Kebencian Yang Sudah Terkikis Lama

1151 Kata

Emran hanya tersenyum dalam hati. Memang, kata orang, darah lebih kental daripada air. Ikatan sedarah lebih kuat daripada sekadar hubungan kenalan. Tapi dalam kasus tertentu, semua itu bisa runtuh. Apa yang baru saja ia saksikan adalah salah satu pengecualian itu. Meski Irfan berkali-kali mengaku membenci Pak Diman, waktu dan keadaan telah mengikis kebencian itu. Mungkin bahkan sudah menguap entah ke mana. Setelah puas memeluk tuan muda yang sudah ia anggap anak sendiri, Pak Diman akhirnya mempersilakan Irfan dan Emran masuk. Ia tampak linglung. Bingung dan canggung melihat kondisi rumahnya yang sangat berantakan sejak ia hidup sendiri, membuatnya ragu mempersilakan Irfan duduk di kursi rotan yang mungkin akan ambruk hanya dengan sekali duduk. “Pak Diman, apa kau masih akan menolak kalau

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN