Chapter Pembuka "Fatin POV"
"kantin bareng yok," ujarku kepada Zidan. Dan di balas sebuah anggukan.
Zidan berdiri dari kursinya, dan berjalan bersamaku menuju kantin. Sepanjang perjalanan menuju kantin, kami hanya diam membisu seperti patung. Sampai pada suara perempuan yang memanggil nama Zidan.
"ZIDANN," teriak perempuan itu, sontak membuat aku dan Zidan memalingkan wajah kami kearah suara.
Zidan menghampiri perempuan itu, tanpa memikirkan bahwa aku ada disampaikan. Secara penampilan memang perempuan itu lebih menarik, dibandingkan dengan aku. Dia tinggi dan cantik, bahkan sampai di kejar-kejar oleh Abang kelas. Dan aku hanya perempuan biasa yang berkulit sawo matang berpenampilan biasa saja, dan tidak terlalu mencolok sepertinya.
Aku melihat Zidan dan dia tersenyum bersama, hingga sampai pada saat Zidan membawanya kepadaku.
"kenalin ini Clara," ucap Zidan, kala aku melihat Clara tersenyum kepadaku.
aku menjulurkan tangan ku kepada Clara, dan tersenyum. "Gue Fatin," ujar ku.
"kami ada urusan dikit, gak papa gue tinggal ya." ujar Zidan kepadaku saat aku masih memperkenalkan namaku.
"owh, iya gak papa."
setelah itu mereka pergi, meninggalkanku yang masih berdiri di depan pintu koridor menuju kearah kantin.
pertemuan pertamaku dengan Clara, memang sedikit menyebalkan pasalnya aku tidak bisa untuk menikmati waktu bersama Zidan. Aku begitu berusaha untuk bisa berinteraksi dengan Zidan.
Aku adalah anak baru, baru saja pindah dari sekolah lamaku ke SMA Habibie seminggu yang lalu.
Zidan? dia adalah teman kecilku, dan aku berusaha untuk bisa akrab dengannya lagi. Aku pindah saat naik ke-kelas 12, yang berarti Zidan sudah mengenal Clara setidaknya 2 tahun lebih.
Clara adalah ketua OSIS, dan tidak mungkin tidak ada yang mengenalinya. Dan satu hal yang sangat mencolok darinya adalah kecantikannya.
-----
Aku kembali ke dalam kelas, melihat kearah jendela dimana awan terlihat begitu cerah. Tapi hatiku tidak, setelah melihat Clara dan Zidan yang berjalan bersampingan meninggalkanku di tepi pintu koridor saat itu.
Kegiatan apa yang sedang mereka lakukan, tidak ada yang tau. Tahun ini tahun terakhir Clara menjadi ketua OSIS, dan Zidan ketua dari tim basket. Mungkin mereka sedang melakukan sebuah kegiatan untuk mencari kandidat yang bisa menggantikan mereka.
Aku terus melamun dan merenung, suasana kelas memang ramai, suara suara antar murid yang saling bersahutan layaknya gonggongan anjing. Tapi tidak terhiraukan bahwa aku terus hanyut dalam lamunanku, hingga sampai suara langkah kaki membuat ku tersadar dari hanyutnya lamunanku.
"Nama kamu Fatin ya, boleh ikut sebentar."
Aku hanya mengangguk kala ia menyuruhku untuk mengikutinya, aku berjalan di belakangnya dan di amati oleh seisi kelas. Siapa dia? aku juga tidak tau. Dia tinggi berambut belah tengah dan mengunakan kaca mata, aku tidak tau dia dari kelas mana dan dari organisasi apa.
Tapi mengapa dia mengajakku?
Sampai pada akhirnya disebuah ruangan, dimana aku melihat Zidan dan Clara sedang berbincang.
"Dan, ini." ucap pria itu kepada Zidan dengan menunjuk keberadaan ku.
Aku menatap bingung apa yang terjadi, Clara melihatku dengan senyuman manisnya. Dan Zidan yang menghampiriku, mengeluarkan sebuah kertas kecil.
"Tolong, buat guru yang masuk nanti kasih kertas ini, gue ada sedikit urusan di basket.Tadi juga udah lapor guru piket, karena harus pergi sekarang jadi gue minta tolong ke lo aja."
Aku hanya mengangguk, mengambil kertas yang Zidan julurkan kepadaku.Aku menatap ruangan yang penuh dengan sertifikat kemenangan dan beberapa piala, ternyata ini adalah ruangan anak basket, begitu menakjubkan.
"Bentar lagi bel loh, ngak mau masuk kelas."
Suara yang terdengar saat aku sedang asik, menikmati pemandangan ruangan yang sangat indah ini. Membuat ku tersadar dari lamunanku dan melihat Clara, ia tersenyum dan mengedipkan satu matanya ke arahku.
Tak ada yang ku katakan, aku memutar tubuhku, keluar dari ruangan itu dan kembali kedalam kelas.
Tepat setelah lima menit aku memasuki kelas, bel berbunyi menandakan jam istirahat telah selesai.
Guru pelajaran agama memasuki kelas, dan aku berdiri menghampirinya memberikan kertas izin Zidan yang ia berikan padaku tadi.
bersambung....