Setelah sarapan roti bakar dan telur mata sapi buatan Luna, Gama yang sudah bersiap-siap hendak ke kantor masih duduk di meja makan untuk menunggu perut kenyangnya sedikit ringan. Seraya menyeruput kopinya, Gama memeriksa proyek barunya bersama rekan kerjanya Alea. Proyek besar yang tidak akan selesai hanya dalam hitungan bulan itu memang memakan banyak waktu dan pikiran. Gama harus benar benar memikirkan bagaimana proyeknya sukses. Gama memang tidak mau rugi sedikit pun dalam berbisnis. Dan ia tidak mau membuang kesempatan yang datang hanya sekali. Gama ingin kerja secara maksimal agar hasilnya pun maksimal. Luna yang sedari tadi merasa diacuhkan mencolek lengan Gama . “Om.” Panggilnya. “Ya?” saut Gama masih tidak mengalihkan pandangannya dari layar tabletnya. “Om Gama sibuk ba

