2. GOR

1519 Kata
Hidung Alea kembang-kempis, begitu kakinya berhenti di Garis Putih bertuliskan kata Finish. Menarik-hembuskan Udara yang masuk ke dalam Paru-parunya, yang Bekerja keras Setelah Lomba lari yang Alea lakukan dengan beberapa Teman Genk Satu Sekolah; ada Tyas, Windy,Deriza dan Juga Putri. Bukan Lomba lari untuk memperoleh Piala Emas atau lainnya, melainkan Olahraga Biasa, membugarkan Tubuh. Setelah lelah berlari di lapangan Gedung Olahraga kelima Gadis itu, Termasuk Alea duduk Sejenak di lantai dekat dengan Pintu Gerbang Keluar GOR. Pedagang kaki lima juga ikut meramaikan gerbang GOR dengan berbagai macam Makanan-makanan yang menggugah Selera. Tyas segera berjalan ikut mengantri mengelilingi abang Tukang Baso, meninggalkan keempat temannya yang masih betah duduk-duduk di Teras GOR yang berdekatan dengan Area Parkir Motor. Dari arah berlawanan tampak Segerombolan anak Laki-laki seumuran dengan mereka berjalan masuk kedalam GOR, dari baju yang mereka Pakai, para gadis langsung tau mereka akan Bermain Sepak Bola. Alea masih sibuk bercerita tentang banyak hal pada Putri, tanpa Alea sadari Putri tidak lagi berfokus padanya, Putri mulai memperhatikan Gerombolan itu. Tatapan mata gadis itu memperhatikan Pria ketiga dari depan, Laki-laki itu berkulit gelap namun beberapa lekukan di lengannya menandakan dia sangat suka olahraga . dan yang lebih mencolok Pria itu beberapakali membuat teman-temannya tertawa, tentu senyumannya tidak luntur dari bibir Tebal Pria itu sepanjang Putri melihatnya, bahkan Putri juga menjadi ikut Tersenyum. "Woy, lu dengerin gue gak sih Put ?" "Eh... Hehhe Sorry, ada Cowok ganteng lewat tadi. Gue Terpesonaaaa cakep bangettttt, Senyumannya itu loh" Putri Tersenyum sambil menutupi wajahnya yang memerah dengan kedua Telapak tangan. "Cieeeeee Putriii, Sekarang mana Orangnya ?" "udah masuk tadi hehehe" "Yaelah, lu pada liat Win, Der?" Windy dan Deriza mengangguk antusias. "yah, gue doang dong yang belum liat, yaudah balik aja yuk, Tyas mana ya?" Ucap Alea "Jangan Pulang dulu napa, kita nonton bola aja yaa" ucap Windy kemudian yang langsung diangguki oleh Putri dan Deriza. Sedangkan Tyas dan Alea memilih Pulang duluan, dirinya saat ini masih tidak ingin tertarik dengan Pria manapun, setelah Patah hati yang baru saja ia lalui. Minggu berikutnya, Seperti biasa Alea dan keempat temannya kembali berlari di GOR, namun hari itu Alea sangat malas untuk berlari, ia hanya melakukan Peregangan Otot sebentar lalu memilih keluar lapangan untuk membeli minuman dan beberapa Camilan. saat kembali kedalam ia cukup kaget melihat ada beberapa Tas Pria yang bertumpuk bersamaan dengan Tas Alea dan kawan-kawan, lalu dari Arah berlawanan Tyas mendekati Alea dengan Berlari - Lari kecil. "Darimana lo?" "Depan, lagi gak mood lari gue. Gue tunggu disini aja yaa, sambil jaga Tas" Ucap Alea sambil menyedot es teh manis yang ada didalam Plastik. "Ikut aja, pada istirahat disana kok lea.." Tyas menunjuk sekumpulan Orang yang sedang duduk-duduk di Pingiran lapangan Lari. "Yasudah, ayo!" Setelah mendekati sekumpulan itu Alea baru sadar, Ketiga temannya ternyata sedang berbincang oleh beberapa Pria Asing, yang Alea sendiri tidak tau, Alea Mengernyitkan dahinya sambil menatap Tyas, berharap Temannya mengerti. Namun Tyas tidak menangkap yang di maksud Alea. Tyas membelalakan matanya sambil menaikkan pundaknya. Alea Melotot sambil mengarahkan matanya ke sekumpulan Pria asing yang belum menyadari kehadirannya. Tyas yang masih belum mengerti hanya menggeleng kepalanya tidak mengerti. Alea hanya bisa menghembuskan nafasnya kasar melihat Tyas yang belum juga mengerti. "Eh, itu Alea" Ucap Windy menyadari Alea yang diam, tak Bersuara. Alea nyengir Kuda memperlihatkan Gigi Ratanya. "Le ini ... Kenalin" Putri Terlihat Ceria dan semangat memperkenalkan kelima Laki-laki yang ada disana. "Hai.. nama Gue Alea" Ucap Alea maju mendekatkan Telapak tangannya kepada Kelima Pria disana, satu Persatu mereka memperkenalkan dirinya. Ada Gangga, Omen, Frans,Kevin dan Ridwan. Sosok Gangga dan Ridwan lebih terlihat antusias daripada yang lain, namun Ridwan lebih terlihat Tertarik dengan putri. Mereka berdua mengasingkan diri, mencari Tempat yang lebih sepi untuk mengenal lebih dekat satu sama lain. Mungkin Gangga beberapa kali melirikku yang hanya diam mendengarkan obrolan-obrolan Ringan yang dilontarkan Frans kepada Windy, sesekali yang lainnya juga ikut melontarkan beberapa pertanyaan. Aku hanya menyimak dalam diam, dan tertawa saat ada Pembicaraan yang Lucu. Aku menyadari Perhatiannya itu, hanya saja aku pura-pura tidak mengerti. Aku rasa Gangga kemudian mengumpulkan keberaniannya untuk mendekatiku, laki-laki itu berjalan Pelan mendekatiku, duduk disebelahku kemudian menatapku cukup lama. "Ya ?" "Hai Alea, diem aja daritadi?" "Hehe iyaa nih, bingung mau ngomong apa" "Santai aja" Gangga Tersenyum menenangkan "Oke.." "le.. boleh minta nomernya ?" "Hah?... Bolehh" aku menyebutkan angka-angka yang kemudian Gangga Ketik kedalam Ponselnya. Kemudian kami berdua saling mengobrol dan bertukar Fikiran, Ternyata Gangga Pria yang cukup Menarik Setelah banyak Bercerita denganku, bahkan kami Bisa di bilang satu Pemikiran. Ditambah kami sama-sama Berbintang Libra Punya Pemikirin dan Hoby yang sama, Menyenangkan. Aku sempat Bertanya Pada Putri, Siapakah Cowok-cowok itu ? Putri bilang Ridwan adalah Cowok yang waktu itu membuatnya Terpesona, Pria yang waktu itu aku tidak sempat lihat. Ternyata di hari yang sama mereka memberanikan diri untuk berkenalan usai Pertandingan Bola Sore itu, itu Semua Berkat Keberanian Windy, ia yang paling Berani diantara kami, Sore itu Windy dengan beraninya mengajak Kenalan dengan Gerombolan Gangga dan Putri sangat Berterima kasih akan itu. Berbulan-bulan kemudian Putri Akhirnya Jadian dengan Ridwan, hubungan kami semua Semakin baik, bahkan Sering Menghabiskan waktu Bersama. Deriza juga Jadian dengan Teman dari Teman Gangga, Alvin. Sedang Hubunganku dengan Gangga, Jalan ditempat. Dari awal aku memang tidak berharap lebih padanya. Tapi tingkah laku Pria itu selalu saja terlihat seperti "Tertarik" padaku. Seperti beberapa Minggu lalu, kami Berenang di Sport Club. Aku keluar dari kolam untuk minum, tanpa sadar Gangga dari arah depan menyodorkan Sebotol Air Mineral Padaku, mengambil Alih handuk yang sedang aku Pegang, sementara aku minum minuman darinya, aku Pikir itu cukup Perhatian. Lalu, Pria itu duduk sambil menatapiku Dengan tatapan yang tidak ku mengerti. "Eheemm.. kenapa ga ?" Pria itu tersenyum lebar kedapatan menatapiku lama "Em.. Type cowok lo, kayak gimana le?" "Eh?" "Gue mau tau, Pleaseee" "Em.. Baik, Perhatian, Kalo bisa sih Cakep" Gangga hanya mengangguk sambil berfikir. Setelahnya, hanya obrolan biasa antara aku dan Gangga, laki-laki itu memang tidak Pernah memperjelas hubungan kami, akupun sama. Komunikasi yang lambat diatara kami, dan Juga kami sangat jarang berkirim Pesan satu sama Lain. Eh.. Pernah sekali Gangga mengirimkanku Pesan seperti ini : Kadang aku berfikir Dapatkah kita, terus coba Mendayung perahu kita Menyatukan ingin kita Sedang selalu saja Khilaf yang kecil mengusik Bagai angin berhembus kencang Goyahkan kaki kita Genggam tanganku jangan bimbang Tak usahlah lagi dikenang Naif diri yang pernah datang Jadikan pelajaran sayang Dengar bisikanku oh dinda Coba lapangkan d**a kita T'rima aku apa adanya Jujur hati yang kita jaga Aku Sungguh tidak mengerti, Apa maksud Pria itu mengirimkan Puisi yang Ternyata adalah Lirik lagu yang baru saja aku ketahui setelah beberapa Tahun belakangan. Sampai akhirnya Gangga membawa wanita lain Bersamanya, mereka sangat De kat!. Entah aku harus bertindak seperti apa??? Saat melihat mereka Jantungku berdegup Kencang. Padahal sejak tadi aku menantikan Gangga, tapi yang kudapat.... Aku menyesal mengharapkannya tadi, menyesal ikut kembali Hangout bersama Putri dan yang lainnya. Akhirnya aku memutuskan, untuk diam saja sambil sesekali memperhatikan interaksi Gangga dan... Wanita itu. "Itu pacar gangga ?" Bukan, bukan aku yang Bertanya melainnkan Windy kepada Kevin dengan suara Pelan, sedangkan Gangga yang ada diujung Meja sedang sibuk memesan makanan. "Bukan, itu Triska dia cinta mati sama si Gangga" ucap kevin berbisik, entah kenapa ada Sedikit Perasaan Lega mengetaui hal itu dari Kevin. Tapi, aku bukan siapa-siapa... Aku hanyalah Teman dari Teman Pacarnya. Ditengah hubungan yang aneh antara aku dan Gangga, akhirnya dia mengajakku keluar, hanya berdua, aku dan Gangga. Dengan Semangat aku menyiapkan semua dengan baik, Dress cantik, bahkan memakai Wedges untuk Pertama kalinya FYI ini Wedges dengan Tinggi 7cm dan ini PERTAMA KALINYA aku pakai khusus untuk kencanku dengan Gangga. Awalnya semua berjalan lancar, dia datang tepat waktu menjemputku dengan Motornya dan kencan kami lancar, meski sesekali kami kehabisan banyak Obrolan, entahlah apa mungkin karena Gugup ? Lalu mimpi buruk terjadi, saat keluar Restaurant Gangga berjalan didepanku, bukan keparkiran Motor melainkan Berjalan di Trotoar, dia sama sekali tidak menungguku dengan berjalan Pelan, aku yang saat itu Pertama kali memakai wedges tinggi sangat Depresi dan kesakitan, belum lagi menahan kesimbanganku yang masih kacau, cukup lama berjalan sampai masuk kedalam g**g dengan banyaknya batu Kerikil aku Terjatuh, Gangga melirikku dari jarak beberapa meter didepanku "lo kenapa ?" Sialan.. aku melihat ada anak kecil disana "ni anak narik-narik gue, trus gue jatuh" Sorry dekkkk Gangga hanya ber oh ria lalu melanjutkan Perjalanannya kemudian Bruuuuuukkk Aku jatuh untuk kedua kalinya dan menjerumuskan adik kecil ini kedalam dustaku Tepat saat Gangga melirikku lagi, aku mengumpat kesal " aduhh dek, jangan tarik-tarik kaka jadi jatoh" "Yeh, jatoh sendiri juga" Aku syok menatapi adik kecil yang Ternyata sudah Pintar berbicara hehehe. Aku mengabaikannya Pura-pura marah. Sesampainya dirumah aku menyesal, dan mengumpati diriku sendiri yang sebelumnya mengharapkan Gangga! Kencan kemarin berujung aku Pulang naik angkot, Ternyata Motor yang dia Pakai untuk Menjemputku adalah Motor Temannya, kenapa tidak bilang dari awal saja ? Sejak saat itu aku memutuskan hanya berteman dengan Gangga, tidak lebih! bukan karena dia seorang Pria yang tidak Bermodal, melainkan Sifatnya sebagai seorang Pria yang sungguh amat Egois. Thank God Saat kencan Semua Terbuka, dan aku sadar lebih baik Hubungan Kita sebagai Teman saja dannn sampai saat ini kami masih Berteman baik! lebih lega tanpa embel-embel "pe.de.ka.te"
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN