Three

943 Kata
Happy Reading... ***** Hiks... Hiks. Isakan Tania yang memenuhi seisi ruanganya. "Ya Tuhan. Tolong diriku," ucap Tania sambil menangis. "Tania apa yang terjadi?" Tanya Ratih yang baru saja masuk ke kamar Tania. Ia pun ikut gugup dan langsung menghampiri Tania. hiks...hiks Isakan Tania malah semakin menjadi. "Cerita lah dengan ku Tania, apa yang sebenarnya terjadi dengan mu?" Tanya Ratih pada Tania sambil mengusap pipi Tania "Tolonglah aku Ratih, keluar aku dari tempat ini Ratih. Aku mohon," ucap Tania sangat pelan. "Tapi bagaimana caranya Tania?" Tanya Ratih lagi. "Aku ingin pulang Ratih, aku ingin melihat ibu dan adikku. Aku ingin melihat keadaan mereka," ucap Tania. "Kasihan sekali kau Tania," ucap Ratih sambil mengelus pundak Tania . "Kau jangan khawatir Tania, aku akan membantumu keluar dari mension ini." Lanjut Ratih lagi. Tiba-tiba ada suara berat yang membuat mereka semua tersentak. "Jangan kau coba-coba merencanakan untuk kabur dari sini Tania dan kau Ratih beraninya kau menghianatiku," ucap Michael dari balik pintu dan melipat tangan didepan d**a bidangnya "Maafkan saya tuan Michael, saya hanya-" ucapanya terputus oleh Michael. "Cepat kau pergi dari sini Ratih, sebelum aku berubah pikiran untuk membunuhmu." "ba-baik tuan," ucap Ratih lalu meninggalkan Tania dan Michael. Tania memalingkan wajahnya saat dia melihat Michael berjalan kearahnya. Tangan Michael terulur untuk mendongakkan wajah Tania. Dan langsung ditepis oleh Tania. "Kau tidak akan bisa kabur lagi Tania, karena kau sekarang adalah pelayan milikku," ucap Michael dengan senyum devilnya. "Cihhh... Aku tidak sudi dimiliki orang seperti mu, tuan," ucap Tania. "Nyatanya aku bisa, aku membeli mu pada Selena, bos sialan mu itu. Bos macam apa yang menjual anak buahnya." Michael pun sengaja membuat Tania seolah - olah tidak memiliki derajat dimatanya. "Jadi turuti semua perkataan ku." Lanjutnya. "Tidak sudi aku menuruti b******n seperti mu," ucap Tania membentak. Plakk Sebuah tamparan mendarat di pipi mulus Tania. Membuatnya meringis kesakitan. "berani kau melawan ku Tania," ucap Michael lalu menyeret Tania menuju lantai atas. "Sakit b******k, lepaskan tanganku," ucap Tania memberontak. "Inilah akibat nya, orang yang berani melawan ku," ucap Michael yang terus menggenggam lengan Tania kuat. . hiks.. hikss Tangis Tania tidak bisa di tahan lagi, karena dapat merasakan sakit di lengannya. Sesampainya mereka di depan pintu kamar yang terhubung dengan kamar Michael, Michael langsung membukanya dan menyeret Tania masuk lalu menghempaskan ke atas ranjang. "Sekarang kau tidak bisa lagi untuk coba-coba kabur dariku, sayang,"ucap Michael lalu pergi dan mengunci pintu nya dari luar. "kurang ajar, keluar kan aku dari sini b******k," ucap Tania berlari menuju pintu dan menggedor gedornya. hiks. hiks Ratih dan pelayan lainnya yang mendengar isakan tania, merasa kasihan. "Kasihan sekali kau Tania, tuan Michael memang kejam," ucap salah satu pelayan. "Sutt...jaga bicaramu, bagaimana kalau tuan Michael tau? Bisa mati kita semua," ucap pelayan lainnya. "Bubar semua nyonya-nyonya, jangan urusi urusan orang lain. Urusi saja urusannya masing-masing," ucap ketua pelayannya. Dan mereka akhirnya bubar dan melakukan pekerjaan nya masing masing. *** "Kau bodoh sekali Tania, kau bodoh sekali kau saja tidak becus menjaga ibu mu dan adik mu. Kau memang bodoh Tania," ucap tania sendiri sambil meringkuk di atas ranjang nya. Tania sekilas mendengar pintu kamarnya di buka oleh seseorang. Tania langsung pandangan nya menuju kearah pintu kamarnya. Dan ternyata adalah Ratih, untung saja bukan b******k itu. "Tania, berhenti bersedih seperti itu Tania," ucap ratih sambil membawa nampan yang berisikan makanan dan segelas s**u untuk nya. "Aku tidak bisa Ratih, aku tidak bisa terus menerus tinggal di neraka ini," ucap tania sambil menjambak jambak rambutnya sendiri. "Tania hentikan, jangan kau sakiti diri mu sendiri Tania, " ucap ratih dengan nada tinggi. "Aku memang sudah sakit Ratih, itu semua karna b******n itu, " ucap tania tidak kalah membentak. Ratih langsung diam seketika, memang benar Tania sakit karna tuan nya. Setelah beberapa menit mereka dilanda keheningan, akhirnya salah satu diantara mereka membuka suara nya. "Sudahlah Tania makan dulu, dari semalam kau belum makan Tania." Ratih pun meyodorkan nampan yang berisi makanan untuk Tania. "Aku tidak mau Ratih, aku sudah tidak lapar, " ucap Tania yang memalingkan wajahnya. "Ayolah Tania, kau tidak ingin melihat kita semua dihajar oleh tuan Michael karna kau tidak mau makan, " ucap ratih. "Suruh siapa b******n itu—" ucap tania terpotong oleh Ratih. "Sudahlah Tania makan dulu, aku tidak mau berdebat dengan mu lagi, " ucap Ratih. "Ayolah Tania aku mohon," ucap ratih lagi sambil menunjukkan pupil eyers nya. Membuat Tania yang melihatnya tidak tega untuk menolak. *** Dering ponsel Michael tiba-tiba berbunyi yang bertanda ada yang menelponnya. "Halo, ada apa?" Tanya Michael ditelpon. "..." "Baiklah setengah jam lagi aku sampai." "..." Tut  Tut  tut Ponsel di matikan oleh Michael. Michael keluar dari kamarnya seperti biasanya menggunakan pakaian formal kerjanya. Benar saja di ruang makan sudah berjajar para pelayan yang menyiapkan makanan untuk Michael. "Pagi tuan," Sapa para pelayan. "Hmm... " Jawab Michael santai. Michael langsung duduk di meja makannya. "Dimana Ratih?" Tanya Michael pada pelayanan nya "Ratih sedang di dapur, tuan." Jawab salah satu pelayanan nya. "Baiklah." Tidak lama dari itu seseorang yang di carinya muncul dari dapur dan menghampiri nya. "Ada yang bisa saya bantu tuan?" Tanya ratih pada tuanya. "Bagaimana dengan Tania? Apa kau sudah memberinya sarapan?" Tanya Michael. "Sudah tuan." Jawab ratih. "Baiklah," ucap Michael singkat dan langsung berdiri dari duduk nya dan pergi menuju pintu keluar mension. *** Setelah di dalam mobil, tampaknya Michael menelpon seseorang. "Cepat kau cari keberadaan keluarganya," ucap Michael di telepon. "..." "Terserah" Tut  Tut Tut  Ponsel dimatikan. *** Sesampainya di depan kantor Michael turun dari mobilnya dan masuk ke dalam.Setelah Michael di depan pintu ruangan kerjanya. "Maaf tuan, satu jam lagi mitting dengan klient akan di mulai, " ucap sekretarisnya. "Baiklah, persiapan kan dulu berkas-berkasnya, " ucap Michael dan masuk di ruangannya. ----------------
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN