Arif berlari keluar dari unit apartemennya dengan ponsel menempel d telinga, berusaha menghubungi Inge yang ia harap belum pergi terlalu jauh agar mereka dapat bocara segera. Sejujurnya, Arif kecewa. Ia menaruh ekspektasi terlalu tinggi terhadap kelicikan otak Ringgo, nyatanya dia tak jauh beda dengan Olin. Emosional dan berpikir pendek. "Inge." Arif langsung meyerukan nama Inge ketika melihat wanita itu tengah melintasi lobby, menuju pintu keluar. Inge menghentikan langkah dan menoleh, Arif buru-buru berlari menghampirinya sebelum Inge berbalik lagi. "Nge, tunggu." Arif menahan Inge dengan berdiri menghadang di jalan Inge. "Bukan aku yang melakukannya." "Kamu mengejarku cuma mau bilang itu?" Inge mendengkus sinis. "Karena kamu harus tahu." "Ya sudah sekarang aku sudah tahu,

