Part 05 - Hilang

1550 Kata
Satu jam sudah berlalu semenjak perginya Nicholas ke gudang. Namun, laki-laki itu belum memunculkan batang hidungnya. Teman-temannya belum khawatir akan hal itu. Mereka sudah terbiasa dengan kelakuan Nicholas yang menghilang tiba-tiba dan datang tiba-tiba pula. “Kenapa Nick lama sekali?” Tanya Chan. Dilihat dari raut muka Chan menandakan ia sedang khawatir dengan Nicholas. Padahal teman-teman yang lain merasa biasa saja. “Kau seperti tidak mengenal Nick saja. Kelakuannya memang seperti itu. Tidak teduga,” Balas Thomas yang sedang menyantap beberapa hidangan di hadapannya. Thomas sangat lapar dan ia memutuskan untuk memakan santapannya terlebih dahulu tanpa menunggu Nicholas kembali. “Nanti Nick akan datang sendiri, tenang saja.” Samuel berusaha menyingkirkan perasaan khawatir Chan. Padahal, dirinya sendiri juga merasakan hal yang sama. Samuel khawatir dengan keadaan Nicholas. Suasana hening seketika. Suara Kimberly memecahkan keheningan tersebut. “Bagaimana kalau kita makan terlebih dahulu?” “Bagaimana dengan Nick? Apa iya, kita makan dahulu tanpa menunggu ia datang?” Gabriella sedikit tidak terima jika mereka makan dahulu tanpa menunggu Nicholas datang. Bukan apa-apa, ini seperti tidak adil baginya. Nicholas sedang mencari tikar sedangkan mereka asyik makan. “Seharusnya kita tunggu Nicholas dahulu baru makan. Karena ia belum datang juga, kalau ada yang ingin makan dahulu, silahkan. Makanannya juga sudah mulai dingin. Nanti sisakan saja untuk Nick.” Mendengarkan ucapan Samuel itu membuat beberapa orang mulai makan dahulu. Sisanya, mereka khawatir dengan keadaan Nicholas. Samuel, Chan, dan Gabriella tidak makan. Mereka gelisah dengan keadaaan Nicholas. “Kenapa kalian tidak makan?” Tanya Dylann kepada Samuel, Chan, dan Gabriella yang sedang gelisah. Melihat Samuel, Chan, dan Gabriella yang tampak gelisah, mereka menghentikan aktivitas makan mereka. Mereka mulai fokus dengan ketiga temannya tersebut. “Kenapa kalian terlihat gelisah?” Tanya Thomas dengan hati-hati. Ia takut jika pertanyaannya menyinggung salah satu dari mereka. Gabriella yang tidak tahan dengan keadaan ini pun mulai berdisi. Sontak saja, teman-temannya terkejut dengan Gabriella yang berdiri tiba-tiba. “Kalian apa tidak khawatir dengan Nick, huh? Ya, aku tahu, jika Nick sering menghilang, tapi dia tiak pernah menghilang selama ini. apa kalian tidak khawatir dengannya?” Gabriella mengatakan dengan nada yang sedikit tinggi. Hal itu membuat semua teman-temannya terdiam. Kimberly beranjak dari tempat duduknya dan berdiri di dekat Gabriella. “Umm…tenangkan pikiranmu, oke? Dia ada di rumahku, aku yakin dia baik-baik saja.” “Iya, aku tahu dia berada di rumahmu. Tapi ini kita di hutan, Kim. Bagaimana saat dia hendak berjalan ke sini dia terjadi musibah? Apa kalian tidak memikirkan hal itu?” Airmata Gabriella mulai keluar. Entah mengapa ia sangat khawatir dengan Nicholas saat ini. “Aku akan mencoba menelpon Nick.” Chan mulai menghubungi Nicholas melalui ponselnya. Tidak lama kemudian, ada dering suara dari dalam tenda. Dylann yang duduk di dekat tenda pun masuk ke dalam tenda dan menemukan ponsel Nicholas yang berada di samping tas milik Nicholas. “Ini ponsel milik Nick. Berarti, dia tidak membawa ponsel sekarang.” “Aku akan cari Nick sekarang.” Saat hendak melangkah, Gabriella pun ditahan oleh beberapa temannya. Kini mereka semua beranjak dari tempat duduk mereka dan berdiri mengelilingi Gabriella. Samuel tampak bingung dengan keadaan sekarang. Ia melihat ke jam tangan yang ada di tangan kirinya. Pukul Sembilan malam. “Gab, tenang. Oke? Aku pun merasakan hal demikian. Aku khawatir dengan keadaan Nick. Ini sudah pukul sembilan, sebentar lagi akan tengah malam. Jangan coba-coba pergi sendirian,” Ucapan Samuel didengar dengan baik oleh Gabriella. Ia melanjutkan perkataannya, “Biar aku dan Tommy saja yang menghampiri Nick. Kim dan Beth kau jaga Gaby di sini, jangan sampai ia nekat pergi mencari Nick. Chan dan Dylann, kalian coba cari di sekitar sini. Namun, jangan jauh-jauh, ini sudah malam. Aku takut jika kalian kenapa-kenapa. Kalian semua paham?” Mereka mengangguk paham. Mereka semua melakukan tugas yang diberikan oleh Samuel. Samuel dan Thomas bergegas menuju gudang, sedangkan Chan dan Dylann bergegas mencari Nick di sekitaran rumah Kimberly sampai tenda mereka berada. Sedangkan, Gabriella, Kimberly, dan Elizabeth membereskan beberapa makanan yang belum sempat tersantap semua oleh mereka. Saat membereskan makanan, Gabriella berusaha untuk membuang jauh-jauh pikiran negatif dalam dirinya. Ia percaya, jika Nicholas akan baik-baik saja. ‘Nick, kau di mana? Semoga kamu baik-baik saja. Aku khawatir.’ Gumamnya dalam hati. Gabriella menyadari ada seuatu dalam dirinya. Ia seperti takut kehilangan Nicholas.   *** Samuel dan Thomas sudah sampai di gudang. Gudangnya terbuka. Ini berarti, Nicholas sudah masuk ke gudang ini. Dengan cepat, keduanya masuk ke dalam gudang tersebut. Namun nihil, mereka tidak menemukan keberadaan Nicholas di sana. “Sam, Nick tidak ada di sini.” Thomas yang tadinya merasa tenang kini ia mulai khawatir seperti Samuel. Samuel sudah merasakan hal yang tidak beres sebelumnya. Dan perasaan itu benar. Nicholas tidak ada di gudang. “Bagaimana ini, Sam?” Samuel masih terdiam untuk menenangkan pikirannya yang mulai kalut. Ia mulai berpikir kemana kira-kira perginya Nicholas. “Sam? Apakah kau mendengarkanku?” Thomas memastikan jika Samuel mendengarkan ucapannya. Thomas yakin, jika Samuel sangat khawatir dengan keadaan Nicholas, dan ia juga yang bertanggungjawab atas acara camping ini. Samuel mengacak-acak rambutnya dengan kasar. Ia tidak bisa berpikir jernih saat ini. bahkan, mereka berdua terdiam dan tidak berani memberitahu teman-teman yang lain kalau Nicholas tidak ada di gudang. Tringgg...tringgg…tringgg Samuel mengeluarkan ponselnya yang berada di saku celana jeansnya. Dylann. “Siapa, Sam?” Dengan gusar, Samuel mengangkat panggilan dari Dylann. Dari seberang sana, Samuel yakin jika Dylann dan Chan sedang khawatir juga. Samuel sudah menduganya semenjak Dylann bertanya padanya. Nada suara Dylann sedikit ketakutan. “Tidak…Nick tidak ada di sini.” “Sam…aku dan Chan sudah menyusuri jalan dari basecamp kita hingga belakang rumah Kim. Kami tidak menemukan keberadaan Nick.” Samuel terdiam. Ia tidak merespon perkataan dari Dylann. Thomas yang sedang di samping Samuel pun mengerti apa yang dibicarakan oleh Dylann melalui panggilan suara. “Kita balik ke tenda. Kita akan bahas bersama.” Samuel menutup panggilan dar Dylann dan langsung bergegas kembali ke basecamp mereka. Thomas pun mengikuti Samuel di belakangnya.   *** Ketiga perempuan itu sudah membereskan makanan-makanan yang belum sempat dimakan. Mereka memasukkannya ke dalam kotak makan dan beberapa tempat yang kiranya layak untuk menyimpan makanan. Kini ketiga perempuan itu duduk terdiam sambil memandangi api unggun yang masih menyala. Mereka mendengar langkah kaki yang mendekat ke arah mereka. Itu Dylann dan Chan. Dilihat dari raut wajah Dylann dan Chan, sepertinya keadaan sedang tidak baik-baik saja. “Bagaimana? Kenapa Nick tidak bersama kalian? Kalian tidak menemukan Nick?” Ucapan Gabriella itu tidak dibalas sama sekali oleh Dylann dan Chan. Tidak lama kemudian, Samuel dan Thomas datang. Gabriella melihat tidak ada Nicholas yang datang bersama Samuel dan Thomas. Dugaannya benar, Nicholas pasti menghilang. Belum sempat bertanya kepada Samuel, Samuel sepertinya tahu apa yang akan dikatakan oleh Gabriella. “Maaf…” Hanya itu yang bisa diucapkan oleh Samuel saat ini. “Sam, apa maksudmu?” Tanya Kimberly. Samuel diam. Melihat hal itu, Thomas memberanikan diri untuk mengatakannya kepada teman-temannya apa yang sebenarnya terjadi. “Umm…jadi…” Ucapannya terdiam. Ia mengambil nafs dalam-dalam. Thomas menenangkan dirinya. “Nick…tidak ada di gudang. Dan…gudangnya terbuka.” Gabriella, Kimberly, dan Elizabeth terkejut dengan ucapan Thomas. Bahkan, Gabriella mulai meneteskan airmatanya. Chan pun memberanikan diri untuk membuka suara. “Aku sudah mencari jejak Nick di sekitar sini, mulai dari sini sampai belakang rumah Kim, tapi…tidak ada tanda-tanda keberadaan Nick.” Perkataan Chan itupun membuat ketiga perempuan itiu semakin terkejut. “Sam…bagaimana ini? Di mana Nick?” Elizabeth yang berada di samping Gabriella pun menenangkannya. “Gab…jangan menangis, oke? Kita atasi hal ini bersama-sama.” Gabriella menangis sejadi-jadinya. “Aku takut, Beth.” Elizabeth memeluk Gabriella dengan maksud menenangkannya. “Kita semua di sini juga takut dan khwatir. Tapi, kalau kita terlalu larut dalam kesedihan, kita tidak akan bisa menemukan Nick. Pikiran kita harus positif dan tenang dahulu, baru kita bisa memikirkan bagaimana jalan keluarnya.” Penjelasan dari Elizabeth itu tidak hanya menenangkan hati Gabriella saja. Tapi juga menenangkan hati teman-temannya. “Sam, apakah kalian sudah mencari di dalam dan sekitar rumahku?” Samuel menggelengkan kepalanya. “Belum.” “Kalau gitu…bagaimana jika kita bersama-sama mencari Nick di dalam dan sekitar rumahku? Siapa tahu kita menemukan Nick di sana?” Usul Kimberly. “Setuju!” “Baiklah.” “Ya sudah, mari kita cari sekarang!”   ***   Mereka kini mulai menyusuri setiap rumah Kimberly. Tidak ada tanda-tanda keberadaan Nicholas saat ini. Bahkan, saat mereka sampai di depan teras Kimberly, motor milik Nicholas masih terparkir di tempat semula. Gerbang rumah Kimberly pun juga masih tertutup dan tergembok. “Itu motor milik Nick masih ada di sini? Itu artinya, ia tidak sedang berada di luar rumah.” “Bagaimana kalau dia memanjat gerbang?” Kimberly menjawab pertanyaan dari Elizabeth. “Sepertinya tidak mungkin. Gerbang milikku terlalu tinggi untuk dipanjat. “Kita coba cari di dalam rumah saja, bagaimana?” Usul Chan. Mereka menyetujui usulan dari Chan. Mereka mulai masuk ke dalam rumah Kimberly yang lumayan besar itu. Terdapat dua lantai di rumah ini. mereka memutuskan untuk membagi tim. Tim Samuel yang terdiri dari Kimberly dan Thomas mencari di lantai dua, sedangkan sisanya mencari di lantai bawah. Mereka mulai melakukan pencarian. Beberapa waktu kemudian, mereka berkumpul lagi di ruang tamu. “Di lantai atas tidak ada tanda-tanda atau jejak Nick. Bagaimana di lantai bawah?” “Tidak, di sini juga tidak ada tanda-tanda maupun jejak Nick,” Jawab Dylann. “Nick, sebenarnya kau ini ada di mana?" *** To be continued
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN