Lisna menatap orang yang ada di depannya. Dari ujung kepala hingga kaki, tak luput dari pandangan mata. Seketika raut wajahnya berubah sendu. "Mama," gumamnya dengan mata mulai berkabut. Mendekati wanita yang sedang duduk di kursi roda, ditemani oleh Bi Sumi. Tak jauh berbeda, Nuri pun tampak berkaca-kaca saat melihat mantan menantu. Lisna membungkuk lalu memeluk wanita yang sudah ia anggap seperti ibu sendiri tersebut. "Maafkan mama, Nak. Maaf karena mama tidak ada di samping kamu sampai semua ini terjadi," ucap Nuri dengan lirih sambil mengusap punggung wanita muda yang ia peluk. Lisna mengurai pelukan, berdiri dengan kedua lutut di depan mantan ibu mertua. Dikecupnya punggung dan telapak tangan wanita paruh baya itu. "Mama gak perlu minta maaf. Semua yang terjadi sudah takdir." Nu

