"Ceria kali wajahmu bro, macam habis dapat lotre," kata Wahyu teman kerjaku
"Harus ceria lah bro, biar awet muda," jawabku.
" alamak,, senior ni segan awak jadinya," kelakar Joni pula.
Kami tertawa bersama. Suasana kantor pagi ini masih sepi. Belum banyak yang datang, padahal udah jam 7 lewat.
"ke kantin yuk bang," ajak Wahyu.
"Duluan aja yu, Abang tadi dah makan di rumah," tolak ku.
"oke deh bang," jawab Wahyu sambil berlalu ke kantin bersama Joni.
Mulai saat ini aku harus lebih berhemat, ada istri yang harus aku nafkahi saat ini apalagi dia masih kuliah, gak mungkin karena menikah denganku kuliahnya jadi terputus. Lagi pula sekarang dia sudah semester lima. Tinggal tiga semester lagi selesai kuliahnya.
Membayangkan istriku, terbit senyum di bibirku. Terbayang pergulatan penuh keringat kami tadi malam, ah sialan mendadak celana ku terasa sempit. Rasanya pengen pulang lagi ke rumah, tapi baru aja nyampe kantor. ha ha ha. Lagi apa ya istriku sekarang, aku berencana menelpon istriku. Saat ku rogoh saku celanaku tiba-tiba hp ku berdering, cepat-cepat kulihat siapa yang menelepon, rupanya Maya pacarku.
F: Halo sayang, apa kabar? Abang baru aja mau nelpon sayang, eh sayang udah nelpon duluan," Kataku.
M: Maya sehat Abang sayang, Abang gimana kabarnya? Maya kangen,"
F: Abang juga kangen sayang, tapi belakangan ini Abang sibuk, belum ada waktu buat jumpa sama sayang,"
M: gitu ya bang, ibu sama ayah gimana kabarnya bang?"
F: Ayah sama ibu sehat, mama gimana kabarnya sayang?"
M: Mama juga sehat kok sayang, mama nanyain kapan abang ke rumah, udah lama Abang gak ke rumah,"
F: Sabar ya sayang, besok pulang kerja Abang ke rumah ya sayang,"
M: Janji ya bang, Maya tunggu,"
F: Iya sayang, udah dulu ya, muach"
M: Oke sayang, muach ilove you."
Setelah Maya selesai menelpon, ku hapus riwayat panggilan di hp ku. Agar nanti istriku tidak curiga, karena dia bilang dia tidak suka kalo aku telponan sama Maya, tapi mau gimana lagi. Aku masih berstatus pacar Maya meskipun aku sudah menikah dengan Cici.
Hari ini aku pulang cepat, karena juga semua pekerjaan ku di kantor untuk hari ini sudah selesai. Ku gas motorku dengan kecepatan sedang menuju pulang ke rumah. Sebelum sampai di rumah aku mampir dulu beli gorengan buat istriku, biar dia senang aku pulang bawa cemilan.
sesampainya di rumah kulihat istriku sedang duduk santai di depan rumah sambil memainkan hp nya. Saat mendengar suara motorku dia melihat ke arah ku dengan tersenyum. Rasanya capek kerja seharian ini hilang hanya dengan melihat senyumnya.
" Assalamualaikum"
"Alaikum salam."
" Dah pulang sayang, eh bawa apa Abang ni?"
"cuma gorengan di simpang yang,"
"makasih sayang, yuk masuk lah kita bang, Abang mau kopi?" tanya istriku.
"boleh sayang, makasih ya," jawabku sambil tersenyum.
Istriku beranjak ke dapur membuatkan kopi untuk ku. Tidak berapa lama dia kembali dengan secangkir kopi dan sepiring gorengan yang ku beli tadi. Sambil meminum kopi buatan istriku, aku berselancar di dunia maya, begitu juga dengan istriku, dia juga asik dengan gawai ditangannya.
" Besok aku kuliah Abang antar apa aku bawa motor sendiri?" tanya istriku sambil menatapku.
"Abang antar aja ya, biar nanti pulang sayang kuliah kita langsung jalan-jalan."
" okelah bang, dah lama juga gak refreshing, seminggu ni di rumah aja, suntuk Aku bang." katanya.
"Iya sayang, maaf ya sayang harus tinggal disini,"
" gak papa kok sayang, asal sama sayang aku senang aja," ucapnya sambil tersenyum.
" Sayang setelah habisin kopinya langsung mandi ya,"
" oke sayang,"
Selesai mandi, rupanya sudah masuk waktu Maghrib. Kami lalu menunaikan shalat Maghrib dengan berjamaah. Rasanya hatiku bahagia sekali karena sudah bisa menjadi imam untuk wanita yang ku cintai. Aku berdoa kepada tuhan agar rumah tanggaku aman damai dan sentosa dan kami segera diberi momongan. Karena dengan demikian aku yakin hubunganku dengan Cici akan di restui orang tua ku.
Saat sedang makan, hp istriku berbunyi.
"Ada telpon yang, coba di liat siapa yang nelpon," kataku pada istriku.
"iya yang," jawabnya sambil beranjak ambil hp nya.
C: Assalamualaikum bu,
I: Alaikum salam Ci, lagi apa kau Ci, Udah makan kau?
C: lagi makan aku ini Bu, ibu dah makan
I: Barusan siap makan, eh pacarmu si Bagas tu gimana kabarnya? dah lama kau gak cerita tentang si Bagas tu.
C: dah putus kami bu, dah lama pun, ngapa pula ibu nanya si Bagas tiba-tiba gini, kenapa rupanya?
I: Gak ada, ibu pikir masih sama kau dia, kalo masih sama kau cepatlah kalian nikah lagi, umurmu dah 20 tahun kan, jangan lama-lama nikahnya, jadi perawan tua kau nanti.
C: iya Bu, tenang aja bentar lagi ku bawa calon suamiku ke ibu.
I: oh iya nya? tapi ya Ci kalo dah ada yang dekat sama mu serius samamu bilang memang sama dia kalo mau nikah sama mu ibu mau emas 15 emas sama uang 30 juta ya.
C: kok banyak kalo Bu?
I: itu dah memang ada di adat kita Ci, yang 5 emas untuk tunangan kalian, yang 10 emas pas resepsi kalian, kita pakai adat Ci makanya harus kayak gitu.
C: oh gitu ya Bu, eh udah dulu ya Bu, aku mau ngerjakan tugas kuliahku.
Kulihat istriku langsung mematikan hp nya, ekspresi wajahnya mendadak berubah setelah berbicara dengan ibunya. Saat aku bertanya kenapa dia hanya jawab " kalo Abang mau dapat restu dari keluargaku Abang siapkan uang 30juta sama emas sebanyak 15 Emas."