Part 2

1083 Kata
Malam hari Hana sudah rapi dengan polesan make up di wajahnya, mengenakan dreess berwarna navy, ia bersiap menemani Zein ke ulang tahun rekan bisnisnya. "Sudah siap Han" tanya Zein, ia berdiri di depan pintu kamar putri sambungnya itu. "Ah iya... sudah dad, ayo berangkat" ucap Hana sembari mengambil tas tangannya. "Cantik sekali kamu malam ini" ucap Zein sembari membelai rambut panjang Hana. "Benarkah" ucap Hana. "Hm" angguk Zein, ia dan Hana pun segera keluar menuju mobilnya. Keduanya baru saja memasuki mobil dan terlihat mobil Sandra baru saja pulang. "Itu mobil mami dad" ucap Hana. Dan tak lama terlihat Sandra keluar mobilnya menghampiri mobil sang suami. "Mau kemana kalian" tanya Sandra, ia berdiri di depan pintu mobil Zein. "Pesta ulang tahun temanku" sahut Zein. "Oh ya sudah hati-hati dan maaf aku tak bisa menemanimu honey" ucap Sandra, ia mengecup bibir suaminya. "Iya tak apa, istirahatlah kamu terlihat sangat kelelahan" ucap Hana pada istrinya. "Iya... emmm Hana, cantik sekali malam ini nak" ucap Sandra memuji. "Ah terima kasih mam, mami istirahat ya" ucap Hana. "Iya sayang, selamat bersenang-senang" ucap Sandra. Mobil Zein melaju di jalanan ibu kota menuju gedung pesta ulang tahun rekannya. Setibanya di tempat tersebut mereka segera keluar dari mobil dan memasuki gedung itu, di sana sudah banyak teman dan kolega Zein yang juga datang. "Pak Zein" sapa seorang pria. "Oh hai pak Aldo" ucap Zein menyalami lelaki berumur itu. "Sayang kenalkan, ini rekan bisnis daddy" ucap Zein pada Hana. "Hallo pak saya Hana" ucap Hana memperkenalkan diri. "Istrimu pak Zein, muda sekali" ucap pria itu. "Oh bukan, anak saya... lebih tepatnya anak sambung istri saya" ucap Zein. "Oh begitu, tapi kalian terlihat sangat serasi malam ini, dan kenapa istrimu tidak diajak" ucap pak Aldo. "Dia sibuk dengan pekerjaan kantornya, kami sudah jarang menghabiskan waktu bersama" ucap Zein. "Oh begitu saya mengerti, maaf kalau pertanyaan saya tadi kurang sopan" ucap Pak Aldo. "Ah tidak apa pak" ucap Zein. Zein dan Hana memisahkan diri dari pak Aldo, ia menyapa beberapa rekannya dan banyak yang menyukai Hana bahkan memuji kecantikannya. Ada yang bercanda ingin menjadikannya istri muda dan ada pula yang serius ingin menjodohkan dengan putranya. Hana merasa mulai tidak nyaman dengan pembicaraan para rekan ayah sambunya tesebut, Zein yang paham dengan ketidaknyamanan Hana pun segera membawanya menjauh dari sana. Setelah mengucapkan selamat pada yang berulang tahun Zein segera mengajak Hana meninggalkan pesta itu dan menuju mobilnya. "Daddy tau kamu merasa tidak nyaman tadi" ucap Zein sembari memacu mobilnya. "Iya dad, emang aku barang lelang... ada yang mau jadiin aku istri muda, ada yang mau jadiin mantunya hhhh... ada-ada aja" ucap Hana mendesah. "Maafin daddy ya karena sudah membuat kamu gak nyaman" ucap Zein. "Gapapa kok dad" ucap Hana. "Kita mampir makan dulu ya" ucap Zein. "Iya boleh dad, Hana juga lapar gak sempat makan tadi di pesta" ucap Hana. Selesai makan malam keduanya segera pulang dan Hana pun langsung masuk kamarnya berpisah dengan Zein yang juga masuk kamarnya. --- Pagi sekali Sandra bangun dan buru-buru sarapan, disampingnya ada sebuah koper dan tas tangannya. "Kamu mau ke mana" tanya Zein yang baru keluar dari kamarnya. "Aku ada meeting di Surabaya beberapa hari" ucap Sandra. "Meeting? kok kamu gak bilang mau pergi" ucap Zein dengan kesal karena istrinya itu seperti tak menghargai keberadaannya. "Aku lupa bilang" ucap Sandra. "Lupa San? gampang sekali kamu bilang begitu" omel Zein. "Kamu kerja dari pagi sampai malam oke aku gak masalah, kamu lembur di hari libur yang harusnya hari untuk kumpul keluarga aku juga gak masalah, tapi kali ini kamu benar-benar sudah kelewatan kamu gak menghargaiku sama sekali" ucap Zein marah. "Honey bukan maksudku begitu, aku hanya benar-benar lupa" ucap Sandra. "Gampang sekali kamu bilang lupa" ucap Zein kesal. "Maafkan aku honey, lain kali aku janji akan memberitahumu lebih dahulu, dan maaf aku harus segera pergi pesawatku beberapa jam lagi" ucap Sandra yang segera pergi dengan membawa kopernya. Zein menghela nafasnya dalam melihat betapa sibuknya Sandra akhir-akhir ini. "Kamu terlalu sibuk dengan urusanmu hingga mengabaikan keberadaan aku, suamimu" gumam Zein. "Pagi daddy" ucap Hana yang baru masuk ruang makan, ia masih mengenakan piama tidurnya. "Pagi sayang, ayo sarapan bareng" ucap Zein. "Iya dad... mami mana, apa belum bangun" tanya Hana. "Mami kamu sudah berangkat" ucap Zein. "Berangkat, sepagi ini" tanya Hana. "Mami kamu ke Surabaya, katanya ada meeting beberapa hari di sana" ucap Zein yang masih setengah kesal. "Kok gak bilang Hana sih mami pergi" omel Hana. "Jangankan kamu, daddy aja baru tau" ucap Zein masih kesal. "Mami ngerjain apa sih dad kok sibuknya kebangetan banget" tanya Hana. "Katanya proyek besar" ucap Zein. "Oh gitu" angguk Hana. "Ya sudah sarapan saja, setelah itu siap-siap kita jalan" ucap Zein. "Mau ke mana?" tanya Hana. "Ke mana saja, dari pada di rumah suntuk" ucap Zein. "Oke daddy" angguk Hana. Keduanya baru saja keluar dari rumahnya, dan kini mereka memasuki mobilnya. "Jalan-jalan ya, sepi juga di rumah" ucap Zein begitu menutup pintu mobilnya. "Mau ke mana kita dad" tanya Hana. "Kamu maunya ke mana" tanya Zein. "Ke mana ya dad" Hana terlihat berpikir. "Bagaimana kalau ke Dufan" ucap Zein. "Ah boleh dad, tapi... daddy emangnya berani naik wahana permainan itu" tanya Hana. "Ya beranilah, kamu kira daddy gak berani" ucap Zein. "Kalau begitu ayo, lets go daddy" ucap Hana. "Ayo" ucap Zein. "Emm maaf..." Zein mendekat ke arah Hana dan sontak membuat Hana kaget karena jarak tubuh mereka yang sangat dekat. "Sabuknya dipakai sayang" ucap Zein. "Oh iya dad" ucap Hana gugup. Keduanya menghabiskan waktu dengan bersenang-senang di Dufan, menaiki berbagai macam wahana permainan. "Sudah hampir sore, pulang yuk" ucap Zein. "Ayo dad, udah cape juga" ucap Hana. "Cape ya... ayo naik daddy gendong sampai mobil" ucap Zein, ia berjongkok memberikan punggungnya. "Gak mau ah dad, Hana berat tau" ucap Hana. "Kamu kira daddy gak kuat, ayo naik cepet" ucap Zein. "Gak mau daddy" ucap Hana. "Naik Hana" paksa Zein lagi dan terpaksa Hana pun naik ke punggung ayah sambungnya tersebut, Zein menggendong putri tirinya itu hingga mobil mereka. Tanpa sengaja saat akan menurunkan Hana dari gendongannya Zein menginjak sesuatu yang membuatnya tergelincir hingga Hana terjatuh dan ia pun menindih putrinya itu. Wajah keduanya yang begitu dekat dengan membuat mereka saling tatap dan gugup seketika melanda. "Dad..." panggil Hana pelan. "Oh maaf... ayo bangun, kamu gapapa sayang" tanya Zein sembari membantu Hana berdiri. "Iya gapapa dad" ucap Hana gugup. Dalam perjalanan pulang menuju rumah tak ada satu pun yang memulai pembicaraan, keduanya merasa tak enak dan gugup setelah kejadian kecil tadi. ♥♥♥
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN