bc

Istri Tuan Luca yang Diabaikan

book_age18+
119
IKUTI
2.0K
BACA
dark
love-triangle
contract marriage
BE
family
age gap
fated
forced
opposites attract
second chance
arranged marriage
curse
arrogant
badboy
kickass heroine
single mother
heir/heiress
blue collar
drama
tragedy
sweet
bxg
serious
kicking
bold
city
office/work place
cheating
childhood crush
rejected
secrets
affair
like
intro-logo
Uraian

WARNING, CERITA INI BERTABUR BAWANG. HARAP SIAPKAN MENTAL SEBELUM MEMBACA. JANGAN LUPA MASUKKAN KE RAK, YA!

"Luca, aku istrimu, apa kamu tidak bisa sedikit saja mencintaiku? Sedikit saja."

"Cinta? Sampai kau mati sekali pun, aku tidak akan memberikannya."

Zara terluka. Dia tidak pernah tahu jika mencintai rasanya bisa sesakit ini. Hatinya seolah tertusuk ribuan jarum saat dia meminta cinta dari suaminya yang dingin dan membencinya setengah mati. Luca Alessandro Moretti.

Pria yang membencinya karena Zara dianggap sebagai penghancur kebahagiaannya saat Luca harusnya bahagia dengan Viviane, tapi karena permintaan neneknya, Luca harus menikah dengan Zara. Anak pembantu di rumahnya yang dianggap tidak setara dengannya.

Akankah Zara terus bertahan dengan pernikahannya di tengah sikap dingin Luca? Ataukah dia akan menyerah? Bagaimana jika tanpa sepengetahuan Luca, Zara menyimpan sebuah rahasia besar yang akan menjadi penyesalan untuk Luca selamanya?

"Waktu tidak akan terulang atau sekadar menunggumu untuk sadar, kalau yang berharga, bisa hilang kapan saja."

chap-preview
Pratinjau gratis
Nikahi Zara!
"Apa kamu mau menikah denganku, Viviane?" Seorang pria bersetelan rapi tampak sedang berjongkok di depan wanita yang memakai gaun berwarna merah. Pemandangan itu terjadi di sebuah restoran mewah, di hadapan semua pengunjung yang kini perhatiannya tertuju pada keduanya. Suara biola dan piano menjadi latar belakang momen romantis tersebut. Bukan sebuah kejadian langka bagi sebagian orang yang sudah cukup sering melihat momen romantis lamaran seorang pria pada kekasihnya, tapi cincin berlian di tangan dan sosok yang berjongkok itulah yang membuat semuanya terpana. Luca Alessandro Moretti. Seorang pria lajang yang merupakan calon ahli waris paling kuat di keluarga Moretti. Pria yang memiliki hidup sempurna bak seorang pangeran dan memiliki kekasih yang juga tak kalah sempurna. Viviane. Model cantik yang kariernya semakin bersinar. Tentu saja, semua orang yang melihat itu sudah memperkirakan apa yang akan terjadi selanjutnya. Viviane mengambil cincin dan menerima lamaran Luca, lalu berciuman di hadapan semua orang dan kabar pernikahan meriah keduanya akan terdengar sampai pelosok negeri. Mungkin juga bisa menjadi salah satu incaran berita gosip. Namun beberapa detik setelahnya, Luca yang sedang menunggu jawaban Viviane, tiba-tiba harus dikejutkan oleh suara ponselnya yang berdering nyaring. Mengacaukan sesaat momen romantis yang sempat akan berjalan lancar. Alisnya tampak berkerut tidak senang, tapi dia tetap merogoh saku celananya dan memeriksa siapa orang yang mengganggunya di saat-saat terpenting dalam hidupnya. Luci hampir saja berpikir untuk memaki orang yang mengganggunya, tapi saat matanya menemukan nama sang ayah di sana, dia terdiam sesaat. "Luca?" "Sebentar, Viviane." Tak mampu mengabaikan sang ayah, Lucas bergegas berdiri dengan cepat dan mundur untuk mengangkat panggilan ayahnya. Dia melupakan sejenak kehadiran Viviane atau orang-orang yang tampak menahan napas, menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya. "Halo, Ayah?" "Luca, pulanglah sekarang." "Pulang? Kenapa?" Luca mengernyit saat mendengar perintah ayahnya. Tidak mungkin dia melakukannya. Tidak saat dia bersama dengan Viviane dan berniat melamarnya. "Ayah, tidak bisa. Aku tidak bisa pulang. Aku sedang mela—" "Tidak, jangan pulang ke rumah. Langsung saja ke rumah sakit. Omamu, dia kritis. Dia mencarimu, Luca." Luca terdiam seketika. Matanya terbelalak saat dia mendapat berita tak terduga dari ayahnya. "Apa? Oma kritis? Di mana? Rumah sakit mana?" "Ayah sudah kirim alamatnya. Sekarang kemarilah." Panggilan berakhir dan Luca melihat alamat rumah sakit yang dikirim sang ayah. Wajahnya terlihat serius dan mengeras saat membacanya. Kekhawatiran terlihat jelas di sana. Luca tahu, lamarannya pada Viviane sangat penting, tapi Omanya jauh lebih penting. Luca tidak mau menyesal karena dia terlambat datang. "Luca, ada apa?" Luca berbalik segera dan menatap kekasihnya yang menunjukkan ekspresi khawatir. Seakan menyadari raut wajahnya yang muram dan gelap. "Viviane, maaf, aku harus pergi. Aku akan kembali dan menjelaskan situasinya nanti." "Apa? Tapi lamarannya—" "Aku minta maaf." Luca mengusap kedua bahu Viviane dan pergi tanpa menjelaskan lebih lanjut apa yang terjadi. Dia tidak punya waktu untuk melakukan itu. Tidak saat nyawa Omanya dipertaruhkan. Luca berlari meninggalkan restoran itu dan segera masuk ke dalam mobilnya. Dia bisa mendengar suara Viviane memanggilnya dan tatapan semua orang yang menyaksikannya pergi. Siapa sangka? Lamaran romantis yang beberapa menit lalu membuat semua orang terpana, justru harus mendapat akhir tak terduga. Semua orang benar-benar tercengang dan Viviane benar-benar terluka. "LUCA!" *** "Ayah! Ibu!" Teriakan Luca mengejutkan pasangan suami istri paruh baya yang sedang berdiri di depan ruang IGD. Ekspresi sedih terlihat di kedua wajahnya. Luca yang melihat itu berlari mendekat. Napasnya terengah-engah. "Ayah, apa yang sebenarnya terjadi? Bagaimana keadaan Oma?" "Omamu mengalami pendarahan saluran cerna. Dokter sudah melakukan tindakan endoskopi darurat, tapi ada tukak lambung besar yang pecah dan itu harus dilakukan operasi," jelas ayahnya. "Dia sekarang sedang bersama Zara di dalam. Zara yang menemukan Omamu pingsan sebelum kami membawanya ke sini." "Apa?" Luca sontan melirik ke sebuah pintu di depannya dan melihat tulisan ruang IGD. "Lalu kenapa Oma masih di sini? Bukannya dia harus dioperasi?" Ayahnya kali ini tidak menjawab, tapi ibunya langsung mendekat. "Omamu menolak. Dia ingin bicara denganmu dulu, Luca." Luca terkejut. Rahangnya tampak mengetat. Ada rasa takut dan tidak nyaman dirasakan olehnya. Jelas dia tidak mau membayangkan sesuatu yang buruk terjadi. Jadi dia langsung masuk ke dalam ruang IGD dan melihat Omanya terbaring lemah ditemani seorang gadis berpakaian lusuh dan rambut panjang yang terurai. Ad jejak air mata di pipinya. Lucas melihat keduanya menoleh. Dia pun mendekat dan menatap tajam gadis itu. "Minggir!" Gadis itu tampak kaget dengan bentakkannya, tapi Luca tidak mau repot-repot untuk peduli. Dia melihat datar ketika gadis itu berdiri dari kursinya dan memberinya ruang untuk melihat Omanya yang terbaring tak berdaya. Wajah pucat dan keriput itu membuatnya merasa sakit, tapi tatapannya dan sorot mata yang kesal, terlihat ditujukan padanya. "Apa yang kamu lakukan, Luca? Jangan bersikap kasar pada Zara!" Luca mengepalkan tangannya saat nama gadis itu disebut. "Apa itu penting sekarang, Oma? Kenapa Oma harus repot-repot memedulikan anak pembantu itu?" "Jaga bicaramu! Oma tidak suka kamu bicara buruk pada Zara!" ujarnya dengan tegas. Meski tampak lemah dan tak berdaya, tapi wanita tua itu masih mampu untuk mengomeli Luca yang bersikap tak sopan pada gadis yang kini terdiam dengan wajah murung. "Zara, kemarilah! Jangan jauh-jauh dari Oma." "Iya, Oma. Zara tidak akan meninggalkan Oma," ucap Zara yang kini beralih ke sisi lain ranjang rumah sakit itu. Tangannya menggenggam tangan keriput seperti apa yang dilakukan Luca. Dia juga sebenarnya merasakan tatapan tajam yang ditujukan Luca padanya. Sayangnya, Luca langsung memutus kontak mata itu dan menatap Omanya dengan serius. Dia tidak punya waktu untuk bertengkar sekarang. "Oma, katakan padaku sekarang. Kenapa Oma tidak mau dioperasi? Oma tahu Oma itu harus segera mendapat penanganan dokter!" "Oma tahu, Oma menunggumu, Luca." "Oma, aku akan datang, aku pasti akan ke sini, tapi Om harusnya menyetujui lebih dulu operasi itu! Waktu itu berharga, Oma!" Luca frustrasi. Dia benar-benar takut dan khawatir jika sesuatu yang buruk terjadi. Dia jelas tidak mau memikirkan Omanya pergi meninggalkannya. Luca belum siap kehilangan wanita yang sangat dia sayangi setelah ibunya. Dia sangat menyayangi Omanya. Matanya bahkan sampai berkaca-kaca. "Oma, aku, mohon, Oma mau ya dioperasi? Aku mau Oma sembuh." "Ya, Oma mau. Kalau kamu yang minta." Luca terkejut mendengar Omanya langsung menyetujuinya. Dia tahu Omanya selalu bersikap keras kepala saat menginginkan sesuatu. Sulit sekali dibujuk, tapi dia tidak menyangka, Omanya akan langsung mengiyakan. Luca tersenyum dan berpikir semua masalah yang teratasi, tapi kata-kata Omanya selanjutnya membuatnya kebingungan. "Tapi dengan satu syarat, Luca." "Syarat? Syarat apa maksud Oma? Oma mau dioperasi dengan syarat?" "Iya, ada syaratnya." Senyum lebar membingkai wajah tua Omanya. Ekspresi ceria yang membuat Luca merasa ada sesuatu yang akan terjadi. Sampai tanpa disangka, Omanya menarik tangan Luca dan Zara bersamaan. Tanpa ada beban sama sekali, Omanya menyatukan kedua tangan itu sambil menatap keduanya bergantian. "Kamu menikah dengan Zara." "Oma!" seru Luca dan Zara bersamaan. Keduanya terkejut dengan syarat yang diberikan Omanya. Mereka saling pandang. Wajah Zara dipenuhi kekagetan, tapi rona kemerahan terlihat menghiasi pipinya. Sementara Luca kini diliputi rasa jijik dan benci. Hingga tanpa basa-basi, Luca menarik tangannya dan langsung berdiri. "Tidak bisa, Oma! Aku tidak mungkin menikahi anak pembantu itu!" tunjuk Luca ke arah Zara. Dia menatap penuh kebencian dan rasa jijik. Lalu dia kembali menatap Omanya. "Oma, mintalah yang lain. Aku tidak mungkin menikahinya. Aku sudah melamar Viviane. Aku hanya ingin menikah dengannya." "Viviane? Kamu masih berhubungan dengan wanita itu? Tidak, Luca, Viviane bukan wanita baik-baik. Oma tidak mengizinkanmu dengannya. Oma hanya mau kamu menikah dengan Zara." Kepala Luca mendadak sakit. Bagai petir di siang bolong, permintaan Omanya telah berhasil membuatnya mengalami migran. "Oma, aku tidak mau. Pernikahan itu hanya sekali bagiku dan aku tidak mau salah memilih! Orang yang hidup bersamaku harus benar-benar orang yang layak!" "Dan Zara adalah orangnya. Oma yakin, Oma tidak salah pilih. Zara sudah bersama kita dan Oma tahu Zara anak yang baik. Dia akan jadi istri yang akan membuatmu bahagia, Luca." Zara terdiam. Hatinya menghangat saat mendengar pujian dari wanita tua yang selama ini dia rawat. Namun kemudian, dia malah melihat tatapan jijik dan benci dari Luca yang membuatnya benar-benar terluka. Dadanya sakit melihat hal itu. Apalagi saat dia tahu, Luca sudah melamar Viviane sebelumnya. "Oma, jangan seperti itu. Tolong mintalah yang lain," pintanya yang khawatir karena Luca terlihat marah. Zara tidak ingin pria itu tertekan karena hal ini. "Tidak, Zara. Oma hanya mau kamu menikah dengan Luca. Kalau Luca tidak mau, ya sudah, biar Oma mati saja. Oma akan mati dengan penyesalan." "Oma! Jangan bicara seperti itu!" Zara langsung menegur Omanya. Dia ikut panik saat mendengar suara sedih Omanya. "Oma harus sembuh. Aku mohon, aku tidak mau Oma kenapa-kenapa. Tolong lupakan saja syaratnya." Sementara Luca masih diam. Kedua tangannya terkepal dan rahangnya mengetat. Ada pergolakan batin yang begitu kuat dalam diri pria itu, antara ingin tetap menolak dan mengikuti kemauan Omanya. Membiarkan Omanya meninggal begitu saja, jelas tidak mungkin, tapi meninggalkan Viviane adalah hal yang sangat sulit dan memilih salah satunya hanya akan membuat terluka. "Tidak. Oma tidak mau dioperasi kalau kamu dan Luca tidak menikah. Oma lebih baik mati—" "Cukup! Jangan bicara lagi! Aku akan menikahi Zara, tapi Oma harus dioperasi sekarang!" seru Luca yang sudah pusing mendengar kata-kata Omanya yang seolah tidak mau hidup lagi. Itu membuat perasaan bersalahnya semakin besar. "Aku akan melakukannya. Aku akan melakukan apa yang Oma mau." Kacau sudah. Semuanya berantakan sekarang. Luca tidak tahu harus mengatakan apa pada Viviane nantinya. Kesedihan, patah hati, sakit, benci dan rasa bersalah, bergejolak dalam diri Luca. Dia menatap Omanya yang tampak senang mendengarnya, lalu Zara. Calon istrinya yang tampak tertegun melihatnya. 'Ini semua pasti ulahnya. Dia yang menghasut Oma.'

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Dinikahi Karena Dendam

read
233.7K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.7K
bc

Hasrat Meresahkan Pria Dewasa

read
30.2K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
188.5K
bc

TERNODA

read
198.6K
bc

Setelah 10 Tahun Berpisah

read
56.0K
bc

My Secret Little Wife

read
132.0K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook