bc

Taming An Alpha

book_age16+
349
IKUTI
1.2K
BACA
revenge
alpha
dark
curse
mate
powerful
luna
mystery
mythology
kingdom building
like
intro-logo
Uraian

Stary Writing Academy II—Sekuel dari Phoenix For Alpha.

Aku mencintai orang yang salah. Aku tahu, aku paham betul bagaimana rasa sakitnya. Dia adalah pangeran yang menjadi wadah untuk kutukan raja iblis, Carlos Gardolph. Kutukan tercipta karena jiwa sang raja iblis berpindah pada seseorang yang kuat dan berpotensi menjadi alat untuk balas dendam. Namun, di balik rumitnya kutukan tersebut ada aku, Zoralyn Maddisonz, gadis biasa yang dengan bodohnya terpikat oleh sang pangeran seperti Carlos. Walaupun aku tahu dia adalah kegelapan yang tidak bisa aku terangi. Namun, aku tidak akan pernah melepaskan dia. Aku tidak akan menyerah. Aku adalah gadis yang akan menaklukkan hati kejam itu. Bisakah aku melakukannya?

Cover: 10634669, Pexels, Helmut_Kroiss & jplenio.

Font: Facon & Angkanya Sebelas

chap-preview
Pratinjau gratis
Hunt [Part 1]
Bangun.... Jangan biarkan dia mengambil alih tubuhmu. Jangan biarkan dia memakan jiwamu. Karena dia, telah menyatu didalam darahmu. **** Seorang pria dengan pakaian penuh bercak darah, berjalan sempoyongan sambil membawa pedang yang tertutup asap hitam tebal. Asap hitam itu seperti besi halus, yang panas hingga mengikis tangan pemiliknya. Matanya merah menyala, dengan bekas darah yang kering di pipi. "Sakit.... aarrghh!" teriak seorang pria, yang terikat oleh rantai panas. Tanah bergoncang, dan bangunan mulai runtuh karena teriakan pria itu. Bunga dan tanaman lain, sampai tak tersisa karena tersapu habis oleh angin. Semua mahluk berlari kesana kemari, menghindar dari bentuk kutukan tersebut. Kutukan yang telah tidur selama puluhan tahun. Tapi ada satu wanita, yang berdiri dengan tegar sambil membisikkan sesuatu pada bentuk kutukan tersebut. "Aku... tidak takut padamu. Kalau kau adalah Raja kutukan, maka aku adalah Ratu yang akan menaklukanmu. Aku tidak akan goyah olehmu, aku tidak akan membiarkanmu mempermaikan dunia dan juga perasaanku. Aku... adalah Gadis yang akan mengakhiri kutukan ini. Walau aku akan ikut mati bersamamu, setidaknya dunia akan aman." *** Carlos Garlolph, terbangun dari tidur nyenyaknya karena mimpi buruk. Mimpi yang sering kali mampir ke tidur nyenyaknya hingga harus terganggu setiap kali dia memejamkan mata. Mimpi tentang pria dengan mata merah menyala, yang selalu membisikkan kata-kata kejam pada Carlos. Namun ada satu kata yang paling Carlos ingat. "Bangkitlah, aku tidak sabar menunggu kehacurannya." Siapa yang bangkit? siapa yang akan hancur? siapa yang membisikkan kata-kata itu? begitu banyak pertanyaan di benak Carlos. Sampai kepalaCarlos terasa penuh oleh pertanyaan-pertanyaan yang tidak pernah terjawab itu. Walaupun hanya mimpi, tapi Carlos bisa tau kalau aura milik pria di dalam mimpinya itu bukan main-main. Sangat kuat dan terasa negitu nyata, bahkah Carlos sering kali sesak nafas karena mimpi tersebut. Keringat dingin membasahi ukiran wajah tampan Carlos, yang pucat pasi. Bahkan, Carlos yang notabenya pemberani dan acuh, sampai pucat ketakutan. Takut, apabila mimpi buruknya itu akan menjadi kenyataan. Carlos, adalah putra mahkota dari kerajaan Herodotus, dari Clan Werewolf. Kerajaan Herodotus, masih dipimpin oleh orangtua Carlos, yaitu Derren Gardolph, dan Belve Princiella, sebagai Alpha dan Luna. Kerajaan yang sangat makmur ini mendapat kebahagiaan, karena memiliki para pemimpin yang begitu hebat. Termasuk Carlos yang sudah membantu tugas kerajaan, walau masih berstatus sebagai Pangeran. Para keluarga kerajaan, selalu berusaha yang terbaik agar kerajaannya aman dan nyaman. Mereka memprioritaskan semua mahluk, agar mendapat keadilan lebih. Bahkan Carlos yang belum menjadi Alpha, harus ikut bekerja keras untuk memperkuat kerajaan. Carlos memiliki Adik perempuan berumur 15 tahun, yang bernama Carla Gardolph. Memiliki netra berwara biru laut, yang tenang dan juga menenggelamkan. Paras Carla sangat mirip sengan Mamanya. Walau sifat Carla agak tomboy, tetap saja, Carla tidak memotong rambut abu-abu panjangnya karena peraturan kerajaan. Dalam keluarga kerajaan, perempuan sebaiknya memiliki rambut panjang, karena dianggap lebih menawan, apalagi untuk Carla yang berstatus sebagai Putri Mahkota. Peraturan rambut panjang ini tidak di haruskan, namun sangat di sarankan. Sedangkan paras Carlos sangat mirip dengan sang Papa. Walaupun terlahir sebagai Putri dan Pangeran, mereka justru mendapat pelatihan yang sangat keras. Terutama untuk Carlos, yang akan menjadi Alpha di periode mendatang. Carlos, berumur 25 tahun. Berbadan kekar nan tinggi, dengan mata abu-abu tajam, yang setara dengan warna rambutnya. Yang menjadi masalah utama Carlos adalah, dia adalah Pria pemarah nan kejam, persis seperti sang Papa. Namun bedanya, dulu saat muda, Derren sangat fokus dalam percarian Mate. Sehingga Papa dari Carlos itu cepat menemukan Mate-nya, dan bisa membangun kerajaan bersama. Berbeda dengan Carlos yang selalu acuh, selagi hal tersebut tidak menggangunya. Mate, adalah istilah untuk pasangan hidup yang diberikan oleh Moon Goddes, untuk beberapa mahluk Immortal seperti Werewolfs. Sedangkan Mood Goddes, adalah kepercayaan para Mahluk Immortal, dimana takdir yang dia berikan tidak bisa ditolak dengan mudah, seperti Mate. Para Werewolf harus menerima dan mencintai Mate mereka, dengan segenap jiwa. Karena Mate, disebut juga sebagai titipan Moon Goddes. Mate hanya bisa dipisahkan oleh maut dan bisa bersatu kembali jika Reinkarnasi atau kehidupan selanjutnya. Cara lain untuk memutuskan hubungan Mate, adalah melakukan Reject. Namun, cara Reject ini seperti pedang bermata dua, yaitu bisa menyakiti kedua belah pihak. Keduanya bisa sakit-sakitan, atau merasa tidak tenang dalam hidup. Maka dari itu, para Werewolf harus sangat menjaga Mate mereka. Mate, tidak hanya berlaku untuk satu Clan. Bisa saja, ada seorang Werewolf mempunyai Mate dari Clan Vampire, Mermaid, ataupun Manusia. Namun yang biasanya mendapat Mate beda Clan, adalah pemilik darah biru, atau anggota kerajaan dan bangsawan. Mungkin, karena anggota kerajaan memiliki kekuatan yang lebih besar, untuk mencari dan menemukan Mate mereka. "Haahhh..... kapan aku bisa tidur nyenyak," Carlos menghela nafasnya, sambil membuka beberapa berkas yang tersedia di meja. Kemudian, Carlos berfikir, jadi.... inilah alasan kenapa Papa Carlos ingin segera menjadikannya sebagai seorang Alpha. Yaitu untuk menggantikan pekerjaanya, yang sibuk mengangani semua tumpukan berkas ini. Belum lagi pekerjaan di luar kastil, yang tentunya melelahkan. Tapi menurut Carlos, menjadi Alpha bukanlah hal yang mudah. Pekerjaan yang banyak, dan melelahkan. Belum lagi masalah luar, tentang bagaimana ekosistem kerajaan mereka, keuangan, dan alam yang harus mereka jaga. Apalagi, seorang pemimpin harus menjadi contoh yang baik untuk yang lain. Carlos rasa dia belum bisa melakukan hal itu. Ditambah, Herodotus adalah kerajaan terbesar di Northwood. Jadi, Carlos tidak bisa mengambil tanggung jawab sebesar ini dengan mudah. Tok tok tok! "Masuk," sahut Carlos, dengan suara bariton miliknya. "Carlos, masih sibuk?" tanya seorabg wanita, yang memakai dress feminim dengan rambut panjang hingga menambah kesan anggun dari wajah cantiknya. Dia adalah Mama Carlos, yaitu Belve Gardolph. Carlos menghela nafasnya, "Mama bisa lihat sendiri." Mendengar jawaban Carlos, Belve mengalihkan pandangannya pada tumpukan berkas yang Carlos maksud. "Kenapa?" heran Carlos. "Ikut Mama sebentar," pinta Belve dengan nada tegas seperti biasa. Menurut Carlos, Mama-nya itu sangat galak dan juga manis dalam waktu bersamaan. Jadi Carlos sudah paham, bahwa nada tegas Mama-nya itu hanya untuk membuat Carlos menurut padanya. "Ada apa?" tanya Carlos yang bingung, kenapa Mama–nya datang dengan wajah sangat serius. Pasti ada masalah yang tidak Carlos ketahui. Namun bukannya menjawab, Belve justru melenggang pergi begitu saja. Meninggalkan Carlos bingung, namun segera berlari menyusul dari pada Mama-nya marah nanti. "Ada apa—" "Tanyakan pada Adik–mu," potong Belve, sambil menunjuk seorang gadis yang melirik tajam ke arah Carlos. Kemudian Belve meninggalkan Carlos lagi, tanpa menjelaskan apapun. "Hei, kenapa Mama terlihat sangat marah?" tanya Carlos, pada gadis belia di depannya. "Tidak tau, pikir saja sendiri!" cetus gadis berambut abu-abu panjang, yang sangat mirip dengan Belve. Carla Gardolph, Adik Carlos itu sedang marah karena diabaikan oleh sang Kakak dalam jangka waktu yang lumayan lama. Bahkan dalam sebulan ini, Carla hanya bisa menemui Carlos sebanyak 2 kali saja. Dan itu ada di acara royal, jadi Carla tidak bisa bercanda atau mengobrol sedikitpun dengan Kakaknya. Waktu mereka kecil, mereka sering bermain dan berlatih bersama. Carlos sering mengantar dan menjemput Carla sekolah. Carlos sering membantu Carla berlatih, hingga gadis itu menjadi sangat kuat dan hebat sekarang ini. Kadang, Carla lah yang datang ke tempat pelatihan Carlos, hanya untuk memakan kue bersama. Sebab Carla tau, bahwa jadwal latihan Kakaknya itu lebih padat dari pada dia. Hal-hal tersebut lah yang membuat Carla selalu merasa semangat berlatih, walau harus kelelahan tiap harinya. Tapi lama-kelamaan, keduanya sibuk dengan urusan masing-masing. Carlos sibuk menyiapkan diri sebagai calon Alpha, sedangkan Carla sibuk dalam urusannya sebagai Putri dan berbagai misi yang dia ikuti. Tapi Carla paham, bahwa Kakaknya itu pasti sangat bekerja keras untuk kerajaan. "Carla, kau marah?" tanya Carlos. "Ya! aku marah, kenapa Kakak tidak datang ke acara kelulusanku?" tanya Carla sambil berdiri dari duduknya sambil berjinjit. Carla berusaha menyamakan tingginya dengan Carlos, yang tentu saja berbeda jauh. "Aku bekerja, Carla. Mengertilah sedikit, apa kau pikir aku tidur seharian?" cetus Carlos yang ikut marah. Padahal dia sedang sangat lelah, tapi gadis berumur 15 tahun itu justru menambah pusing di kepalanya pagi-pagi buta. "Aku mengerti, Kak. Tapi tidak bisakah kau datang, 1 menit saja. Aku sudah mengataakn pada teman-temanku bahwa kau akan datang," lirih Carla sambil menunduk. Dia sedih, lantaran janji Carlos, tidak di penuhi. Padahal Carla sudah bilang pada teman-temannya, bahwa Carlos akan datang. Carla ingin memperkenalkan beberapa sahabatnya yang sedang ulang tahun, karena mereka sangat mengidolakan Carlos. Dan Carla ingin menunjukkan pada semua orang, bahwa dia memiliki Kakak yang tampan dan keren. Ah tapi tidak juga. Setelah Carla pikir-pikir, Kakaknya itu tidak punya sisi keren sama sekali. Bahkan dulu, saat Carla menang ujian Werewolf, Carlos hanya bertepuk tangan beberapa kali. Lalu pergi entah kemana. Tidak heran, Carla sudah terbiasa dengan sifat dingin Kakaknya itu. Selain dingin, Carla juga tahu bahwa Carlos adalah Pria yang pemarah. Carla pernah mendengar cerita, dari sang Mama. Bahwa Carlos pernah mencoba membunuh Carla, ketika Carla masih bayi dengan alasan takut kasih sayang orang tuanya terbagi. Tapi, Carlos tumbuh menjadi Kakak yang Posessif dan selalu melindungi Carla. "Terserah kau saja. Kau tidak membantu sama sekali," cetus Carlos sambil melangkah pergi. Sedangkan Carla, langsung menghadang tubuh kekar Carlos, sambil merentangkan tangan. Sedangkan Carlos yang mengerti, hanya menghela nafasnya pasrah. Lalu memeluk tubuh mungil Carla, sambil mengusap lembut surai rambut panjang itu. "Aku akan bertemu dengan sahabat-sahabatmu itu kalau pekerjaanku sudah selesai," ucap Carlos, membuat Zora tersenyum senang. "Janji? mereka sampai mengoleksi foto-fotomu loh," ucap Carla. Sedangkan Carlos mengerutkan alisnya bingung, "Fotoku banyak tersebar, ya?" Carla mengangguk, "Banyak, bahkan dijual dengan harga mahal. Kau tau, aku sampai bingung kenapa mereka sangat menyukaimu, Kak." "Karena aku tampan, apa lagi?" gumam Carlos dengan acuhnya. Tentu ucapan Carlos itu membuat Carla melirik tidak setuju. "Kau akan menepati janjimu, kan?" tanya Carla dengan mata penuh harapan. "Tapi berjanjilah kau tidak akan menganggu pekerjaanku. Kalau bisa, bantulah walau kau tidak punya bakat apapun," ujar Carlos mengejek Carla. "Aku akan membantu," cetus Carla. "Aku akan membantu Kakak, kalau sudah dewasa nanti. Sekarang aku akan menikmati masa mudaku dulu. Lagian, aku kan punya tugas sendiri," lanjutnya. "Jadi menurutmu, kau ini belum dewasa, hah?" cibir Carlos. "Tentu saja belum. Aku masih kecil karena aku belum punya pacar," sahut Carla pada pertanyaan Carlos. "Kau tahu apa soal pacar?" ketus Carlos. Membuat Carla mengendus kesal. Lalu menaiki bangku di sebelahnya, untuk menyamai tinggi Carlos. "Lebih tahu dari Kakak, tentunya. Aku punya banyak teman laki-laki, jadi tinggal memilih saja. Mereka semua tidak akan bisa menolakku yang cantik ini," papar Carla dengan sombongnya. "Mate, tidak bisa di pilih, Carla. Siapa yang mengatakan omong kosong itu?" tanya Carlos geram. "Kak Felix," jawab Carla seadanya. Ya, sudah Carlos duga. Pasti Felix yang membicarakan kebodohan itu pada Carla. Padahal Felix sudah tahu, kalau Carla adalah anak yang mudah penasaran. Tapi, dia malah memancing rasa penasaran Carla itu. "Jangan dengarkan orang bodoh itu, dia hanya ingin kau membuat masalah," cetus Carlos. "Tapi buktinya, Kak Felix lebih cepat menemukan Mate-nya," kata Carla. Sedangkan Carlos, ingin pergi karena muak dengan segala pembicaraan ini dari Carla. "Kak, jangan lupa makan! Mama sudah masak enak," teriak Carla. Membuat Carlos membalik badan. Kemudian menatap Carla, yang menurutnya sangat mungil. "Kau juga makan sana. Kau tidak tumbuh sedikitpun selama bertahun-tahun," ujar Carlos. Membuat Carla mengerutkan bibirnya, sambil mengendus kesal. "Aku perempuan, tidak masalah kalau aku pendek karena tetap lucu. Atau.... Kakak tumbuh terlalu cepat, hahaha! Lihat, kau hampir menyamai tinggi pohon," ejek Carla. Disambut dengan Carlos yang tersenyum tipis, lalu mendekati Carla perlahan. "Ingin bertarung?" tanya Carlos sambil menyeringai. Membuat Carla bergeridik ngeri, lalu memutuskan untuk kabur saja. Mana mungkin, Carla mau menerima tantangan Kakak-nya, yang sudah memiliki kekuatan besar itu. Walaupun Carla berani dan bisa bertarung. Tapi Carla sebenarnya paham bahwa Kakaknya pasti lelah, dan membutuhkan waktu untuk bersantai. Tujuan Belve memanggil Carlos tadi, hanya ingin Carlos keluar sebentar, untuk menghirup angin segar. Saat itu pula, kebetulan Carla ingin menemui Carlos karena rindu. Kakak ber–Adik itu terhitung dekat. Walau sifat keduanya sangat berlawanan, namun justu membuat mereka saling bergantungan. Carlos, membutuhan Carla yang ceria dan membuat suasana hatinya membaik. Sedangkan Carla, membutuhkan Carlos yang kuat, untuk berlindung jika sedang berada dalam masalah. Tidak heran. Carla ini hyperaktif sejak berumur 5 tahun. Belve dan Derren sampai kewalahan, mengatasi gadis itu. Bahkan saat Carla berumur 10 tahun, dia menyelinap ke dalam kelas latihan militer. Entah apa yang Carla pikirkan, tapi dia berani menantang Warrior tingkat 3 untuk bertarung. Di Kerajaan Herodotus, membagi militer menjadi 2 kelas. Yaitu kelas Schouts dan Warrior. Kelas Schouts, dikhususkan untuk melatih Werewolf muda untuk berlatih selama 2 tahun. Dengan alibi, berlatih untuk melindungi diri sendiri jika mendesak. Para Schouts, rata-rata lulus saat umur 17. Sedangkan Carla yang memiliki kekuatan lebih besar dari yang lain, lulus disaat umur 15 tahun. Belve sengaja mendaftarkan kelas militer Carla lebih cepat, karena tidak kuat menhadapi betapa aktifnya Carla masa itu. Apalagi, umur Carla sedang aktif-aktifnya. Carla bahkan berani menantang siapa saja yang lewat, jika sedang bosan. Dan Werewolf yang sudah lulus kelas Schouts, akan mendapat gelar baru, yaitu Warrior. Dikelas Warrior, terbagi menjadi 3 bagian. Tingkat pertama, untuk Warrior yang baru saja masuk. Tingkat ke 2, untuk Warrior yang sedang melatih betapa besar kekuatan yang mereka punya. Sedangkan tingkat ke 3, untuk para Warrior yang benar-benar sudah ahli dalam bidang apapun. Werewolf yang lulus Warrior tingkat 3, biasanya akan di tugaskan sebagai penjaga kerajaan. Baik di dalam, ataupun diluar. Mereka juga akan ikut turun ke lapangan, jika ada kekacauan, seperti perang dan pemberontakan. Sebagai anak dari Alpha dan Luna. Carlos dan Carla tentu berbeda dari yang lain. Untuk Werewolf biasa. Werewolf biasa, mereka lebih mengandalkan skill bertarung dari pada sihir atau kekuatan. Entah itu menggunakan cabikan kuku, pedang, ataupun panah. Namun, hal tersebut tidak menutup kemungkinan bahwa hanya keluarga kerjaan yang memiliki kekuatan Element atau sihir. Beberapa Werewolf bisa memiliki kekuatan, yang langsung mereka asah sejak kecil dengan tekad kuat. Biasanya, Werewolf yang memiliki kekuatan cenderung punya jati diri yang kuat. Namun, pengendalian Element dari Clan Werewolf, masih kurang di banding dengan Clan Fairy, yang memang terlahir dari alam. Namun, Clan Fairy tidak pernah terlibat dalam masalah. Clan Fairy menyukai damai, dan membenci pertingkaian. Tidak seperti Werewolf dan beberapa Clan lain, yang notabenya sering berlomba-lomba memperluas kekuasaan. Di mana itu memang insting alami, yang mereka miliki. Ada juga beberapa Werewolf hebat, yang bisa mengendalikan kekuatan khusus. Seperti Kloning, Ilusi atau memanipulasi pikiran lawan. Tapi tentunya, tidak sembarang Werewolf memiliki bakat tersebut. Dan yang beruntung, bisa langsung masuk ke kerajaan untuk latihan khusus. Biasanya mereka akan diseleksi, untuk dicalonkan sebagai Beta atau Gamma untuk sang Alpha. Seperti yang kita tahu, bahwa Alpha dan Luna, adalah pemimpin dari Clan Werewolf. Kalau Beta, adalah wakil untuk sang Alpha. Dan hanya ada satu Beta, untuk Alpha. Beta bertugas menggantikan tugas, jika Alpha tengah berada disituasi lain. Beta juga diperbolehkan turun langsung ke lapangan, jika ada perang. Maka dari itu, Beta disebut sebagai tangan kanan dari sang Alpha. Sedangkan Gamma, adalah Third in Comand. Atau bisa di sebut, sebagai pimpinan ke-3 kerajaan. Gamma bertugas melatih para Warrior, dan juga ikut membantu tugas sang Alpha. Namun, posisi Gamma tentunya masih dibawah Beta, dan bisa lebih dari satu. "Dasar...." Carlos menghela nafasnya. Menatap Carla melenggang pergi entah kemana. Carlos memutuskan untuk duduk di bangku taman sebentar. Menikmati angin yang menerpa wajah tampannya. Namun beberapa menit kemudian, seseorang datang mengacaukan suasana tenang itu. "Hei, Carlos a—" "Jangan menggangguku," cetus Carlos, sebelum pria berambut putih itu selesai bicara. Felix Gadolph, atau Sepupu dari Carlos. Datang dengan wajah sumringah nan senyum lebar, sambil membawa busur panah di tangannya. "Oh, ayolah. Sudah lama kita tidak bermain bersama. Kau selalu sibuk, aku sebagai sepupumu jadi merasa kasihan," ucap Felix, sambil duduk di sebelah Carlos. Memang sih, semenjak Carlos menginjakmasa remaja, Carlos menjadi semakin dingin dan tidak se-ceria dulu lagi. Padahal saat kecil, Carlos adalah anak yang sangat aktif dan ceria. Dulu Carlos sering mengajak Felix bermain dan berlatih bersama. Tapi sekarang, melihat batang hidung Felix saja sudah membuat Carlos kesal. Carlos kesal karena Felix terlalu banyak bicara dan bertingkah. "Kita sudah dewasa, Kakak. Bagaimana bisa bermain seperti dulu," papar carlos sembari menghembuskan nafasnya gusar. Felix sebenarnya juga punya tugas sediri di kerajaan. Namun pria itu lebih santai dan memiliki kebiasaan buruk, yaitu mengulur waktu. Sampai dia sendiri yang akan kewalahan, mengatasi tumpukan pekerjaan. "Aku tidak memintamu bermain seperti kita saat kecil. Aku hanya ingin kau menikmati masa muda-mu, Carlos. Kali ini, aku jamin kau akan mendapat sesuatu yang luar biasa. Aku jamin kau tidak akan mati bosan," jelas Felix. "Hah......" Carlos menghela nafas gusar. "Apa yang ingin kau lakukan?" tanya Carlos pasrah. Disambut dengan Felix yang langsung tersenyum puas. **** Setelah seharian bekerja, akhirnya Carlos dan Felix langsung melakukan janji mereka. Tepat pukul jam 8 malam, Carlos dan Felix sudah sampai di sebuah hutan rindang. Felix mengatakan bahwa dia ingin berburu, ya.... memang itu hobinya sejak dulu. Apalagi ini sudah malam, tidak ada sinar matahari langsung yang akan menganggu Felix. Sebagai pemilik darah Vampire, Felix tidak begitu menyukai sinar matahari. Selain panas, Felix juga tidak suka tempat yang terlalu terang. "Apa untungnya aku melakukan ini?" tanya Carlos jengkel, sambil menyiapkan busur panahnya. "Tentu saja banyak. Daging bisa untuk makan, kulit juga bisa digunakan untuk berbagai macam keuntungan. Dan darahnya, bisa aku minum," jelas Felix. Di sambut dengan anggukan paham dari Carlos. "Yang kalah membersihkan kandang kuda," tantang Carlos yang langsung memacu kudanya. Mereka sepakat akan kembali ke tempat yang sama, setelah berhasil mendapat buruan mereka. Carlos memacu kudanya, menuju tempat yang menurutnya sangat tepat untuk menunggu mangsa. Yaitu, tepat didepan Giollo Forest. Yaitu hutan gelap yang hanya ditempati mahluk-mahluk liar. Biasanya, akan ada rusa yang datang untuk menikmati rumput segar di sana. Tapi rusa-rusa itu tidak tahu, sekali dia melangkah kedalam Giollo Forest, tidak akan bisa keluar lagi. Sambil menunggu mangsanya. Carlos membuka Mindlink dengan Beta–nya yang ada di Kastil, untuk menanyakan soal pekerjaan. Sebenarnya, Beta di tetapkan jika Carlos sudah menjadi Alpha. Namun, Carlos mendapatkan Beta lebih cepat. Karena dia sangat memerlukan bantuan apabila sedang berada di luar kastil. Seperti sekarang ini. **** Sedangkan di tempat lain, seorang gadis tengah berteriak sambil meronta-ronta mencoba melepaskan diri. Kaki dan tangannya sampai di penuhi lebam, karena terlalu memaksakan diri agar terlepas dari ikatan. Zoralyn Maddison. Gadis rambut pirang pendek yang menjadi korban, atas hutang-hutang orang tuanya. Parahnya, orang tua Zora ini malah memiliki hutang pada kelompok Rogue, yang jelas-jelas tidak memiliki akal sehat. Rogue adalah sekumpulan Werewolf, yang tidak terikat dalam Pack manapun. Mereka biasanya menaklukkan Pack-pack kecil, dan bertempat di hutan. Rogue juga biasa dikenal dengan sebutan kelompok pengacau. Karena mereka memang suka mengacau di mana-mana. Zora langsung dibawa begitu saja oleh kelompok Rogue. Ketika dia sedang berada di kebun untuk memetik buah-buahan. Yang membuat Zora kesal adalah, kenapa orang tuanya diam saja. Padahal Zora sudah teriak dan menangis sekuat mungkin. Tapi mereka.... seperti merelakan Zora begitu saja. "Lepaskan aku, dasar jelek!" cetus Zora, sambil menendang ke sembarang arah. Membuat salah satu Rogue kesal, dan langsung menampar pipi tirus milik Zora. Kemudian, menutup pandangan Zora dengan kain hitam. "Memangnya kau bisa apa, gadis kecil? mereka saja sudah menjualmu demi satu karung emas. Percumah saja jika kau lepas, karena tidak ada lagi tempatmu untuk bersembunyi," papar Pria dengan tubuh besar di samping Zora. "Diamlah, bau!" bentak Zora, kemudian menggeser tubuhnya agar menjauh dari pria itu. "Tunggu apa lagi? nikmati dia selagi masih sadar," ujar pria lain, yang mendekati Zora perlahan. Kemudian membelai wajah Zora. Namun, ketika Pria itu mencium bibir ranum itu. Zora langsung menggigitnya sekuat tenaga. Sampai darah berceceran di mana-mana. "Aarrgghh!" geram Pria tersebut. Kemudian mengejar Zora, yang telah berhasil melarikan diri. Sedangkan Zora, langsung mempercepat larinya ketika melihat kelompok itu mengejarnya dengan kuda. Zora terus berlari, tanpa memperdulikan kakinya yang polos menginjak akar dan bebatuan yang tajam. Sampai Zora harus berhenti, ketika berhadapan dengan batas hutan yang sangat gelap. "Lanjut, atau tidak?" tanya Zora pada dirinya sendiri. Namun beberapa detik kemudian, kelompok itu sudah berada beberapa meter dibelakang Zora. Akhirnya, gadis itu terpaksa masuk ke dalam hutan tersebut. Baru masuk saja, Zora sudah merasakan aura yang sangat mencekam. Suara-suara desisan dan geraman menyeramkan, yang membuat Zora merinding. "Jangan takut... jangan takut..." bisik Zora pada dirinya sendiri. Ggrrr! "Oh tidak," Zora meneguk salivanya sendiri kasar. Kemudian berbalik badan, memeriksa mahluk apakah yang ada di belakangnya. Lalu pandangan Zora melihat Serigala besar, yang menggeram kelaparan tepat di hadapannya. "K- kita berteman, 'kan? aku Werewolf dan kau serigala murni. Kau tidak seharusnya memakanku," ucap Zora pelan. Bodoh, serigala tetaplah serigala. Mereka hanya mahluk buas yang akan memakan apapun tanpa memperdulikan Clan ataupun ras. Dan benar saja, serigala itu tetap tidak mendengarkan dan semakin mendekati Zora. Karena panik, Zora mundur dengar cepat. Namun Zora kalah cepat dari serigala tersebut. "Arggh!" teriak Zora. Kaki Jejangnya, mulai mengeluarkan darah karena cakaran serigala tersebut. Baru saja Zora ingin lari kembali, sebujur anak panah mengenai lengan kurusnya itu. Sehingga dua luka besar nampak jelas di tubuh Zora. Zora sudah pasrah, mungkin benar takdir Zora mati oleh mahluk yang sedarah dengannya. Tapi Zora lebih rela mati, dari pada harus menjadi b***k pemuas nafsu para Rogue. Zora sudah menutup mata, pasrah apabila serigala itu akan memakannya. Namun Zora tak kunjung merasakan sentuhan apapun, ataupun rasa sakit. Jadi Zora membuka matanya kembali. Dan saat itu juga, Zora di kejutkan dengan adanya pria bertubuh kekar nan tinggi berdiri tepat di hadapannya. Dan di sinilah, pertemuan itu dimulai. Di sinilah, kehidupan baru Zora akan berjalan.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Rise from the Darkness

read
8.6K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
188.6K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.8K
bc

FATE ; Rebirth of the princess

read
36.0K
bc

Rebirth of The Queen

read
3.7K
bc

DIHAMILI PAKSA Duda Mafia Anak 1

read
40.9K
bc

TERNODA

read
198.7K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook