"Kia." "Hm?" Byan mengelus punggung sehalus sutra yang berada di dalam dekapannya. Dua tubuh anak manusia itu kini saling berpelukan erat di atas ranjang yang telah berantakan. Bantal Kia bahkan telah menghilang entah kemana, namun itu tidak menjadi masalah karena Byan dengan senang hati memberikan lengannya sebagai pengganti. Mereka telah bercinta selama berjam-jam nonstop, dan Byan tahu kalau sesungguhnya Kia kelelahan memenuhi hasratnya. Tapi ada sesuatu yang terasa mengganjal di hatinya, dan Byan ingin mengungkapkan semuanya kepada Kia sebelum gadis seksi ini tertidur pulas. "Aku ingin kamu tahu tentang apa yang sesungguhnya terjadi. Tentang ucapan Bara yang tadi." Kia terdiam sejenak mencoba untuk mencerna. Sebenarnya ia sangat mengantuk setelah maraton bercinta, namun nada s

