Bos Yang Menyebalkan
Namaku Natasha, umurku dua puluh dua tahun dan aku adalah seorang asisten pribadi seorang bos yang paling menyebalkan di dunia yang bernama Mika, dia adalah pemimpin sekaligus pemilik perusahaan tempatku bekerja saat ini. Bayangkan saja selama ini tidak ada yang bertahan menjadi asisten pribadinya lebih dari satu bulan. Mika akan segera memecat asistennya kalau dia merasa tidak suka atau aisten yang kan meminta resign karena ulahnya, entahlah.... bahkan Renita yang aku gantikan hanya bertahan dua hari saja, hanya aku yang bisa bertahan lebih dari satu bulan. lebih tepatnya satu bulan dua hari! Sebenarnya seperti yang lain aku juga tidak tahan dengan kelakuannya tapi kalau aku resign aku tak tahu harus bekerja apa dan di mana karena saat ini sangat susah untuk mencari pekerjaan apalagi aku adalah tulang punggung keluarga untuk ibu dan adik-adikku.
Bagi orang yang tak mengenal Mika mereka akan langsung mengaguminya, Mika tampan dan bertubuh sempurna dan sangat pandai mengelola perusahaannya jadi di usianya yang masih muda dia mampu membuat perusahaan yang bergerak di bidang IT ini berkembang dengan cepat, beberapa aplikasi yang dikembangkan perusahaan menjadi buruan publik. Tapi bagi orang-orang kantor kami dia adalah seorang monster yang sangat menakutkan.
Jangan membayangkan Mika sebagai sosok direktur ataupun CEO yang seperti di n****+ online yang terlihat dingin tapi ternyata doyan ONS atau suka melakukan ML dengan asisten atau sekretarisnya. Tidak! Mika bukanlah sosok yang dingin-dingin amat tapi dia memang tak pernah terlihat dekat dengan wanita manapun, mungkin itu yang kemudian membuatnya sangat mudah meledak kalau ada masalah dan sasaran dari amarahnya adalah kami, asistennya.
Sebelum menjadi asisten Mika aku adalah staf administrasi selama empat bulan ini, aku ditarik menjadi staf Mika karena tak ada yang tahan dengan omelannya dan tindakannya yang sangat menyebalkan. Di hari pertama aku menjadi asisten Mika aku hampir putus asa karena dia menyuruhku bolak-balik antara pantry ke ruangannya untuk membuat kopi yang pas untuknya, ditambah lagi dia langsung membentakku dengan keras saat aku salah membawakan file yang dimintanya. Saat itu seketika aku ingin berhenti tapi bayangan ibu dan kedua adikku melintas di benakku membuatku harus bertahan. Ya, selama satu bulan lebih dua hari ini aku selalu menguatkan diri menghadapi semua makian dan bentakannya atau tindakan kekanak-kanaknya yang kadang membuatku marah, ya Mika suka melempar barang misal file yang salah, makanan yang tak sesuai dengan harapannya pokoknya apapun yang tak sesuai dengannya ke lantai bahkan ke tubuhku.
Oya, jangan bayangkan juga aku sebagai sosok sekretaris yang seksi dan suka menggoda bosnya, aku jauh dari itu, walau aku selalu memakai make up tebal tapi aku suka memakai baju panjang ke kantor, pakaian kerja favoritku adalah kemeja lengan panjang dengan rok panjang, sesekali saja aku memakai memakai celana panjang. Oya aku juga mengenakan kaca mata yang cukup tebal yang kalau aku lupa memakainya aku tak akan melihat sekelilingku dengan jelas. Terkadang beberapa temanku menyarankan agar aku mengganti penampilan dengan bau seksi dan memakai lensa kotak tapi aku tak cukup pede untuk melakukannya.
Kembali pada Mika, aku tahu sebenarnya Mika kurang suka dengan penampilanku karena beberapa kali menyindirku setiap kali kami habis pertemuan dengan kliennya tapi aku tak perduli dia suka atau tidak dengan penampilanku nyatanya sampai hari ini dia tidak memecatku.
Saat ini aku tengah membawakan makan siang bosku dan bersiap pergi dari hadapannya saat aku mendengar ringtone ponselku berbunyi. Setelah aku menata makan siangnya di atas mejanya, aku kemudian kembali ke mejaku yang berada satu ruangan dengannya meski letaknya cukup jauh dari meja Mika dan mengangkat panggilan dari Rani
"Hai Ran," sapaku.
"........"
"Nanti malam? Aku belum tahu, coba lihat nanti, dech!"
"......."
"Iya, kita bahas nanti di rumah," kataku sambil melihat ke arah Mika yang sedang menatapku dengan sengit karena merasa terganggu acara makan siangnya, kemudian sambil berbisik aku berkata, "Udah ya. Tuh, bosku lihat ke sini mau membunuhku."
Kudengar suara tawa Rina di ujung sana, aku segera menutupnya. Aku segera mengambil bekal makan siang dari dalam tas ku dan mulai menyantapnya. Walau tak semewah makan siang si bos tapi aku merasa nikmat menyantap masakan buatanku sendiri, nasi dengan oseng tempe dan sayur caisim yang terasa sangat lezat.
***
AlanyLove