyatakan perasaan kepadanya seperti

