"Kamu sebenarnya sayang nggak, sih, sama aku?" Arif memijit pangkal hidungnya lantaran rajukan Olin makin membuat kepalanya pening usai seharian bekerja. Sejak acara kunjungannya ke panti jompo, Olin seperti mengejar-ngejar perhatian Arif. Setiap hari setidaknya sekali meneleponnya, Arif patut bersyukur karena Olin bukan tipe yang meneror dengan menelepon atau mengirim pesan singkat beruntun apabila Arif sedikit mengabaikannya—sengaja berlama-lama membalas. Hal itu yang membuat Arif tidak tega untuk mengabaikannya. Mengingat Olin pernah bekerja dengannya, Olin tahu jam-jam sibuk Arif dan itu baru disadari Arif seolah-olah Olin datang di waktu yang tepat. Namun, sekalinya teleponnya dijawab, Olin akan mengeluarkan semua unek-uneknya. Demi menjaga komitmennya pada Inge bahwa dia tidak ak

