“Nah, bener tuh.” ucap Alexa. “Elo tuh kurang gaul sama temen-temen yang lain, sama Kakak kelas juga, makanya lo nggak tahu gosip kalau lo itu udah jadi primadonanya SMA Garuda Bangsa.”
“Oh aja ah.” balas Liora sembari tercengir, mendengar ucapan kedua sahabatnya itu.
“Eh Ger.” panggil Rival Andriansyah, salah satu sahabat Gerald juga sejak SMP. “Itu, lo pacaran sama si Liora?”
“Nggak.”
“Kok bisa barengan sih dateng ke kelasnya?”
“Gue sama Liora kan sekelas, ya wajar dong kalau dateng ke kelas barengan.”
“Kirain lo pacaran sama Liora.” ucap Tevi. “Soalnya lo kelihatan cocok banget sama dia.”
“Iya, cocok banget lo sama Liora. Lo ganteng, dia cantik. Sama-sama idola sekolah lagi.” ucap Rival.
“Idola sekolah, maksud lo?”
“Loh! Emangnya lo nggak tahu? Lo sama Liora itu udah jadi idola sekolah loh. Cewek-cewek pada demen sama lu, terus cowok-cowoknya pada demen sama si Liora.”
“Dari mana lo berdua dapet gosip kayak gitu?”
“Dari temen-temen yang lain, sama dari Kakak kelas.” balas Tevi.
“Tapi gue nggak pernah tuh denger gosip tentang gue, gue juga nggak pernah denger gosip tentang Liora. Gue juga baru kenal sama Liora tadi.”
“Ya elo sih, kemaren-kemaren kalau habis selesai ospek suka langsung pulang gitu aja, nggak mau kenalan dulu sama temen-temen yang lain sama Kakak kelas juga, jadi ya wajar kalau lo nggak tahu gosip tentang lo sama Liora yang udah jadi idola sekolah.”
“Ah masa sih?” cengir Gerald. “Kayak cerita novel bucin aja pake ada idola sekolah segala.”
“Pagi Anak-Anak.” sapa Ibu Melly, guru biologi kelas sepuluh yang baru saja tiba di dalam kelas tersebut.
“Pagi Bu.” balas murid kelas tersebut.
“Berdoa dulu yuk sebelum mulai aktivitas belajar pagi ini! Ayo satu orang pimpin!”
Murid-murid tersebut terdiam.
“Kok pada diem? Ayo satu orang pimpin! Atau mau Ibu tunjuk?”
Murid-murid tetap terdiam.
“Yaudah deh kalau nggak ada yang mau, Ibu tunjuk ya?” Ibu Melly kemudian menatap seluruh murid di kelas tersebut. “Nah, kamu yang ganteng.” lalu dia tersenyum sembari menunjuk Gerald. “Kamu pimpin doa ya!”
Tevi, dan Rival tercengir.
“Saya Bu?” tanya Gerald.
“Iya kamu ganteng. Ayo pimpin doa!”
Gerald terdiam sejenak. “Iya Bu.”
“Yuk!”
“Sebelum memulai aktivitas belajar hari ini, alangkah lebih baiknya kita berdoa terlebih dahulu, sesuai kepercayaan masing-masing. Berdoa dipersilahkan!”
Ibu Melly dan murid kelas tersebut lalu langsung menundukan kepala dan berdoa sesuai kepercayaan masing-masing.
“Tidak ada kata akhir untuk berdoa.”
“Iya. Sekarang, Ibu mau mengucapkan selamat datang untuk kalian di kelas sepuluh IPA satu ini. Semoga kalian betah dan nyaman ya belajar di kelas ini.”
“Aamiin.” ucap seluruh murid.
“Sebelumnya Ibu mau memperkenalkan diri dulu ya. Perkenalkan, nama Ibu, Melly Listiana. Di sekolah ini, Ibu mengajar pelajaran biologi kelas sepuluh, dan untuk tahun ini, Ibu juga mendapat tugas untuk menjadi wakil kelas kalian ini.”
Seluruh murid kelas tersebut kemudian tersenyum kepada Ibu Melly, yang merupakan wali kelas mereka.
“Sekarang, kita buat struktur organisasi kelas ya? Dari ketua kelas sampai seksi-seksi. Mau sesuai voting bersama, atau Ibu yang pilih langsung?”
Murid-murid kelas tersebut terdiam.
“Ini kenapa kok pada diem-diem terus sih dari tadi? Kalian itu satu kelas, jadi jangan malu-malu, nanti juga kalian bakalan akrab satu sama lain, bahkan mungkin ada yang pacaran. Jadi, mau sesuai voting, atau Ibu yang pilih?”
“Ibu aja yang pilih Bu, biar cepet.” ucap Rival.
“Iya Bu, setuju. Ibu aja yang pilih.” ucap Elina.
“Mau Ibu yang pilih?”
“Iya Bu.” balas seluruh murid kemudian.
“Oke kalau mau Ibu yang pilih, Ibu bakalan tunjuk masing-masing dari kalian. Orang yang Ibu tunjuk harus mau, setuju ya?”
“Setuju Bu.” balas seluruh murid.
“Oke. Ibu Melly kemudian menatap Anak-Anak muridnya satu-persatu. “Kamu namanya siapa ganteng?” tanya Ibu Melly kepada Gerald.
“Gerald Anggara, Bu.”
“Gerald, kamu jadi ketua kelas ya!”
Kedua mata Gerald langsung tercengang, saat dia ditunjuk untuk menjadi ketua kelas.
“Kamu namanya siapa cantik?” tanya Ibu Melly kepada Liora.
“Saya, Liora Anatasya, Bu.”
“Kamu jadi wakil ketua kelasnya ya.”
“Iya Bu.” balas Liora dengan santai.
“Reaksi lo kok biasa aja sih? Lo nggak kaget gitu ditunjuk jadi wakil ketua kelas?” bisik Alexa.
“Halah wakil ketua kelas doang, biasanya juga jabatan tanpa tugas. Haha!” cengir Liora pelan.
“Dih.” cengir Alexa pelan.
“Kamu namanya siapa?” tanya Ibu Melly kepada Elina.
“Saya, Elina Jovita Bu.”
“Kalau yang belakangnya?” tanya Ibu Melly kepada Alexa.
“Saya, Alexa Jovita, Bu.”
“Elina, kamu jadi sekretaris ya! Terus Alexa jadi bendahara!”
“Haha preman kelas nih.” cengir Liora pelan kepada Alexa.
“Apaan ah?”
“Itu yang duduk sama Gerald, siapa?”
“Saya, Tevi Aksara, Bu.”
“Kalau di depan Gerald?”
“Saya, Rival Adriansyah, Bu.”
“Tevi, kamu jadi sekretaris dua ya! Terus Rival jadi bendahara dua!”
Pembentukan organisasi kelas dari ketua kelas sampai para seksi-seksi akhirnya selesai.
“Nah! Buat yang dapet tugas di kelas, laksanain tugasnya dengan baik dan benar ya!”
“Siap Bu!”
“Nanti untuk urusan struktur organisasi, secepetnya dibuat ya, terus ditempelin di belakang kelas!”
“Siap Bu.” balas seluruh murid.
“Yaudah, sekarang dicatat dulu jadwal pelajarannya!”
Murid-murid lalu mengeluarkan pulpen dan buku tulis untuk mencatat jadwal pelajaran. Ibu Melly kemudian langsung membacakan jadwal pelajaran tersebut dari hari senin sampai jumat, sebab SMA Garuda Bangsa menerapkan sistem sekolah full day, jadi pelajaran hanya dilaksanakan dari senin sampai jumat.
“Ada yang mau ditanyakan nggak?”
Murid-murid terdiam.
“Eh pada diem bae kalian ini. Yaudah kalau nggak ada yang ditanyakan, Ibu tinggal ya. Ayo pada kenalan dulu sebelum Guru pelajaran pertama kalian datang! Yaudah, Ibu tinggal ya. Asalamualaikum.”
“Waalaikumsalam.” balas seluruh murid.
Ibu Melly lalu berlalu dari kelas tersebut.
“Tev!” panggil Gerald.
“Hmm?”
“Lo mintain nomer WA temen-temen kelas sana! Terus bikinin group kelas kita!”
“Lo nyuruh atau nugasin gue?”
“Nugasin lah, gue kan ketua kelasnya, hehe.” cengir Gerald.
“Oke deh.” Tevi kemudian langsung bergegas mendata nomor w******p teman-teman kelasnya.
Setelah selesai mendata nomor w******p teman-temannya, Tevi langsung membuat group w******p kelas X IPA 1.
“Udah gue bikin tuh.” ucap Tevi kepada Gerald.
“Thanks bro.” balas Gerald dengan penuh senyuman.
“Guys.” panggil Rival kepada Gerald dan Tevi.
“Euy.” balas Gerald.
“Katanya ijazah SMP kita udah jadi, nanti kita ambil bareng ya?”
“Mana keburulah.” ucap Tevi. “SMP kita kan pulang jam setengah tiga, kita di SMA ini pulang jam empat.”
“Sekarang nggak pulang jam empat kok, sebentar lagi juga pulang.”
“Kata siapa lo?”
“Kata Papah gue, katanya hari ini cuma nyampe jam sembilan doang. Soalnya para Guru ada. Jadi, kita bisa ambil ijazah kita dulu di SMP.”
“Oh iya ya, lo kan anak ketua yayasan, lupa gue.”