Yuna & Duda Kaya

Yuna masih belum mengerti maksud perkataan Rangga yang memintanya untuk bertemu di sebuah Restoran. Perempuan cantik yang biasa disapa Nuna itu masih menampilkan ekspresi bingung. “Apa maksudnya?” Tanya Yuna dengan ekspresi bingung ketika Rangga dengan entengnya mengatakan putus. “Aku rasa kamu mengerti maksud ucapanku, Yuna. Aku hanya meminta agar kamu bisa ikhlas, karena aku ingin mengakhiri semua ini. Aku lelah dengan sikapmu. So, let’s break,” ujar Rangga dengan tenang dan tanpa rasa bersalah ataupun sedih. “Kenapa? Kalau seandainya aku punya salah bilang, biar aku perbaiki. Jangan tiba-tiba kamu minta putus kaya gini,” kata Yuna yang merasa jika Rangga sedang iseng. Dia masih duduk tenang dan menunjukkan wajah yang biasa-biasa saja saat mendengar ucapan kekasihnya. “Karena sebentar lagi aku akan menikahi Vanya Melinda, perempuan cantik yang baru aku kenal sekitar satu bulan yang lalu. Namun, jujur bersama dengan Vanya aku merasa jika hubungan itu menjadi jauh lebih hangat dan berwarna. Lalu aku dan Vanya memutuskan untuk segera menikah karena beberapa minggu yang lalu aku mengambil keperawanannya. Dia sudah memberikan mahkota berharganya sebagai bukti ketulusan cintanya, tidak seperti dirimu,” tutur Rangga datar. Yuna syok mendengar sebuah fakta yang begitu mengejutkan. Perempuan berbaju coklat s**u itu menutup mulutnya. Ia tidak ingin berteriak di tengah keramaian. “Apa aku tidak salah dengar? Kamu bermain api di belakang aku?” Tanya dengan mata memerah menahan isak. Namun sayang, buliran kristal itu pun jatuh dari pelupuk lentik tanpa di minta. “Maaf, tapi aku tidak menyesal melakukannya. Aku sangat mencintainya, bahkan nyawa pun akan aku pertaruhkan.” Plak! Sebuah tamparan keras mendarat sempurna di pipi dan rahang kokoh milik Rangga yang mulai ditumbuhi bulu-bulu halus. Lelaki tampan yang selama ini dicintainya itu tiba-tiba saja berubah menjadi b******k yang bahwa berselingkuh dan kemudian membuangnya seperti seonggok sampah. Kerasnya tamparan itu sampai membuat wajah tampan Rangga menoleh ke belakang. Akan tetapi, Rangga hanya bungkam tanpa berniat untuk membalas. Rangga tahu betapa b******k dirinya saat ini. Tapi apa mau dikata, kertas sudah terlanjur berubah menjadi abu. Mustahil untuk kembali menjadi kertas. Kedua orang tuanya pun tidak kalah kaget saat mendengar bahwa Rangga ingin menikahi Vanya dan meninggalkan perempuan sebaik Yuna. “Katakan, kalau kamu cuma bercanda kan?” Tanya Yuna dengan isak tangis. “Nuna, aku minta maaf. Namun, entah kenapa selama menjalin hubungan denganmu aku selalu merasa ragu. Aku ragu untuk membawa hubungan kita ke jenjang yang lebih serius. Tapi, ketika aku bertemu dan mengenal Vanya lebih jauh, hatiku sangat yakin untuk melamar dan menikahinya. Mungkin itu yang dinamakan jodoh.Maafkan aku Nuna, mungkin kita tidak berjodoh,” kata Rangga tegas namun dengan intonasi tenang. Cukup lama Yuna terdiam dan berusaha mengumpulkan kepingan hati yang hancur. Perempuan berperawakan Korea tersebut mengusap air matanya dengan kasar. Dia tidak ingin menjatuhkan air matanya untuk menangisi laki-laki tidak bisa menjaga kesetiaan. Setelah dirasa tenang, ia mulai mengeluarkan uneg-uneg yang daritadi ditahan. “Kita sudah menjalin hubungan sejak zaman putih abu-abu. Bahkan kamu sendiri yang mengajak dan memaksa aku untuk menerima ketulusan hati kamu. Tapi kenapa setelah kita bersama, kamu malah merasa tidak ada yang harus dipertahankan lagi. Atau karena aku yang selalu menolak ketika kamu ingin melakukan hubungan layaknya sepasang suami istri seperti yang kamu lakukan pada Vanya?" Tanya Yuna. “Jawab aku Rangga Sebastian! Jangan diam dan berlagak seperti seorang pecundang. Aku butuh jawaban bukan kebisuan!” Tekan Yuna dengan tatapan tajam. “Ya, mungkin seperti itu. Kamu tahukan, aku laki-laki yang butuh asupan seks. Jika kamu sebagai pasangan tidak bisa memberikan itu, maka jangan salahkan aku untuk mencari kepuasan dari perempuan lain. Aku laki-laki normal Yuna,” jawab Rangga tersenyum sinis. Plak ! Plak ! Yuna kembali memberikan cap lima jari di pipi kiri dan kanan Rangga. Perempuan itu sudah tidak bisa menahan emosi yang sudah menggebu-gebu. Byurrr ! Tidak sampai disitu, Yuna meraih jus strawberry dan mengguyur kepala Rangga untuk melampiaskan emosinya. “Mulai hari ini, aku Kim Yuna Erlangga memutuskan hubungan dengan Rangga Sebastian. Jangan pernah temui aku lagi apa pun alasannya. Aku tidak sudi mengenal laki-laki murahan seperti dirimu. Jujur aku sangat menyesal menjalin hubungan 5 tahun bersamamu. Aku sudah menganggap kau sudah mati mulai detik ini. Jangan lupa kembalikan saham yang sudah diberikan Ayahku. Selamat atas pernikahanmu. Maaf, mahkotaku terlalu berharga untuk diberikan kepada sampah sepertimu.” Setelah memberikan sedikit pelajaran untuk mantan kekasihnya tersebut, Yuna melenggang keluar restoran dan meninggalkan Rangga yang masih syok atas perubahan Yuna. Lelaki itu tidak pernah menyangka jika Yuna bisa berubah menjadi antagonis. Ya Yuna sudah memutuskan untuk menerima permintaan Rangga dan merelakan pria durjana itu menikah dengan Vanya. Biar bagaimanapun, Vanya sudah menyerahkan harga dirinya. Yuna sedikit merasa miris, ternyata ia kalah dengan selaput darah. Ah sungguh memalukan. Yuna juga menolak untuk berteman dengan Rangga yang notabenenya seorang laki-laki pengecut, pemburu s**********n yang hanya mempermainkan perasaan perempuan. Yuna sudah tidak bisa menahan perasaan sedih, marah dan kesal yang menghampiri dirinya saat menghadapi kenyataan bahwa Rangga memutuskan dirinya demi sebuah keperawanan. “Rupanya selama 5 tahun menjalin hubungan bersama Rangga tidak menjamin akan langgeng. Ternyata kadar kelanggengan sebuah hubungan bagi Rangga diukur dari hubungan intim. Cuih, menjijikan sekali Rangga." "Bagaimana aku bisa menjalin hubungan pria m***m seperti dia. Aduh Tuhan, dosa apa yang sudah aku lakukan, hingga engkau mempertemukan aku dengan Rangga. Sudah jelek, kere sok jadi playboy lagi. Kalau mukanya kaya Kim Taehyung , lah ini mukanya kaya kanebo kering mau jadi playboy cap badak lagi ” Yuna mendumel sepanjang jalan pulang. Saking kesalnya, Yuna tidak menyadari jika mobil lamborgini miliknya sudah memasuki kawasan mansion. *** Beginilah akhir dari hubungan Rangga dan Yuna yang sudah terjalin 5 tahun lamanya. Yuna tidak pernah menyangka semuanya akan berakhir tragis hanya karena nafsu duniawi semata. Padahal Yuna dan Rangga sudah memikirkan tentang masa depannya, konsep pernikahan impian dan tempat untuk berbulan madu. Tapi kini, semua lenyap dalam sekerlip mata. Selama berpacaran, Yuna tidak pernah sedikit pun melirik laki-laki di luar sana. Jangankan melirik, sekedar niat saja tidak pernah. Bagi Yuna, Rangga tetaplah lelaki terbaik dibanding yang lainnya. Tetapi satu hal yang Yuna sadari bahwa semua yang terjadi di dunia ini sudah menjadi bagian dari skenario Tuhan. Masalah yang dihadapi pasti ada hikmah yang bisa dijadikan pembelajaran. Yuna bersyukur, karena Tuhan menunjukkan kebusukan Rangga sebelum keduanya melangkah lebih jauh. Ternyata, semesta mentakdirkan Yuna dan Rangga sebatas mengenal satu sama lain, bukan menciptakan happy ending pada garis waktu. Yuna akan menemukan seorang laki-laki tulus, sedangkan Rangga akan memetik karma yang sengaja ia tanamkan sendiri. “Tidak ada yang perlu disesali Yuna. Kamu cantik, cerdas dan mandiri. Pasti banyak laki-laki yang mengantri untuk menjadi imammu.Kamu hanya perlu waktu untuk menemukannya. So, keep strong and always be happy. Hwaiting Yuna,” Yuna bermonolog.