Kia hanya bisa duduk diam di atas pangkuan Byan, menyandarkan punggungnya dengan pasrah di d**a keras penuh otot lelaki itu. Sekujur tubuhnya terasa sangat letih, namun hentakan keras tanpa jeda dari arah bawahnya tak pelak membuat gadis itu merintih, tengelam dalam kenikmatan yang sejak tadi tak hentinya diberikan oleh Byan. Karena ranjang mereka sudah kacau balau tak berbentuk dan seprainya basah oleh keringat serta cairan cinta, Byan pun akhirnya menggendong Kia menuju ke sofa untuk melanjutkan pergulatan panas mereka. Hari ini Byan bersikap jauh lebih beringas daripada sebelumnya, semata karena batinnya yang merasa sangat lega setelah menceritakan segala beban yang ia tanggung seumur hidup kepada Kia. Langkahnya terasa ringan, jiwanya serasa bebas. Hanya dengan Kia ia bisa utuh be

