✉ 20 || Riga Nara Neonatha

1041 Kata
Aku dan Vienna terlebih dahulu mengambil motor di parkiran. Kami lalu keluar dari parkiran dan aku melajukan motorku keluar dari sekolah. Perjalanan ke rumah Vienna tidak membutuhkan waktu lama. Palingan sepuluh menit lagi, kami akan tiba. "Rig, aku kok agak curiga sama anak club jurnalistik ya?" Vienna lebih dulu membuka obrolan. Aku menanggapinya sembari fokus menyetir. "Kenapa lo mikir gitu?" Vienna menjelaskan, "Dari memory card kamera itu, kita bisa lihat foto-foto kegiatan di sekolah ini. Bukannya club jurnalistik juga bertugas melakukan liputan-liputan gitu?" Ah, aku baru terpikirkan soal itu. Apa yang dikatakan Vienna memang ada benarnya. Dan aku setuju soal itu. "Berarti kita harus selidiki anggota club itu?" tanyaku memastikan. Vienna mengangguk. Tapi ia kelihatan terdiam. Sepertinya justru sibuk berpikir ulang. Aku bertanya, "Kenapa Vien?" Vienna mengutarakan kebingungannya, "Masalahnya kenapa Kak Melodi juga jadi salah satu korban video itu? Kak Melodi kan ketua club itu." Wah, lagi-lagi yang dikatakan Vienna itu ada benarnya. Tapi aku mencoba mencari alasan yang tepat yang mendasari kenapa Kak Melodi yang notabenenya adalah ketua club jurnalistik juga turut menjadi korban. Aku terpikirkan sesuatu. "Mungkin nggak sih kalau pelakunya juga orang yang nggak suka sama Kak Melodi. Jadi meski Kak Melodi ini ketua club, mereka tetep jadiin Kak Melodi target. Ah, atau bahkan untuk menutupi kalau sebenarnya anggota club jurnalistik terlibat dalam video ini." Vienna ber-oh-ria. Sepertinya kali ini, ia juga setuju dengan pemikiranku. Aku sudah membelokkan motorku ke kompleks perumahan Vienna yang super menyeramkan itu. Bahkan setelah aku tahu kalau banyak preman yang tinggal di kompleks ini, aku nyaris tidak pernah berulah lagi. Aku masih sayang nyawaku dan tidak mau menyia-nyiakan hidupku. Aku menghentikan motorku di depan rumah Vienna. Cewek itu turun dari motorku dan menatapku. "Kenapa?" tanyaku heran. Alisku bahkan sudah tertaut. "Soal kita curiga sama anggota club jurnalistik, jangan kasih tau Kak Raya dulu ya," pinta Vienna. Aku mengangguk paham. Setelah kurasa Vienna tidak akan bicara apa-apa lagi, aku segera menyalakan kembali mesin motorku. "Vien, gue balik dulu," pamitku sembari mulai menarik gas. Vienna mengangguk pelan sembari membalas, "Hati-hati ya, Riga." *** Setelah mengantar Vienna, aku langsung pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, aku segera menuju ke kamar. Aku membuka pintu kamar dan segera berjalan mendekati ranjang. Aku merebahkan diri di sana. Ponselku berbunyi. Aku segera mengecek, barangkali penting. Ternyata notifikasi itu berasal dari grup club jurnalistik yang baru terbentuk. Kak Melodi rupanya yang membentuk grup itu. CAC Jurnalistik Odi_Melodi : Hallo semua, selamat bergabung di grup ini! Suri_siskya : Hallo, Kak. Ini grup anggota baru club jurnalistik ya? Tasya25 : Yup, bener banget Suri :) Jaka_Arta : CAC kepanjangannya apaan? Riaaanri : @Jaka_Arta Calon Anggota Club. Mutiara07 : Berarti kita ini belum jadi anggota ya? Riaaanri : @Mutiara07 Belum, besok bakalan ada makrab sama pelantikan. Odi_Melodi : @VEElara @NN_Riganara @Solve_Rino @Yurisama_steell Kok cuma read doang? Gabung ngobrol yukkk NN_Riganara : Hallo semua, sorry baru bisa gabung :v Tasya25 : Masih ada 3 yang belum nongol. Mungkin masih sibuk ya? Riaaanri : Sebenernya kita ada pengumuman soal penugasan nih. Tapi Kak Melodi bakalan bagiin kalau semua udah gabung di obrolan. VEElara : Hadir, Kak. Maaf baru gabung. Yurisama_steell : Maaf juga baru gabung ^^ Odi_Melodi : Tinggal @Solve_Rino Mutiara07 : Aku bantu tag ya @Solve_Rino @Solve_Rino @Solve_Rino Mutiara07 : Ih, belum muncul juga :( Mutiara07 : @Solve_Rino Mutiara07 : @Solve_Rino Odi_Melodi : Udah-udah, barangkali si Rino masih sibuk. Gapapa deh, gue lanjut kasih penugasannya aja ya. Odi_Melodi : Jadi penugasan pertama itu kalian harus membuat liputan acara sekolah. Besok minggu depan ada camp buat anak-anak baru. Kalian juga bakalan ikut, kan. Nah tugas kalian bikin artikel liputan kegiatan kalian itu. Lengkap sama foto-foto kegiatan. Nggak perlu panjang-panjang kok artikelnya. Yang penting terapin cara menulis yang baik dan benar ya. Bisa dipahami? NN_Riganara : Bisa dipahami, Kak. Mutiara07 : Okay, Kak. Jaka_Arta : Laksanakan!! Tasya25 : Kalau ada yang mau ditanyakan, bisa banget tanyain sekarang. Atau kalau belum kepikiran mau tanya apa, bisa menyusul besok. Feel free to ask yup kawan-kawan! Yurisama_Steell : Pengumpulan artikelnya kapan, Kak? @Odi_Melodi @Tasya25 @Riaaanri Riaaanri : @Yurisama_Steell Satu minggu setelah camp berakhir. Aku menutup laman yang menampilkan obrolan grup itu. Sepertinya informasi penting sudah disampaikan. Selebihnya pasti hanya obrolan belaka. Aku beralih mengirim pesan pada Vienna. Mumpung cewek itu sedang online. Karena biasanya, Vienna jarang bermain ponsel. To : Vienna Ternyata bener kalau club jurnalistik itu ngadain liputan di kegiatan sekolah. Aku segera mengirimkan pesan itu pada Vienna. Butuh waktu beberapa saat hingga Vienna membaca dan membalas pesanku. From : Vienna Iya. Iya? Sesingkat itu. Aku kembali mengetikkan balasan. To : Vienna Jadi menurut lo, siapa di antara anggota club jurnalistik yang mungkin terlibat dalam perekaman dan penyebaran video itu? From : Vienna Aku belum kenal dengan semua anggota club. Sepertinya ini nggak ada sangkutannya sama calon anggota. Jadi pasti anggota lama yang berpotensi kita curigai. Tapi sejauh ini kita kan baru kenalan sama Kak Melodi, Kak Tasya, dan Kak Rian. To : Vienna Menurut gue, club jurnalistik udah nggak banyak deh anggotanya. Atau malah tinggal tiga orang itu aja. From : Vienna Apa mungkin sebuah club hanya memiliki tiga pengurus? To : Vienna Kenapa nggak? Mungkin anggotanya udah pada bubar atau hanya akan aktif kalau mereka akan menyelenggarakan kegiatan. From : Vienna Jadi kita harus selidiki Kak Tasya sama Kak Rian? To : Vienna Ya. Kita selidiki mereka dulu. Kalau emang mereka terbukti nggak terlibat, kita cari tahu anggota lain yang nggak terlalu aktif di club jurnalistik. From : Vienna Oke. Ah, rupanya tidak ada lagi yang bisa kami bahas. Vienna menutup percakapan dengan sebuah persetujuan singkat. Baiklah, aku meletakkan ponselku ke nakas. Aku bergegas membersihkan diri agar tidurku malam ini nyaman. Setelah beres berbenah, aku kembali naik ke ranjang. Layar ponselku menyala. Sepertinya tadi kembali ada pesan yang masuk. Aku mengecek. Kali ini dari Kak Langit. Ia mengatakan kalau tadi Kak Langit dan Kak Raya menyempatkan diri mengecek ulang ke ruang penyimpanan bola. Mereka mendapatkan sobekan kain yang sepertinya tidak sengaja nyangkut di lemari penyimpanan bola. Dimungkinkan kain itu adalah milih pelaku perekaman video. Jadi aku harus mencari orang yang seragamnya sobek begitu? Wah, aku harus memperhatikan seragam Kak Rian dan Kak Tasya. Barangkali memang ada tanda-tanda seragam mereka sobek, ditambal, atau dijahit ulang. Meski nampaknya, itu kedengaran mustahil untuk menemukan bekas bagian seragam yang sobek. ***
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN