Bab 2 Ancaman mami

1029 Kata
Sudah pukul 11 malam seperti janjinya tomi mengantarkan dewi pulang kerumah, sebenernya cafe belum tutup hanya saja dewi adalah perempuan jadi tomi setiap hari menyuruh dewi untuk pulang cepat. "Dew ayok pulang". "Cek, coba deh entaran aja kenapa pulangnya tom?". " Gak ah dew gak enak sm mami" tomi juga memanggil ibu dewi dengan panggilan mami". "Ah mami lagi mami lagi, kamu di kasi apa sih sama mami kok nurut banget". "Gak ada dew kamu itukan perempuan gak baek pulang larut malam kali, ayuk dah nanti tambah malam". "Iya iya bawal ah". Dewi akhirnya menurut dan mengikuti tomi untuk mengantarnya pulang. "Nih helem pake" tomi menyodorkan helm bogo ke dewi. "Sekali kali pake mobil kek tom motor terus". "Dah ah bawel buruan naik". Motor tomi melaju membelah jalanan malam yang nampak masih agak rame walaupun sudah mendekati jam duabelas malam. Tak lama mereka pun sampai di rumah dewi, "cepet turun dah sampe tuh". "Iya bawel, nih helem mu, makasih ya udah anter, pulangnya hati hati". "Iya salam ya dew ke mami". "Iya iya, walaikum salam, dah gih pulang dah malem". Tomi pergi dari halaman rumah dewi dan dewi melambaikan tanganya, lalu dewi memasuki rumahnya. "Sudah gelap aja ni rumah" ujar dewi yang melanjutkan langkahnya ke arah kamar, tiba tiba dewi di kejutkan oleh maminya. "Dewi" "Eh mami bikin kaget dewi aja" "Kamu pulang sama siapa?". "Biasa mi sama tomi, tadi tomi nitip salam buat mami". "Jangan pulang malem terus dew gak baik kamu anak perempuan nanti apa yang di nilai tetangga kalo kamu pulang tengah malam terus". "Iya mi iya, lagiankan dewi cuman ke cafe mi kerja gak kemana mana gak dugem gak aneh aneh". "Ya tetep aja dew kamu ini anak perawan jd jangan suka pulang malam, dulu mbakmu itu jam 10 pasti sudah d rumah". "Kan mulai kan mami bandingin dewi sama mbak, ya jelas beda lah mi aku ya aku mbak ya mbak". "Kamu kalo gak berubah juga mami bakalan nikahin kamu lo ya". "Ih mami kayak apa aja sama anak sendiri,jangan dong mi dewikan masih muda, iya deh iya dewi nurut mami tapi jangan di nikahkan ya mi"rayu dewi. "Ya sudah sana kamu masuk trus tidur, jangan begadang ya". "Iya mi, eh iya mi hampir aja lupa, besok dewi disuruh sama bang radit buat nemanin mbak soalnya bang radit mau keluar kota jadi harus nginap, jadi dewi di suruh deh nginap d sana soalnya mbak gina kan lagi hamil mi". "Iya boleh asal gak kelayapan gak jelas aja". "Gak dong mi, ya udah mi dewi masuk ya mi capek dah ni". Dewi masuk kamarnya sedangkan mami pun pergi meninggalkan kamar dewi dan kembali kekamarnya sendiri. Dirumah radit dan regina sedang mengobrol ringan, radit mengusap usap perut istrinya karena sedang mengalami kontraksi palsu, wanita hamil biasa memang kadang mengalami kontraksi palsu. "Mas sudah sediain nama belum buat anak kita?". Tanya regina kesuaminya. " Belum sayang,malah baru kepikiran sekarang,gimana kalau kita sama sama kasi nama buat anak kita". "Em bisa mas, bentar ya aku cari dulu namanya" ucap regina. Radit masih setia mengusap perut istrinya itu. "Mas aku pengen kasi nama Caria Sevda Tubba"kata regina "Apa artinya sayang?" Tanya radit. "Artinya adalah Cinta yang mengalir seperti air yang murni, seperti kita yang saling mencintai dan aku harap anakkita juga memiliki cinta yang besar kepada kita dan memberikan cinta kepada orang lain,semoga kelak dia bisa menggantikan aku mencintai dan menyayangimu jika kelak aku sudah tiada mas, sehingga kamu tidak merasakan kesepian jika anak kita selalu memberikan cinta nya kepada kita semua". "Kamu bicara apa sayang, kita akan membesarkan anak kita sama sama, kita akan menua dan mati bersama, tidak akan ada yang namanya meninggalkan". "Makasih sayang" regins mengecup bibir radit. "Sayang apa perutmu sudah gak sakit lagi"tanya putra dengan wajah jahil. "Dari tadi sudah gak sakit kok mas". "Kalo gitu boleh gak, papi jengukin anak papi di dalam sini".radit tertawa kecil sambil mengajak bicara bayi dalam perut regina. "Boleh gakya bentar ya papi, mami tanyak sama dedeknya dulu, gimana nak boleh gak papi jengukin".canda regina yang langsung di sahutin oleh radit. "Iya mi boleh". Langsung saja radit menyambar bibir regina, putra tidak berani bermain kasar karena istrinya sedang hamil tua dan perutnya sangat besar. "Sayang kamu di atas ya, aku takut kamu kenapa napa kalo di bawah". Kata radit yang di balas dengan anggukan oleh regina. Mereka menghabiskan malam dengan posisi woman on top, bukan hanya karena kebutuhan manusiawinya melainkan dokter kandungan pun menyatankan untuk sesekali melakukan hubungan badan untuk membuka jalan rahim agar memudahkan saat melahirkan nanti. Ini adalah kehamilan pertama regina begitu juga dengan radit ini adalah anak pertama mereka dan radit sangat mengikuti apapun nasehat oleh dokter kandungan regina karena tidak mau memiliki resiko saat melahirkan ataupun cacat fisik anak setelah lahir, jadi sebisa mungkin radit menjaga supaya regina tidak stres dan tertekan. Keesokan harinya dewi sudah datang ke rumah kakaknya itu menepati janjinya dengan abang iparnya. "Assalamualaikum,bibik?" Gadis itu berteriak di depan pintu. Bibik membukakan pintu dan mempersilahkan dewi untuk masuk. "Mari neng masuk, tuan sama nyonya masih di atas non". "Iya bik makasih, bibi masak gak?" Tanya dewi "Masak non, nasi goreng non mau sarapan?". "Boleh bik?" Tanya dewi sambil nyengir kuda. Akhirnya dewi menyantap sarapannya tanpa menunggu pemilik rumah terlebih dahulu. "Eh ada tamu, sudah sarapan aja, malah yang punya rumah belum sarapan". olok radit "Eh abang ipar ayok bang sarapan, mbak gina juga ayok sarapan".ajak dewi "Kamu ini dek gak sopan lo sama abang mu". Tegur regina "Maaf mbak, dewi laper banget soalnya". "Iya sudah gakpapa abang becanda aja tadi, ya sudah sayang ayok kita sarapan". Ajak radit kepada istrinya, "Sayang nantikan aku ada tugas keluar kota, selama aku disana kamu ditemani dewi ya, kamu bisa ajak dewi belanja beli apa aja yang kamu mau" terang putra. "Iya mas makasih ya" balas regina. "Bang aku juga di belanjain ya, hehehehe" " Hem, minta aja sama mbak mu ya, tapi janji jaga mbakmu baik baik ya?" "Siap bos" jawab dewi sambil memberi hormat. Setelah sarapan radit berangkat ke bandara untuk perjalanan kerjanya. Entah kenapa rasanya dia sangat enggan meninggalkan istrinya itu, rasanya gak pengan jauh pengen deket terus sama istrinya. BERSAMBUNG Makasih pembaca, tolong tinggalin komen dan jangan lupa klik ❤ ya
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN