Part 1: Pembunuh bayangan, Phantom

2805 Kata
Sesekali debu atap jatuh ke kotak makan para penjaga tambang uranium di barat laut kota Rozhorg ketika moncong mobil bor berputar menggali tanah. Afdol meniup debu itu dari selada kering berwarna putih kehijauan. Rekannya Panji tak peduli dengan debu, dia lahap memakan makan malamnya karena jadwal istirahat penjaga hanya sebentar. Tango, salah satu temannya bertanya pada Afdol mengapa dia membersihkan makanannya. “Maksudku, kita ini kan cyborg. Kuman pasti mati di dalam tubuh kita.” Afdol merengut, acara komedi yang ditontonnya tidak lagi lucu. “Tidak usah mengejek kebiasaanku.” Ketika mereka membahas tentang tubuh mereka, Harold adalah orang yang masih belum bisa menerima, “Aku lebih baik mati kena penyakit daripada harus ngecas Ionicube tiap bulan.” Harold tak mau selamanya jadi properti Chimera Tech. Jumbo sebagai penengah rekan-rekannya menasihati. menjadi cyborg bukan berarti tidak lagi menjadi manusia. “Di Batul kita melihat banyak sekali manusia yang bertingkah seperti binatang.” Jumbo ingatkan mereka agar kejadian mengerikan di kota Batul menjadi motivasi untuk berbuat lebih baik. Mereka terpaksa menjadi penjaga untuk membayar biaya operasi tanam paru-paru sintetis saat kelimanya hampir mati diserang monster laut.             Ketua pasukan privat divisi Kraken dari Chimera Tech datang mengunjungi. Jumbo menyapa, “Kapten Tenacity Raigor! Kau akhirnya kembali menjadi kapten setelah sekian lama mangkir dari atas perahu.” Tenacity memperbaiki topi pelautnya dengan bangga sambil meminta laporan penjagaan. Jumbo lalu bertanya bagaimana nasib anak kapal Tenacity yang menjadi korban kekejaman monster laut. “Yo, sebagian besar dari mereka menjadi seperti kita. Anak kapalku adalah yang terbaik, mereka pasti bisa diandalkan, eh?” Tenacity akan selalu bangga menjadi kapten dari mereka semua. Namun tidak begitu ketika Jumbo bertanya tentang apa yang dilakukan Tenacity saat ini. “Apakah pekerjaan ini sesuai denganmu?” Tenacity tersenyum kecil tetapi otot-otot di kulit coklatnya mengeras. Ada rasa penyesalan yang belum bisa dibuang olehnya. Kemudian acara komedi yang diputar keras di TV berubah menjadi berita sekilas info. Tenacity melihat seorang mengenakan topeng hitam dan sarung tangan tempur hitam bercakar tajam sedang dicari oleh polisi. “Pembunuh bayangan, Phantom, heh?” Tenacity makin geram mendengar namanya. Jumbo menepuk pundak Tenacity. “Ryou masih anggota tim teater, santailah.” Hal itu malah semakin Tenacity marah. Dirinya tak rela jika ketua tim teater sekaligus teman dekatnya, Sastry Adrysachmy, dekat dengan penjahat yang pura-pura dikejar oleh pemerintah. “Anak itu kebal hukum hanya karena dia anak mantan presiden!” Jumbo terus menenangkan Tenacity karena dia percaya dengan Ryou. “Sastry percaya padanya, biarkan dia.” Tenacity masih memandang Ryou negatif. Tidak hanya suka membunuh, dia juga dilindungi orang karena status sosialnya. Meski Ryou bekerja di bawah perintah Kementerian Ketertiban Umum sebagai mata-mata, Tenacity merasa Ryou terlalu dispesialkan. “Sudah berapa kali dia bebas dari penjara dengan alasan tidak masuk akal?” Tenacity terus mengerang karena berita tak kunjung usai membicarakan Ryou. Menurutnya penangkapan Ryou hanya gimmick agar masyarakat tidak hilang kepercayaan pada pemerintah.   Waktu melayang begitu cepat. Tragedi perang sipil tahun lalu sudah mulai dilupakan. Masyarakat mulai berani menunjukkan warnanya, berani mengungkapkan opininya, dan tidak merasa gentar dengan masyarakat kelas bawah karena sihir sudah ditumpas. Semua kini berpacu pada materi, siapa yang kaya dialah yang menang. Tidak akan ada lagi masyarakat kelas bawah memimpin suatu kaum hanya karena dia pandai membaca mantra. Oleh sebab itu Ryou dan Peter diberikan arahan agar keduanya tidak saling berhadapan di depan umum takut opini masyarakat kembali liar. Kini dua orang yang diharapkan menjadi ksatria pembasmi The Apocalypse berdasarkan buku Vanguard Label Society saling berhadapan di tengah tanah lapang di bawah kaki pegunungan Hulao. Peter Miracle atau Masked Hero Simphony, atau pahlawan dari Hefei, atau pejuang cahaya sedang memantapkan diri untuk berlatih tanding dengan Ryou. Peter telah memastikan tidak ada warga yang melihat mereka berdua bertarung. Ryou juga masih bersiap, dia memejamkan matanya sebelum pertarungan dimulai untuk masuk ke dalam ruang hati. “Ryou, kuserahkan pertarungan ini padamu,” kata Ryou menukar kesadarannya dengan Roh Ryou asli yang kini dilabeli dengan julukan Dark Ryou. “Baiklah, teman,” jawab Dark Ryou. Ryou menarik roh Dark Ryou sebelum dia bertukar tempat, “Aneh sekali kau memanggilku teman.” Ryou tersenyum sambil menggaruk kepalanya dan membuang muka ketika dia berbicara. “Kalau begitu siapa namamu?” Ryou langsung melepaskan roh Dark Ryou. Dia tidak bisa menjawab pertanyaan itu. “Aku tahu dia memang seorang yang keras, tapi sampai kapan dia tidak mau menerima diriku sebagai bagian dari dirinya? Aku ini Ryou Rouza. Aku bagian dari tubuh dan memori ini.” Roh Ryou kini duduk di dalam sebuah kotak misteri yang berada jauh di dimensi roh, Prana. Dia digantikan oleh roh Dark Ryou, yang jauh lebih cekatan, kuat, menguasai sihir tingkat tinggi, dan kejam. Dark Ryou siap bertarung. “Walaupun ini latihan, jangan menahan diri untuk memukulku sekuat mungkin.” Peter mengenakan topeng putihnya. Energi cahaya menjalar ke seluruh tubuh. Sayap berlian muncul di punggungnya. “Ya. Selain itu aku kalah tiga kali melawan dirimu.” Dark Ryou menghitung jumlah kekalahannya melawan Peter ketika mereka saling berselisih di masa perang sipil. “Itu seharusnya 2 – 1. Aku tahu pertarungan pertama kita delapan tahun lalu, kau mengalah.” Peter kini tahu Ryou memiliki topeng api sejak kecil. Dia hanya beruntung karena mantan Menteri Ketertiban Umum memberinya topeng putih untuk mengalahkan Ryou. Dark Ryou sudah memasang topeng hitamnya. Lalu dia menggabungkan topeng hitam dengan topeng merah. Memberinya kekuatan api kegelapan dari neraka. Peter mengimbanginya dengan menggabungkan topeng cahaya dengan topeng angin yang dia dapat setelah mengalahkan pemimpin pemberontakan perang sipil. “Lets go,” ucap Dark Ryou. Pertarungan dimulai ketika Dark Ryou berlari ke dalam hutan untuk bersembunyi di balik bayangan. Angin seketika kencang mendorong Ryou. Dia melayang terbawa pusaran angin. Peter langsung membidik Ryou dengan meriam cahaya miliknya. Sebuah senjata mistis seperti tongkat yang digenggam Peter mantap di kiri meluncurkan energi cahaya. Dark Ryou membalasnya dengan tinju bola api namun energi cahaya menembus dan mengenai Dark Ryou. Dia jatuh dari langit namun mendarat dengan sempurna dengan kedua kaki dan satu tangan. Dark Ryou berlari lagi mencari perlindungan. Karena tanpa bayangan kekuatan kegelapan tak kan berarti. Peter tidak membiarkannya, dia tembakkan lagi energi cahaya ke arah Ryou sebelum dia sampai ke dalam hutan. Dark Ryou berhasil membelah energi cahaya dengan cakar hitam di jarinya sehingga mengenai pepohonan hingga runtuh. Binatang berlarian, burung-burung beterbangan. Peter menahan tembakannya agar dia tidak melukai binatang. Dark Ryou memanfaatkan sisi lembut Peter dan langsung mengambil kesempatan untuk bersembunyi di balik bayangan. Ketika berada di dalam bayangan, Dark Ryou bisa muncul kapan saja dari bayangan mana pun. Membuatnya menjadi pembunuh tergesit dan paling rapi. Sedangkan Peter yang mengandalkan kekuatan besar tidaklah segesit Dark Ryou. Dengan cepat Dark Ryou menikam leher Peter dari belakang dengan pedang hitam bergerigi. Leher Peter sangat keras, Dark Ryou gagal menumbangkan Peter dengan cepat. Seketika Peter terbang menjauh mencari jarak aman. “Aku pasti mati jika kau serius menikam leherku.” “Kau pun masih menahan diri. Mana kekuatan Tuhan yang sebelumnya kau gunakan untuk mengalahkanku?” Peter turun dari langit lalu melepas topengnya. “Sebenarnya...” dia menceritakan perasaannya ketika pertama kali mendapat kekuatan langsung dari Tuhan. Jujur Peter mengatakan tak memiliki kekuatan itu, dia bahan tak tahu kenapa Tuhan bisa memberikannya kekuatan ketika Ryou hampir saja membunuhnya. “Seperti semua spirit topeng yang ada di sana memberiku kekuatan untuk memanggil Luoja.” Dark Ryou melepas topengnya, tampak ekspresi tak percaya. Peter merasa bahwa dirinya saat itu tidak memiliki kendali penuh. “Dia memanduku, gerakan yang kulakukan bukan asli dari kepalaku. Aku hanya mengikutinya saja.” “Kau mendapat kekuatan di saat kalah? Heh! original,” sinis Dark Ryou menanggapi. “Aku tahu kau pasti tak percaya, tapi itulah kenyataannya. Terkadang aku hanya beruntung. Amat sangat beruntung.” Dark Ryou iri pada Peter. Dia telah melewati banyak sekali kekalahan. Dark Ryou tak bisa menyelamatkan keluarganya, tidak juga mengalahkan The Apocalypse. Dan untuk menjadi yang terkuat, Dark Ryou harus bisa membalaskan dendam keluarganya pada si pembunuh yang saat ini masih dia cari. “Jika Tuhan membantu di saat kau sulit. Iblis pasti akan datang di saat aku berjaya.” “Jika hari itu datang, aku akan menjadi yang pertama untuk mengalahkanmu!” Peter akan terus mengawasi. Dia tak kan membiarkan Ryou menjadi ksatria kegelapan seperti yang tertulis di buku Vanguard Label Society. “Tunggu!” Dark Ryou seketika teringat akan sesuatu. Dia meminta Peter untuk datang jika Dark Ryou sudah mempersiapkan segalanya untuk memanggil raja dari segala raja iblis, Sargeras.   Sudah setahun setelah kekalahan kelompok separatis Undernity-Movement melawan pasukan aliansi Kementerian Ketertiban Umum, Vanguard Label Society, dan Chimera Tech. Hanya tangan kanan pemimpin kelompok itu yang tersisa. Karin Raviel. Gadis psikopat itu sudah dua bulan terakhir rutin mengunjungi makam seorang yang paling dia kasihi, sang pemimpin, Teuron Rushmoore. Namun baru-baru ini gadis itu ditemani Ryou untuk berkunjung ke makamnya tiap sore. Karin tak mengerti kenapa Ryou kembali setelah mencampakkannya. Kenapa harus dia lakukan di saat dirinya sedang termenung mengenang seorang yang ada di hatinya. Setiap hari Karin memberi Teuron sekuntum mawar merah. Dia ingin sekali mengungkapkan perasaannya pada Teuron. Dia ingin suaranya terdengar sampai ke dimensi Prana. Dark Ryou sebelumnya telah sepakat dengan Ryou untuk saling bekerja sama. Dark Ryou akan meminjamkan kekuatannya dengan imbalan Ryou mau mengurus sisi kemanusiaannya yang telah lama membusuk. Oleh sebab itu Ryou selalu datang menemani Karin. Selain itu, Karin sangat diperlukan untuk menemukan cara agar tubuh Ryou bisa masuk ke dimensi Prana dalam waktu yang lama. Karena di sana The Apocalypse bersembunyi. Dark Ryou harus menemukan mereka dan mengalahkannya untuk membalas dendam dan menjadi yang terkuat di antara iblis. Ryou menyapa Karin namun tak sepatah kata keluar dari bibir merahnya. “Suaramu tak kan terdengar olehnya.” Karin tak menjawab. Dia membatu. “Karin, pernahkah kau berpikir untuk mencari Teuron di dimensi Prana?” Dark Ryou memesan pertanyaan itu dan Ryou mengatakannya. Karin hanya diam. Dia hanya ingin Berdua saja dengan Teuron. “Aku akan membantumu jika kau berencana untuk pergi mencarinya.” “Pergi...” bisik Karin pelan. Ryou berhenti sejenak, sebenarnya masih banyak yang ingin disampaikan namun hatinya berkata untuk berhenti. Dia tak bisa memaksakan kehendaknya dan mengalah pergi. Tepat di pintu gerbang, dia melihat dua orang pria mengenakan jas hitam sedang menunggu di samping mobil sedan hitam yang terparkir di sisi jalan. Seorang berpenampilan sedang dengan rambut ditarik ke belakang dan kacamata hitam di atas rambut, seorang lagi bertubuh kekar dengan kepala botak dan tindik di telinga kiri. Ryou melirik mereka dan keduanya membalas lirikan Ryou. Tak mau mencari masalah, Ryou kemudian pergi. Kedua orang itu masuk ke dalam pemakaman menghampiri Karin. “Kau Karin Raviel?” tanya pria botak. Karin masih membisu. Pria dengan kacamata menendang batu nisan Teuron. “Kau Karin Raviel kan, gadis cantik?” Karin tetap pada posisinya. “Farel, langsung saja.” Pria botak mengarahkan telapak tangannya yang siap menyemburkan api ke arah Karin. Dia seorang cyborg. “Tahan dulu Brody, kita harus lembut dengan wanita.” Farel kemudian menendang tanah kuburan Teuron hingga mengotori wajah Karin. “Bibir manismu masih berfungsi kan?” dia merunduk menatap kedua mata Karin yang banjir air mata. “Kasihan... sini aku hapus air matamu.” Dengan berani dia merangkul Karin lalu membasuh pipinya. “Bayangkan, jika ibumu berada di samping kekasihmu saat ini? Lalu kemudian peti mati ayahmu kupindahkan ke samping kuburan ibumu. Aku bisa menciptakan satu keluarga kecil yang indah setelah aku memasukkanmu ke dalam tanah.” Meski kedua orang itu mengancam, Karin tetap tak terpengaruh. Hatinya tertuju hanya untuk Teuron. Tidak ada lagi yang dia pikirkan selain Teuron. “Kau gadis yang sulit ditaklukkan, tapi aku tidak akan menyerah.” Farel kemudian menggali kuburan Teuron tepat di depan Karin. Ketika peti Teuron sudah tampak, Karin seketika berbicara. “Pergi...” “Tidak, kau yang seharusnya pergi nona.” Farel memegang kedua pipi Karin dengan jempol dan telunjuknya. “Sayang ibumu harus menderita sebelum dia mati.” “Aku tidak peduli,” Jawab Karin. Farel menarik Karin, namun dia tak bisa. Kaki Karin tertanam mantap tak mau lepas dari tanah. “Pilihan yang salah!” Farel langsung berdiri lalu dia mengarahkan telapak tangan kanannya ke arah Karin. Gelombang zonosphere ditembakkan agar Karin tak bisa menggunakan sihir. Kemudian Brody mulai membakar Karin hidup-hidup. Ryou yang bersembunyi di balik bayang serentak lari menyelamatkan Karin. Namun dirinya dihadang oleh empat orang cyborg di depan gerbang. Dua orang memasang generator zonosphere agar Ryou tak bisa menggunakan sihirnya. Telinga Ryou langsung berdenging hebat. Gelombang zonosphere mengganggu koneksi jiwa Ryou dengan Dark Ryou yang berada di dimensi Prana sehingga Ryou harus bertarung sendiri tanpanya. Dengan kepala berdenyut dan pandangan kabur, Ryou memakai topeng api untuk bertarung melawan empat cyborg sekaligus. Di dalam pemakaman, Kulit Karin mulai melepuh. Pakaiannya hangus terbakar. Rasa sakit yang diterimanya mengingatkan dirinya pada masa lalu Karin yang penuh dengan kepedihan. Tetapi hal itu belum cukup untuk mengetuk pintu hati Karin. Dia masih belum mau melawan dan membiarkan daging dan ototnya dibakar. Nafasnya mulai berat, tetapi kehampaan hati Karin masih terlalu berat dirasanya. Ryou tak tega melihatnya. Dia berusaha sekuat mungkin melawan tetapi serangannya meleset. Kepalanya begitu sakit tak bisa menahan denging di telinga hingga konsentrasinya buyar. Dari ujung jalan, sebuah mobil truk yang melaju cepat tiba-tiba menerjang Ryou yang berdiri sempoyongan. Dia terseret jauh. Keempat cyborg itu kaget, mereka tak memiliki rekan yang mengendarai sebuah truck box putih. Tiba-tiba Ryou melompat ke udara lalu melayangkan dua tinju api ke arah generator zonosphere. Dark Ryou sudah mengambil alih, bertepatan dengan matahari terbenam dia menghilang dalam gelapnya malam. Begitu cepat dia keluar di belakang musuh bagai hantu lalu menikam d**a para cyborg satu persatu hingga Ionicube mereka meledak. Farel dan Brody berhenti, Karin pingsan karena seluruh kulitnya gosong. Dark Ryou mengangkat pedang api miliknya ke arah Farel dan Brody. Dia menantang keduanya untuk bertarung. Dari dalam truk, Sastry mengendap-endap masuk ke pemakaman untuk menyelamatkan Karin. Dia harus cepat sebelum roh Karin lepas dari jasadnya yang sudah hancur. Selagi Ryou sibuk bertarung dengan Farel dan Brody, Sastry langsung berlari menggapai tangan Karin untuk menyembuhkan lukanya. Tetapi Sastry langsung melepaskan genggamannya ketika dia menyentuh tangan Karin, energi kegelapan dari seluruh kuburan perlahan dihisap oleh Karin. Beberapa saat tubuh Karin berubah menjadi gundukan pasir lalu bulir-bulir pasir bergerak membentuk tubuh Karin yang sehat tanpa luka. Sastry terdiam melihat besarnya energi negatif yang dimiliki Karin. “Dia abadi.” Dark Ryou sedikit kesulitan menumbangkan Farel dan Brody yang bekerja sama sangat baik. Farel dengan kecepatannya mengecoh Ryou, kemudian dia menembakkan peluru khusus yang bisa memancarkan gelombang zonosphere sambil berlindung dibalik perisai besar yang dimiliki Brody. “Kau harus tahu, kami adalah pemburu penyihir!” ucap Farel. “Kalau begitu kau akan kalah,” jawab Dark Ryou angkuh. “Loh kok bisa?” Farel tertawa, dia percaya diri bisa mengalahkan Ryou. “Karena aku adalah iblis.” Dark Ryou menghilang lalu sebelum detik berganti, dia melesat sambil mengayunkan pedangnya yang penuh dengan api hitam dari neraka. Perisai Brody belah menjadi dua. Pria botak itu kaget karena tak bisa melihat gerakan Ryou yang sangat cepat. “Gila!” Farel langsung menjatuhkan bom yang memancarkan zonosphere ke arah Brody untuk melindunginya, kemudian Farel berlari mencari jarak aman dengan kaki sintetiknya yang gesit. Dark Ryou jauh lebih cepat, dia sampai di depan Farel sebelum Farel mampu mengedipkan mata. Dark Ryou langsung menebaskan pedangnya ke kaki Farel hingga dia tak bisa lagi lari. “Kau memilih lawan yang salah!” Dark Ryou menusukkan pedangnya ke kepala Farel tepat di dahi. Farel bisa melihat tatapan pembunuh Ryou di balik topeng hitam merahnya, “Mustahil...” Brody langsung gentar. Saat matahari telah hilang seutuhnya, aura hitam Ryou semakin terlihat ketika lampu jalan menyorotnya. Sastry berteriak, “Hentikan Ryou!” dia tak mau melihat Ryou membunuh. Dark Ryou meliriknya, dia semakin b*******h untuk membunuh ketika melihat Sastry. Roh Ryou dari dimensi lain seketika berteriak dan melawan. Dia tak mau Dark Ryou membunuh di depan Sastry, “Cukup Ryou!” sekuat tenaga roh Ryou mencoba mengambil alih kontrol tubuh dari Dark Ryou. Sastry berdiri membentang kedua tangan di depan Brody untuk melindunginya, “Mundur!” Dark Ryou semakin kuat, dia harus menunjukkan pada Ryou bahwa dirinyalah Ryou yang asli. “Aku tidak akan pernah lupa atas apa yang telah kau lakukan pada diriku.” Dark Ryou melangkah maju tak peduli dengan Sastry. “Kumohon, jangan lukai perasaan Ryou!” pinta Sastry. “Kau melukaiku.” Sastry berkeras hati, dia akan menghadang Ryou membunuh siapa pun. Brody langsung mengambil kesempatannya untuk mencekik Sastry dari belakang, “Jatuhkan pedangmu atau aku akan membakar gadis ini!” ancam Brody. “Coba saja.” Tantang Dark Ryou. Tiba-tiba Brody dijepit dua bongkah batu lalu terisap ke dalam tanah. Karin menggerakkan jarinya lalu menggenggam tangannya kuat. Tanah bergerak selaras dengan jarinya, Brody digerus hingga gepeng. Karin melangkah mendekati Ryou, akhirnya dia tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Ryou. “Jadi karena Sastry kau berubah.” Sastry pura-pura bodoh, tetapi Karin tak ingin tahu lagi. Dia pergi meninggalkan Ryou dan Sastry.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN