bc

Saranghae, Oppa

book_age16+
1.5K
IKUTI
19.5K
BACA
family
arranged marriage
doctor
sweet
office/work place
Writing Academy
love at the first sight
gorgeous
like
intro-logo
Uraian

Karya ini ditulis berdasarkan kehaluan sang penulis yang terlalu jatuh cinta pada Oppa-Oppa :D

Kisah manis antara Alena Zhafira, dokter cantik dari Indonesia dengan Kim Yeong, dokter tampan dari negeri ginseng.

Ditengah maraknya pertanyaan "kapan menikah?" yang menghampiri Alena, kedatangan Kim Yeong seolah menjadi oase di padang pasir kehidupannya. Keduanya memiliki kisah masa lalu yang sama-sama menyakitkan.

Berawal dari ingin membantu, bagaimana menjadikan kisah yang awalnya hanya sekedar sandiwara menjadi drama kehidupan yang sesungguhnya?

"Lo pura-pura jadi pacarnya Alena. Gimana? Al?" ujar Freddy yang membuatku dan Alena saling pandang, "Fred?". "Apa?" ucapku dan Alena bersamaan.

"Please lah. Hanya ini satu-satunya jalan.”

"Lo tanya dokter Alena. Dianya bersedia nggak? Selama ini dia patuh banget sama ayahnya. Kalau kepura-puraan kita ketahuan, urusannya bisa kemana-mana Fred." Aku melihat Alena masih bingung dengan maksud semua ini. Dia menghela nafas pelan.

Cr. cover by @Rose_Art

chap-preview
Pratinjau gratis
BAB 1 HARTA YANG PALING BERHARGA
Mohon bantuannya untuk vote cerita ini ya ;) ____________________________________  Alena baru keluar dari ruang operasi saat matahari mulai terbenam. 10 jam dia dan beberapa rekannya berjuang menyelamatkan nyawa seorang pasien yang menderita infeksi di usus dan lambungnya. Setelah membersihkan tangannya dengan cairan desinfektan, Alena langsung menuju ke ruangannya untuk bersiap pulang. Di lorong ia berpapasan dengan ayahnya yang nampaknya harus pulang agak malam hari ini.    "Dokter Alena, bagaimana operasinya?" tanya dokter Zafran begitu jarak dengan putrinya dekat.     "Semua beres dok. Pasien juga sedang dipindahkan ke ruang perawatan. Namun masih harus di pantau secara intensif mengingat faktor usia beliau yang tidak lagi muda." Alena menjawab dengan formal.    "Dokter lembur lagi hari ini?" tanyanya kemudian.    "Ah, iya dok. Saya harus segera membereskan kesepakatan kita dengan laboratorium Kyungsan. Rencananya Lab. Kyungsan juga akan mengirimkan beberapa dokter untuk dinas dirumah sakit ini sebagai kompensasi," jelas dokter Zafran    "Oh, apakah para dokter tersebut akan dinas permanen disini atau hanya semacam exchange dok?" Alena penasaran    "Awalnya hanya pertukaran sementara dokter. Namun jika mereka berkenan bertugas selamanya disini kita juga bisa menerimanya."    "Oh begitu," gumam Alena    "Kalau begitu saya permisi dulu dokter Zafran. Mari," lanjutnya    "Iya silakan dokter. Hati-hati." Alena mengangguk kemudian berlalu. Dokter Zafran melihat punggung putrinya itu hingga hilang diujung lorong. Ia sangat bahagia dan bangga memiliki putra-putri yang begitu menghormatinya dan pandai menempatkan diri mereka. Beliau kemudian berjalan menuju ruangannya.    Alena sampai di ruangannya, meletakkan snelli di tempatnya dan bergegas berkemas untuk pulang. Karena ibunya sudah berulang kali menanyakan kapan akan pulang. Dokter Diana sama sekali tidak mengetahui bahwa putrinya baru selesai berjuang di meja operasi. Poli kandungan hari ini sangat sibuk sehingga beliau sedikit kewalahan dan lupa mengecek jadwal harian suami dan putrinya.     Alena mengemudikan mobilnya dengan pelan dan tenang. Diperjalanan pulang, Alena tiba-tiba teringat sejarah cinta hingga usaha kedua orang tuanya. Dr. Zafran Raditya adalah dokter jantung andalan dikotanya bahkan di negaranya. Beliau mengambil spesialis jantung di Muenchen dan disanalah beliau bertemu dan jatuh cinta dengan Diana Aisha yang juga menempuh pendidikan di Jerman dan kini menjadi istrinya. Jika dokter Zafran menyelesaikan pendidikan dokternya di Indonesia kemudian mengambil spesialis di Jerman, maka dokter Diana memang menempuh pendidikan di Jerman sejak SMA karena ayahnya yang juga kakek Alena adalah seorang diplomat yang bertugas disana.    Setelah menikahi dokter Diana, dokter Zafran mengajak istrinya untuk tinggal di Indonesia kemudian mendirikan usaha klinik mereka sendiri. Dimulai dari klinik yang sederhana saat masih mengandung Alena kemudian berkembang sangat pesat menjadi salah satu rumah sakit yang cukup di segani masyarakat dan para pejabat. Usaha keras mereka berdua yang berjuang dari titik terendah telah disaksikan sendiri oleh Alena dan Abiyan hingga mereka berdua menjadi sangat menghormati kedua orang tuanya dan selalu berusaha membanggakan mereka.    Tak butuh waktu lama untuk Alena sampai dirumahnya. Begitu masuk rumah ia langsung menuju kamarnya tanpa menemui ibunya. Keluarga Alena memang begitu, sepulang dari rumah sakit akan langsung membersihkan diri baru kemudian menemui keluarganya. Hal itu jug berlaku bagi Abiyan, adiknya yang saat ini masih menjalani koas sebagai dokter gigi.    "Mamaa, muah." Alena memeluk dan mencium manja ibunya dari belakang. Ibunya sedang menyiapkan jus untuk ayahnya.    "Alenaaa. Kamu itu mesti ya. Udah gede masih manjanya keterlaluan." Ibunya menegur tanpa menoleh.    "Biarin, kan aku tetap putri kecil Mama yang menggemaskan. Hhh." Alena memang sangat berbeda saat di rumah dan di rumah sakit. Jika sedang tidak bertugas ia akan menjadi sangat manja, namun jika menyangkut urusan pekerjaan ia akan menjadi sangat tegas dan sulit untuk dibatah. Ibunya membalikkan badannya kemudian meremas pipi Alena, "Kamu tuh ya. Gimana mau nikah kalau masih seperti ini. Eh, Papamu mana? Nggk pulang bareng?" Baru menyadari kalau suaminya tidak nampak. Biasanya selalu ikut memeluk seperti putrinya. Alena memang anak papanya hingga kelakuannya pun sangat mirip    "Mama ah, nikah mulu yang dibahas. Papa lembur lagi katanya, Ma. Mau itu lo beresin yang tentang kerjasama kita dengan Kyungsan Lab. Katanya mau ada semacam pertukaran dokter juga atau apalah itu," jelas Alena    "Wah, ada dokter ceweknya nggk tuh? Yang masih muda gitu? Hhh." Abiyan, adiknya tiba-tiba muncul dan sudah berpakaian rapi. Dokter Diana beralih, karena sudah menduga sebentar lagi akan terjadi peraduan yang cukup sengit dan melelahkan antara kedua anaknya itu.    "Kamu tuh cewek mulu. Koas sana buruan beresin. Rumah sakit Papa butuh dokter gigi lagi lo," celetuk Alena.    "Paan sih, Kak. Kakak tuh buruan nikah udah tua. Wkwk." Abiyan tak mau kalah. Bukan Alena dan Abiyan namanya kalau bertemu tanpa berdebat.    "Hellowww boy, Kakak masih 17 tahun masak kau suruh nikah. Masih dibawah umur."    Abiyan yang sedang minum jus buatan ibunya tersedak, "Uhukk, 17 tahun berada dalam mimpi. Anjir bajuku kotor nih. Ah gara-gara kakak nih." Ibunya yang sudah sangat hafal dengan pertikaian ala Tuan Crab dan Plankton itu hanya dia saja dan mengamati.    "Dihh ... kamu yang minum nggak hati-hati. Rasain wleekk," ejek kakaknya.    "Buruan nikah sono biar nggak rese lagi sama ku."    "Abis nikah aku tinggal disini jadi tetep bisa dong ganggu kamu. Hhh. Akan ku ricuhin hidupmu selamanya," jawab Alena sekenanya    "Maaa, anak perempuan mama tu," adu Abiyan.    "Ihh ngaduan," ejek Alena.    "Anak-anak, kalian berdua bisa diam? Sehari aja nggak berantem bisa nggak. Kamu juga Abiyan, nggak tenang kalau nggk godain kakak kamu. Sana ganti baju nanti kemaleman." Ibunya menengahi.    "Kak Alena tuh"    "Enak aja, kamu duluan."    "Kakak."    "Kamu."    "Sudaaaah. Ini dua anak ya ampun."    Abiyan kemudian menuju kamarnya untuk berganti baju. Ia selalu bahagia setelah bisa menggodai atau mengerjai kakaknya walaupun akhirnya ia langsung terkena karmanya atau jitakan dari ayah dan ibunya. Abiyan jadi berfikir, jika nanti kakaknya menikah, apakah masih bisa seleluasa ini bercanda. Ia berharap kakak iparnya nanti adalah seorang yang menyenangkan dan penyayang seperti kakaknya sendiri sehingga mereka bisa tetap atau bahkan semakin dekat.    "Emang Abiyan mau kemana, Ma? Rapi banget tumben. Biasanya juga udah PS'an," tanya Alena sambil mengambil makanan.    "Mau reuni atau apalah itu kak sama temen SMAnya."    "Napa? Mau ikut, Kak? Ikut ayok. Nanti aku kenalin sama Abangnya Varell. Cakep lho, umurnya sama kaya Kakak. Kerja di Australia." Abiyan menuruni tangga. Alena sedikit melongo, menyadari secepat itu adiknya berganti kemeja.    "Apaan sih. Kaga mau. Udah dibilang kakak belum pengen ya nggk mau," jutek Alena.    "Kak, kalau cari jodoh semoga kakak dapat yang juga bisa dekat sama aku ya. Biar kita bisa bercanda gini terus." Abiyan agak serius. Membuat kakak dan ibunya saling menatap.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Dear Doctor, I LOVE YOU!

read
1.2M
bc

Rewind Our Time

read
168.6K
bc

ISTRI SATU JUTA DOLAR

read
437.9K
bc

Cici BenCi Uncle (Benar-benar Cinta)

read
204.4K
bc

Long Road

read
147.9K
bc

Perfect Marriage Partner

read
821.0K
bc

My Sweet Enemy

read
49.1K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook