Four

853 Kata
Di sela waktu miting dengan klient nya, Michael malah tidak fokus dengan apa yang sedang di bicarakan oleh sekretaris nya didepan. Michael malah sibuk dengan pikiran nya sendiri, yaitu selalu memikirkan gadis yang selama ini masih membuat Michael penasaran. Siapa lagi kalau bukan Tania. Para klient yang melihat Michael, berbisik - bisik tidak jelas saat melihat kelakuan Michael. "ya sekian yang saya sampaikan, terima kasih, " ucap sekretaris nya Michael saat selesai presentasi di depan. Begitu juga dengan Michael yang langsung terbangun dari pikirannya. Setelah satu setengah jam miting dengan klient nya, Michael langsung bergegas ke parkiran kantornya untuk menuju ke mension nya. *** "Kenapa perutku jadi sangat lapar sekali ya," ucap Tania sendiri. Lalu Tania beranjak dari tempat tidur nya untuk menuju ke dapur. Saat Tania berjalan ke dapur, Tania sempat heran. Mension Michael yang biasanya ramai dengan para maid yang bolak balik, kesana kesini saat melakukan pekerjaan nya. Tetapi sekarang malah sebalik nya tidak ada siapa siapa, begitu juga dengan ratih. Dia terakhir melihat Ratih hanya tadi pagi. "Kemana mereka semua? Tumben sekali tidak ramai seperti biasanya, " Tania celingak celinguk tetapi tetap saja tidak menemukan orang di sini. "Ya sudahlah bukan urusan ku juga, " ucap Tania langsung bergegas menuju dapur. Saat Tania membuka lemari es, Tania tampak tidak menemukan apa yang Tania cari. Yang ada di lemari es hanya ada minumnya pria itu, apa lagi kalau bukan minuman alkohol. "Kemana semua nya makanan yang ada di sini," ucap Tania sambil berkacak pinggang. "Ya sudah lah, lebih baik aku masak sendiri saja. Dari pada aku mati kelaparan di sini sekarang juga, " **-** Setelah beberapa menit Michael ada diperjalanan menuju mension, akhirnya Michael sampai juga di pekarangan mension untuk memarkirkan mobilnya. Saat Michael masuk ke mension, Michael tampak nya tidak melihat para maid maid nya yang sibuk berkeliaran. Tapi yang membuat Michael penasaran ialah, saat ada suara alat masak yang bergesekan sehingga menciptakan dentingan - dentingan kecil membuat Michael melangkah kan kaki nya menuju dapur. Saat Michael sampai di dapur Michael tampak terperangah melihat gadis yang selama ini dia sakiti, yaitu Tania. Michael melihatnya sambil melipat tangannya di depan d**a dan bersandar di tembok. 'Cantik sekali gadis ini saat memasak ' Gumam Michael dalam hati, melihat kecantikan Tania dari kaki sampai ujung rambut nya. "Huft, akhirnya masakan ku selesai juga. Jadi tidak sabar ingin melahapnya sekarang juga, ". Saat Tania berbalik Tania langsung kaget bukan main dan merasa takut saat keberadaan Michael di dapur. Tania masih mengingat kejadian semalam saat Michael menampar nya. Tapi Tania mencoba agar tetap tenang, walaupun dalam hatinya ingin menjerit minta tolong. "Se..sedang apa kau di sini? " Tanya Tania pada Michael. "Terserah saya lah, dapur - dapur saya." Jawab Michael enteng dan langsung melangkah menuju meja makan. Membuat Tania yang mendengarkan perkataan Michael langsung mengerucut kan bibirnya. *** Dan sekarang Michael sudah duduk di meja makan sambil melihat makanan yang di tangan Tania. "Saya lapar sekali, sini makanan itu." Perintah Michael pada Tania. Ya pantas saja Michael kelaparan, setelah selesai miting Michael tidak langsung makan siang dulu di kantor nya. "Enak saja, aku tidak mau," ucap Tania sambil menahan rasa gugup nya. "Kalau kau tidak memberikan nya, buat kan aku masakan lagi," ucap Michael lagi sambil menyilang kan kedua tangannya di depan d**a. Tania tampak sedang berpikir, dari pada dia capek - capek membuat makanan untuk Michael mending di bagi dua saja. Mau sampai kapan dia akan berdebat dengan Michael, pasti dua - duanya sama - sama tidak mau mengalah. Apa lagi Tania memasak nya lumayan banyak cukup lah dua orang. "Bagaimana kalau kita bagi dua saja? Aku juga lapar Michael, " ucap Tania. Michael tampak memincing kan alis nya sebelah, tampaknya sedang berfikir. "Baiklah, " ucap Michael sambil menghela nafas berat. Keadaan di meja makan tiba - tiba terasa hening. Hanya ada suara sendok dan piring yang saling beradu. Sampai beberapa detik kemudian, tidak ada satu kata pun yang terucap di bibir Tania maupun Michael. Kadang Michael sempat - sempat nya melirik untuk melihat Tania sebentar. Walaupun Tania tidak menyadari nya. Yang membuat Michael senang saat melihat Tania makan dengan lahap nya. "Kau sudah besar Tania, tapi makan pun kau masih seperti anak kecil saja." Ejek Michael pada Tania. Seketika rona di kedua pipi Tania muncul, karen menahan malu. *** Setelah kejadian di meja makan tadi, baik Tania maupun Michael langsung menuju kamar nya masing - masing. Karena Tania merasa bosan di dalam kamar terus seharian ini, Tania ingin jalan - jalan melihat sekeliling mension Michael. Dan sekarang Tania berada di halaman belakang mension Michael. Tania merasa senang, ternyata di belakang mension Michael terdapat macam - macam jenis bunga. Dan tiba - tiba kesenangan Tania musnah begitu saja. Saat dirinya mengingat ibu dan adik nya sekarang berada dimana. Sekelebat ide terlintas di pikiran nya, Tania ingin kabur dari sini lagi walaupun resiko nya besar sekali. Tania teringat juga dulu saat diri nya ingin kabur dan di ketahui oleh Michael, yang alhasil membuat kemarahan Michael memucak seketika. Membuat nyali Tania menjadi ciut. Tapi apa boleh buat, hanya ini satu - satunya cara agar bertemu dengan ibu dan adiknya. Kabur dari mension Michael sekarang juga. ----------------------
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN