“Tytyyyy, ayo!” Aku terkaget begitu mendengar keponakanku yang sedang berdiri sambil cemberut dihadapanku ini. “Tyty kok dari tadi diem aja, lama, huh!” katanya lagi masih dengan bibirnya yang dimajukan. Aku terkekeh melihatnya dan secara refleks mencubit pipinya yang gembul itu. “Aduh maaf ya sayang, Tyty kepikiran sesuatu makanya bengong gini. Ya udah ayo!” ucapku sembari berdiri dan menggandeng tangan Keisha. Pasti kalian tahu kan apa yang aku pikirkan? Ya. Kejadian dua hari lalu, dimana Dafa yang menci- Ah sudahlah! Aku jadi ingat lagi. “Nah itu orangnya, lagi turun tangga. Cepet, Tha, ada Dafa, nih.” ucap Mama yang belum terlihat karena aku masih berada di tangga, tertutupi dinding. Jantungku langsung berdegup kencang saat mendengar ucapan Mama barusan. Dafa?! Untuk apa di

