'Kita memang tidak dapat memutar waktu. Namun, jika kita memiliki kesempatan untuk kembali pada waktu itu, setidaknya, kita mampu mengendalikan, bahkan mencegah sesuatu yang buruk agar tidak terjadi.’ *** Menyusuri ruangan demi ruangan, Rasya membawa Lara mengikuti langkahnya. Mereka sampai di penghujung lantai tiga. Sebuah ruangan yang pintunya sedikit terbuka. Terdengar suara tangisan memilukan dari dalam sana. Gadis itu berhenti di ambang pintu. Menatap nanar sebuah tulisan yang tertera di atas pintu berwarna cokelat itu. Lara perlahan memundurkan langkah. Tanpa ia sadari, ada seorang pria tengah berdiri di belakangnya. "Kenapa Kak Rasya bawa aku ke sini? Apa yang sebenarnya terjadi sama Gibran?" Rasya mengusap wajah kasar. Tatapannya beralih pada Gibran yang detik ini tengah berd

