Two

1364 Kata
Happy Reading... ***** "Mau dibawa kemana aku b******k? " Tanya Tania yang sudah ada dijok mobil dengan keadaan tangan terikat kebelakang. Tidak hentinya Tania berusaha melepas ikatan tali di tangannya, yang justru membuatnya perih dan panas. . "Kau juga nanti akan tahu," ucap nya dengan tersenyum iblis. "Katakan yang sebenarnya, mau dibawa kemana saya?" Tanya tania dengan meninggikan nada suaranya. Gadis itupun tidak bisa lagi membendung air matanya agar tidak tumpah, tapi itu tidak mungkin. Hingga bayangan terlintas dibenak Tania yang justru membuat gadis itu menangis meraung raung.  "Apa kau ingin menjual ku ke Preman?" "Hahaha.. Preman siapa yang mau membeli gadis seperti dirimu? Sudah kurus dan cerewet." Michael pun tertawa ngakak sambil kedua matanya fokus ke jalanan. Tania hanya mendengus sebal dan memonyong-monyongkan bibirnya. Lagi-lagi pria itu melihat Tania dari spion depan dan menertawainya kembali. "You are so f*****g freak." Tania tidak hentinya mengumpat pada pria itu. *** Mobil yang mereka tumpangi akhirnya sampai di pelataran depan gedung yang menjulang tinggi dengan gagahnya. Tania yang melihat gedung di depannya yang menjulang tinggi, dengan mulut yang menganga dan mata yang tidak berkedip. "Cepat masuk," ucap Michael lalu menarik tangan tania dengan kuat membuat tania meringis. Sesampainya di dalam mension Michael, tania membelalakkan matanya karena kagum melihat mension dengan interior yang bernuansa Eropa. Tania melihat kesamping dan tidak menemukan sosok pria yang tadi membawanya kesini. "Selamat datang di mension tuan kami nona," ucap salah satu pelayan yang ada di mension ini. "perkenalkan nama saya ratih, nona." Lanjut wanita itu. "Ya.." Hanya itu yang Tania jawab. "Bisakah kau melepas ikatan di tangan ku?" Tanya Tania pada pelayan yang bernama Ratih. "Bisa sekali nona." Ratih pun berjalan kearah Tania dan mulai membuka ikatannya. "Terima kasih," ucap Tania ketika Ratih berhasil membukanya. Setelah itu, Tania yang hendak berjalan menuju pintu keluar tiba-tiba Ratih mencegahnya. "Nona mau kemana?" Tanya Ratih antusias "Ya kemana lagi kalau bukan pergi dari sini." Jawab Tania "Anda akan tetap disini nona." Ratih terus mencegah Tania agar tidak keluar dari pintu utama. "aku tidak-" Belum sempat tania menjawab, sudah ada suara berat yang memotong ucapannya. "Dasar gadis pembangkang. Bawa dia ke kamarnya Ratih. Dan berikan dia pakaian pelayan karena dia pelayan baru di mension ini." Ratih dan tania menatap Michael dengan tatapan tidak percaya dengan ucapannya barusan. "Apa yang kau lakukan? Aku tidak mau menjadi pelayan mu." Tania berjalan mendekati Michael dengan tatapan mengintimidasi. "Terserah, tapi aku mau kau jadi pelayanku." Jawab Michael seenaknya. Tania tidak tinggal diam begitu saja, ia pun langsung menerjang tubuh depan Michael lantas memukulnya dengan membabi buta. "Aku tidak mau hiks..tolong lepaskan aku. Aku mau pulang ibuku sedang sakit." Tania terus memohon pada Michael, tapi lagi-lagi Michael hanya mengangkat bahunya dan pergi begitu saja. "Mari tania akan ku tunjukkan kamar mu," ucap ratih yang langsung diikuti oleh tania di belakangnya. Ratih yang melihat keadaan Tania ikut iba, tapi percuma saja ia pun tidak bisa membantu Tania. *** Sesampainya di kamar, Tania langsung memakai baju yang tadi diberikan Ratih padanya. Tok tok tok "Masuk lah," ucap Tania dengan nada pelan. Setelah mempersilahkan Ratih masuk, Ratih pun ikut duduk di ranjang samping Tania. "Tolong jangan dimasukkan kedalam hati ucapan tuan Michael, Tania," ucap Ratih yang dapat melihat raut wajah sedih Tania. "Apakah sikapnya seperti itu kepada semua pelayan di sini?" Tanya nya dan langsung diangguki oleh Ratih. . Dan Tania ikut menganggukkan kepala dan tersenyum kecut. *** Pagi ini Tania mulai melakukan pekerjaannya seperti pelayan lainnya. Mulai dari menyiapkan pakaian kerja Michael dan mengantarkan sarapan kedalam kamar Michael. Ya tugas Tania yang menjadi pelayan pribadi Michael, jadi semua perlengkapan Michael dari mulai baju dan yang lainnya Tania lah yang menyiapkan. Setelah itu, Tania dapat melihat Michael yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit di tubuhnya. Yang Tania lihat adalah perut kotak milik Michael, tapi buru-buru Tania mengalihkan pandangannya dari perut Michael. Tania yang melihat seringaian diwajah Michael bergidik ngeri pada saat pria itu sudah berdiri di sampingnya. "Pakai kan baju untukku," ucap Michael sambil melihat wajah Tania yang menunduk. "Pakailah sendiri, kau tidak usah manja." Jawaban ketus Tania yang justru membuat Michael marah. Michael pun mendorong tubuh Tania hingga terhempas diatas ranjang empuk milik Michael. Tidak hanya itu, Michael pun merangkak diatas tubuh Tania yang membuat gadis itu meronta-ronta. "Apa yang mau kau lakukan denganku?" Geram Tania mencoba menghempaskan tangan Michael yang menekan pergelangan tangannya disamping kepala tapi itu hanya sia-sia karna tidak cukup tenaga untuk melawan Michael. "Kau akan tau akibatnya kalau tidak patuh dengan ku." Michael pun kembali berdiri dan menarik pergelangan Tania hingga gadis itu ikut berdiri tepat didepan Michael. "Lakukan apa yang aku perintah." Tania pun hanya bisa mengangguk takut, saat mengingat kejadian barusan. Ia pun langsung menuruti perintah dari Michael. Tania pun berbalik badan untuk mengambil baju Michael yang sudah disiapkan dari tadi. Tania pun sedikit membungkuk untuk mengambil bajunya. Hingga tanpa gadis itu sadari b****g Tania mengenai milik Michael yang membuatnya langsung mengacung. "Ekhem.." Michael hanya bisa berdehem dan mengusap-usap rambutnya yang basah. Bukannya Michael berpindah disamping Tania, eh malah Michael tambah menekan b****g Tania kedepan dengan diikuti tubuh Michael yang ikut membungkuk. "Lama sekali kau ini." Michael pun merebut baju yang ada ditangan Tania. "Kau yang membuatnya kusut," ucap Tania yang membuat Michael memutar bola matanya malas. *** Setelah kepergian Michael ke kantor Tania pun membersihkan kamar Michael. tiba-tiba ada seseorang yang masuk kedalam bilik Michael. Tania hanya menanggapinya santai karena menurutnya itu Michael yang masuk kamarnya karna ada sesuatu yang tertinggal diatas nakasnya. Tania tersentak kaget karena ada pria yang bersiul di belakang tania. Tania langsung menoleh mencari sumber suaranya tadi. "Wow, baru kali ini jalang Michael tampak rajin." Awalnya Tania tidak memperdulikan ucapan pria itu, tapi semua itu berbanding terbalik. "Jaga bicara anda, saya bukan jalang," ucap Tania yang membuat Jeremy tersenyum remeh. Yah pria itu bernama Jeremy. Jeremy adalah sepupu nya Michael yang sering sekali berkunjung di rumah Michael, untuk membahas tentang pekerjaan maupun jalang-jalang yang ada di club malam yang setiap malamnya mereka kunjungi hanya untuk memuaskan nafsu bejatnya. Tania merasa takut karena ia sebelumnya belum pernah melihat orang ini. Tania yang hendak pergi dari kamar Michael, tiba-tiba laki-laki itu mencekal tangan Tania. Reflek Tania pun menghempas tangan Jeremy dan berjalan mundur. "Wah wah wah... Kau galak sekali, siapa nama mu baby?" Tanya jeremy dengan senyum seringainya dan berjalan menuju Tania. "Jangan mendekat atau aku akan menelpon Michael untuk menghabisimu." Ancam Tania sambil terus melangkah mundur. "Ayolah sayang kau tidak perlu takut, si b******k Michael sudah pergi. Kita bisa bersenang-senang disini dan kau akan mengerang nikmat saat aku memasuki mu," ucap Jeremy yang terus mendekat pada Tania. Tania terus mundur dan sialnya punggungnya membentur dinding di belakangnya. Disana Tania bisa ia gunakan untuk berlari, tapi lagi-lagi pria itu menangkap dan memeluknya dari belakang. Tania terus memberontak tidak jelas. Jeremy tiba-tiba menarik tangan Tania dan menghempaskan nya di atas ranjang king size milik Michael. Tanpa menunggu lama lama Jeremy mencium bibir Tania dan menindihnya. Tania yang ada di bawah jeremy terus memberontak memukuli, mencakar dan menendang. "Lepaskan aku, aku mohon jangan lakukan itu pada ku," ucap Tania yang sudah mengeluarkan cairan hangat dari sudut matanya. Ciuman pertama Tania! Jeremy b******k. Tangan jeremy bergerak mencekal tangan Tania dan diletakkan di atas kepala Tania , dan Jeremy mulai mencium bibir Tania lagi. Bugh Bogeman mentah mendarat di rahang Jeremy yang di lakukan oleh Michael. "Berani sekali kau menyentuh pelayanku," ucap Michael yang justru membuat Jeremy tertawa mengejek. Tania yang melihat nya pun hanya diam sambil terisak. "Ayolah sepupuku, aku hanya ingin bermain dengan pelayan mu saja," ucap Jeremy yang menunjuk Tania. "Jangan lagi kau mengganggu pelayanku lagi." Ancam Michael pada Jeremy "Jangan bilang kau suka dengan pelayan sialan ini Mich," ucap Jeremy mengejek Michael.  "Huh apa kau sudah tidak dengan pacarmu lagi? Hingga kau memilih Jalang kecil ini?" Lanjut Jeremy. Bugh Michael meninju wajah Jeremy, hingga pria itu berlari keluar dari kamar Michael. "Dasar sialan." Michael lagi-lagi menghempas tangan Tania kedepan dengan keadaan yang masih menangis. "Beruntung aku kembali, kalau tidak. Pria itu sudah menyetubuhimu," ucap nya lagi dengan raut wajah super datar. Tania menganggukan kepalanya dan pergi dari kamar Michael menuju kamarnya dengan mata yang sembab. Michael hanya melihat punggung Tania yang menjauh dari balik pintu. -----------------
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN