Sam mampir ke kantornya sebentar di Sabtu pagi, menyelesaikan beberapa dokumen yang belum sempat ia kerjakan kemarin hanya dengan mengenakan jeans dan kaos oblong, menenteng jaket tebal serta sebuah tas kulit yang tersampir si bahunya. Setelah semuanya beres, ia duduk di sofa menunggu jemputan Ian. Mereka berdua di daulat oleh Al untuk menjemput adik kesayangan yang akhirnya mengangkat bendera putih, mengalah setelah terus-terusan dikerjai oleh Rafael. Samudera sendiri sempat protes pada abangnya, tidak setuju dengan ide Al yang menggunakan Rafa sebagai alat untuk menyeret adiknya pulang. Tetapi akhirnya mereka menang, setelah hampir setiap hari Alfaraz menelepon Rafa lewat Mbok Nur, membisiki bocah tak berdosa itu dengan hasutan-hasutan liciknya. Poor you, Fara! Sam tersenyum geli.

