Semuanya berjalan baik – baik saja setelah malam itu. Amanda pun berpikir bahwa Daniel cukup mengalami perubahan karena malam itu Daniel masih mau mendengarkan penjelasan darinya, tidak langsung memarahinya dengan nada suara yang meninggi dan emosi buta tanpa mau mendengarkan penjelasan dari Amanda seperti yang sudah – sudah. “Kau tidak ingin mampir ke apartement ku terlebih dahulu hm? Tupai ku rindu padamu, dia merengek terus padaku untuk membawamu kesana.” Ucap Daniel sambil merangkul bahu Amanda dengan santai usai mata kuliah mereka selesai hampir bersamaan. Amanda mengernyitkan keningnya, menatap Daniel heran. “Seriously Niel? Apa yang sebenarnya membuatmu menjadi gila dan berbicara pada boneka jelek seperti orang sinting seperti ini huh?” ejek gadis itu yang memunculkan ekspresi be

