61 – Mendarat di Tempat yang Salah part 3

1525 Kata
Daerah hutan di luar wilayah para penyihir. Di atas Langit Langit biru dipenuhi awan tampak sangat indah, keadaan siang yang cerah benar-benar menyejukkan mata, banyak orang yang menyukai pemandangan langit yang cerah dan bersih. Apalagi dengan udara sejuk yang menerpa. Sungguh sensasi yang nyaman dan menyenangkan, itu adalah hal yang disukai banyak orang. Ya, jika seseorang berada di permukaan, tiduran di atas rerumputan hijau yang lembut dan memandangi langit, cuaca dan suasana seperti itu akan sangat nyaman untuk dinikmati. Lain lagi ceritanya jika orang itu tengah ada di atas langit itu sendiri, berada di atas langit dalam keadaan tubuh yang jatuh bebas menuju daratan dengan kecepatan luar biasa bagai meteor. Seperti itulah hal yang dialami oleh Chadrish, pria itu tidak muncul di daratan, melainkan muncul di atas ketinggian lalu jatuh begitu saja. “Apa yang ... aaahhhhh!” Diaーatau tepatnya merekaーtentu terkejut saat pertama kali muncul di atas langit. Ini adalah sesuatu yang sama sekali berada di luar ekspektasi mereka. Saat ini, Chadrish tiba-tiba muncul di atas langit, berada dalam ketinggian ratusan kilometer di atas permukaan, langit cerah nan indah juga udara segar tak akan memengaruhinya. Saat ini dia muntah-muntah di udara dan hampir pingsan, efek samping dari melakukan perjalanan lintas dimensi membuatnya pusing dan perutnya bergolak sehingga dia muntah-muntah. “s**l, bagaimana bisa kita malah mendarat di atas langit?! Bahkan ini sama sekali tak bisa disebut sebagai pendaratan. Kita masih jatuh!” Chadrish memekik keras, ia memprotes dengan pendaratannya yang benar-benar salah tempat, bukannya di darat, tapi dia malah muncul di atas langit. “Le’theo! Ini gara-gara perbuatannya! Dia pastinya salah menulis mantra!” Chadrish berteriak marah, sementara tubuhnya terus jatuh dari ketinggian. Seperti yang lain, ia langsung berasumsi jika Le’theo adalah penyebab mereka sampai salah mendarat, tak seharusnya ia berada dalam situasi seperti ini. “Aku belum pernah muntah ketika berada di atas ketinggian dan jatuh bebas, bagaimana rasanya?” tanya Lactris dengan nada yang penasaran di dalam sana. Sepertinya pria itu sudah bangun dari istirahatnya. “Serius, dari semua keadaan parah ini, apa itu yang menjadi pertanyaanmu?!” balas Chadrish dengan bertanya, nada bicaranya jelas heran karena apa yang pria itu pikirkan. “Itu yang terbesit di kepalaku.” “Bodoh, rasanya tetap saja tak nyaman dan menjijikkan! Apalagi kau bisa melihat muntahan sendiri yang melayang jatuh menemanimu!” Chadrish terus berbicara dengan suara yang keras, dikarenakan berada dalam keadaan jatuh, suaranya terganggu dan tersebar ke mana-mana. “Oh, itu memang jijik.” “Bagus jika kau tahu! Uh, aku masih pusing!” Chadrish segera memegangi kepalanya. “Apa kita akan mati?” tanya Lactris. Dia sama sekali tak sedang beristirahat sehingga dirinya bisa melihat apa yang Chadrish lihat di sana. Mereka berada di langit, jatuh dengan amat cepat. “Itu juga yang kupertanyakan, apakah kita akan mati?! Lihatlah, permukaan sangat jauh dan kita jatuh dalam kecepatan gila! Sekalipun penyihir, tubuh ini tak akan mampu menahan beban dan efek samping dari benturan!” Chadrish menggeram kesal dengan keadaannya, ini dikarenakan perbuatan Le'theo yang terus menerus melakukan kesalahan dalam menulis mantra, dia pula yang terakhir kali memeriksa mantra. Siapa lagi yang bisa disalahkan atas kejadian ini? “Keadaan buruknya, kita sama-sama kehabisan mana.” “Aku sulit mengakuinya, tapi apa yang kau katakan memang benar! s**l. Bagaimana kita menanggulangi ini?!” Chadrish bergumam pelan. Pakaian dan rambutnya terus berkibar menembus udara yang tenang. “Aku punya ide, mungkin ini tak terlalu bagus.” Lactris tiba-tiba berujar. “Apa pun untuk menyelamatkan nyawa kita, itu layak dicoba!” Chadrish membalas dengan sedikit harapan. Bagaimanapun, dia tak mau berakhir tewas hanya karena jatuh dari ketinggian, tewas di medan perang jauh lebih terhormat dan menyenangkan. Gugur gara-gara hanya jatuh dari ketinggian, hanya dengan mendengarnya saja sudah sangat konyol. “Kau bisa membuat angin? Satu kali saja.” Lactris melontarkan pertanyaan. “Entahlah, aku sangat lelah!” Chadrish membalas dengan nada yang tak yakin. Mana pada tubuhnya benar-benar sudah terkuras akibat merapal mantra dan melakukan perjalanan lintas dimensi. “Harus bisa, ini guna mengurangi benturan.” Lactris membalas. “Akan kucoba kalau begitu.” “Oke, kalau begitu bersiaplah. Aku akan memulai rencananya.” Chadrish tak bertanya mengenai seperti apa rencana yang dipikirkan oleh Lactris, ia memilih bungkam lalu menunggu aba-aba darinya. Dalam kecepatan jatuhnya, ia merasa jika dirinya semakin dekat saja dengan hutan di bawah sana. Setiap detik, jarak antar dirinya dengan pepohonan di hutan sana semakin dekat saja. Ketika tubuh Chadrish jatuh dengan jarak tinggal beberapa puluh meter lagi menuju pepohonan hutan, Lactris segera memberi instruksi. “Sekarang!” Chadrish langsung merapalkan mantra sihir angin, ajaibnya tercipta angin dari mantra sihirnya, ia segera menggunakan angin tersebut untuk menerbangkan tubuhnya, menurunkan kecepatan jatuhnya. Sayangnya angin hanya berlangsung selama tiga detik, setelah itu angin yang diciptakannya langsung lenyap begitu saja. “Itu saja?” tanya Lactris yang tak percaya dengan yang terjadi, benar-benar hanya sepersekian detik dan itu tak membantu banyak untuk mengurangi kecepatan tubuh saat jatuh. “Aku benar-benar kehabisan mana, bodoh! Hanya itu saja yang bisa kulakukan!” Chadrish segera membela dirinya. “Kukira kau dapat melakukan jauh lebih baik dari itu.” “Jangan berharap terlalu banyak dan segera lakukan saja rencanamu sebelum kita mati.” Chadrish tak menerima protesan dari Lactris. Lactris tahu jika berdebat jelas hanya membuang waktu dan tak ada gunanya sama sekali, maka dari itu ia memutuskan untuk mengambil alih tuk melakukan rencananya. “Baiklah, kalau begitu giliranku.” Maka Lactris segera mengambil alih. Rambut merah segera saja berubah menjadi hitam, Lactris memiliki ekspresi yang berbeda dari Chadrish, dia tampak lebih polos dan lebih riang penuh antusiasme. “Semoga saja ini tak melelahkan.” Di menggumam, setelahnya ia langsung memejamkan mata dan menjulurkan kedua tangan ke arah bawah. “Cepatlah, kita hampir menghantam bumi!” Chadrish berteriak mendesak. “Tepatnya pepohonan.” Lactris mengoreksi. “Aku tahu.” Maka Lactris segera merapal mantra, sedetik kemudian mantra sihirnya mewujud membuat tanah-tanah terangkat dan naik ke atas, membentuk sebuah perosotan yang tinggi dan panjang. Perosotan tanah itu bergerak naik ke atas menembus pepohonan dalam kecepatan yang sangat tinggi, dan itu juga tampak akan meraih tubuh Lactris. “Sepertinya aku berhasil. Sangat melelahkan menggunakan mantra dalam jarak sejauh ini.” Lactris bergumam lega saat menyaksikan ketika mantra sihir yang dirinya buat mendapatkan keberhasilan. “Itu ide yang kau maksud?” tanya Chadrish yang bernada bingung. Dia tak mengerti kenapa anak ini malah membuat perosotan. Dalam keadaan seperti ini, dia malah membuat perosotan? “Hanya ini yang terbesit dalam pikiranku.” “Yang benar saja.” Maka tubuh itu jatuh menghantam perosotan, lalu meluncur dengan cepat. “Aahhhh ...! Wow ini seru ternyata!” Tubuhnya meluncur sangat cepat, ternyata tanah ini berlumpur sehingga menjadi sangat licin dan tak melukai tubuh Lactris saat dia meluncur. Perosotan itu dibuat meliuk-liuk melewati pepohonan yang besar hampir bisa disebut raksasa yang rindang dan memiliki dahan yang sangat banyak saling tumpang tindih. Keadaan itu membuat banyak daun menutupi, matahari tak mampu menembus dedaunan yang sangat tebal dan banyak. Tubuh itu masih saja meluncur dengan teriakan penuh adrenalin dari Lactris, dia sangat senang dengan meluncur seperti ini. Cabang-cabang pohon dilewati begitu saja. “Dari mana kau menemukan bentuk perosotan semacam ini?” tanya Chadrish, dia sama sekali tak antusias. “Saat kita terbang di dunia Nona Elysse, banyak kolam dengan perosotan semacam ini! Wooaaahh!” Lactris sebaliknya, ia terlihat sangat senang meluncur dari perosotan itu, jarak yang jauh dan meliuk-liuk menambah sensasi meluncurnya. “Oh, aku ingat.” Maka segera saja mereka terjun dan berakhir di dalam sungai yang besar. Tubuhnya meluncur keras membuat air dan lumpur menciprat ke mana-mana. Lactris langsung berdiri membuat cipratan baru. “Wuh, itu seru!” Perosotan segera runtuh dan hancur setelah Lactris melewatinya. Sepertinya benda itu sama sekali tak dipertahankan olehnya, tanah-tanah berjatuhan menimpa pepohonan di sekitar sana, suara yang dihasilkan cukup nyaring dan jelas. “Kenapa kita berakhir di air?” tanya Chadrish yang jelas-jelas memprotes. “Itulah fungsi perosotan bukan?” Lactris balas bertanya. Tentu saja jika mereka sedang berada di tempat wahana permainan air, maka seperti itulah fungsi dari perosotan. “Bodoh.” “Jadi di mana kita?” Lactris memandang pemandangan sekitar dan di sana adalah pepohonan yang menjulang tinggi, sangat rakap dan dedaunannya saling tumpang tindih, tak ada cahaya matahari yang masuk. Di sekitar sini juga banyak sekali kabut dingin yang mengelilingi. “Sepertinya aku tahu tempat ini.” Chadrish menggumam pelan, dari nada bicaranya ia sama sekali tampak tak senang, sepertinya tempat yang mereka datangi bukan daerah yang baik, tempat ini memiliki bahaya di dalamnya. “Tempat buruk dan berbahaya?” tebak Lactris, sepertinya ia juga sudah dapat menebak jika tempat ini sama sekali bukan tempat yang cocok untuk mereka datangi. Dia mengendarakan pandangannya ke sekitar, suasana di sini tampak seperti saat malam hari. Remang-remang dan hampir gelap. “Ya, ini adalah ....” Belum selesai Chadrish berbicara, ada sesuatu yang bergerak di dalam air. “Pergi dari sana!” Chadrish segera berteriak. Ia tahu bahwa apa pun itu, hal tersebut bukan sesuatu yang bagus, terlebih mereka kehabisan mana. “Aku tahu.” Tetapi refleks Lactris lambat, sebelum dia mengenyahkan diri dari sana, sesuatu itu sudah menerjang ke arahnya. “Oh, s**l!” ***
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN