bc

Ketika Kita SMA

book_age16+
184
IKUTI
1.4K
BACA
others
goodgirl
drama
comedy
sweet
school
twink
like
intro-logo
Uraian

Sejak turun-temurun, orang-orang selalu mengatakan, jika masa SMA adalah masa-masa yang sangatlah indah. Ungkapan tersebut dipercayai oleh Gerald dan Liora.

Di masa SMA, adalah tempat pertemuan mereka. Sampai kemudian tumbuh cinta yang indah di antara mereka. Tak hanya itu, mereka juga dipertemukan dengan banyaknya teman dan sahabat dengan berbagai karakter masing-masing.

Kisah kasih, persahabatan, pengalaman belajar, serta berbagai macam masalah, selalu menghiasi hari-hari mereka ketika mereka SMA. Dan di novel ini, kisah mereka ketika SMA, akan diceritakan secara lengkap.

chap-preview
Pratinjau gratis
Pintu Kantin
Bel tanda masuk kelas berbunyi di SMA Garuda Bangsa. Semua murid langsung bergegas menuju kelas masing-masing, dan Pak Yanto, selaku Satpam sekolah langsung bergegas untuk menutup gerbang. “Ayo-ayo cepet!” ucap Pak Yanto yang sudah menutup sebagian gerbang, kepada murid-murid yang baru saja datang untuk mempercepat langkah dan kendaraan mereka sebelum bel berhenti berbunyi. Setelah bel berhenti berbunyi, Pak Yanto langsung menutup gerbang sekolah. Tak lama setelah itu, sebuah mobil putih berhenti di depan gerbang, seorang murid perempuan kemudian langsung keluar dari mobil tersebut. “Yaaahhh! Udah ditutup gerbangnya.” ucap Liora Anatasya, murid baru kelas sepuluh yang datang terlambat di hari pertamanya resmi menjadi murid SMA. “Ih! Nyebelin banget sih! Di hari pertama gue resmi jadi murid SMA, malah dateng telat. Malu banget gue! Bolos di hari pertama. Gimana ya caranya biar tetep bisa masuk?” Tak lama kemudian, sebuah mobil hitam tiba di depan gerbang. Seorang murid laki-laki lalu keluar dari mobil tersebut, dia menatap gerbang sekolah yang telah tertutup, setelah itu menghampiri Liora. “Hei.” sapa Gerald Anggara kepada Liora. Gerald juga merupakan murid baru kelas sepuluh. Liora langsung menoleh pada Gerald yang telah berada di sebelahnya. “Telat ya?” “Iya nih.” “Masih mau masuk nggak?” “Mau banget. Tapi gimana caranya? Gerbang kan udah ditutup.” “Ada jalur rahasia. Ayo ikut gue!” Gerald kemudian melangkah. “Hmmm?” Liora menatap Gerald sejenak, lalu mengikutinya. “Ini kita mau ke mana?” “Udah ikut aja! Nanti juga tahu.” Gerald melangkah menuju sebuah jalanan gang kecil yang berada di sebelah kanan sekolah, dan Liora mengikutinya. Tak lama kemudian, sampailah mereka di depan sebuah pintu kayu yang terbuka. “Nah, kita masuk lewat sini.” ucap Gerald. Liora menatap suasana di dalam pintu, yang ternyata adalah kantin sekolah. “Eh! Ini kantin sekolah kan?” “Iya.” “Gerald kamu telat lagi?” tanya Ibu Ira, penjual makanan di kantin, yang datang menghampiri mereka. “Iya Bu.” balas Gerald sembari tersenyum. “Boleh masuk ya?” “Boleh sih, asal biasa.” Ibu Ira menggesek-gesekan Ibu jari dan jari telunjuknya, menandakan meminta bayaran kepada Gerald. “Iya-iya.” Gerald mengambil uang senilai sepuluh ribu rupiah, kemudian memberikannya kepada Ibu Ira. “Berdua ya sama temen saya yang ini.” “Nah.” Ibu Ira tersenyum setelah mendapat uang tersebut. “Silahkan masuk!” kemudian mempersilahkan Gerald dan Liora untuk masuk ke area sekolah melalui kantin. “Oke. Yuk!” Gerald lalu melangkah masuk, kemudian Liora mengikutinya. Saat mereka tiba di luar kantin, mereka mendadak terkejut saat melihat murid-murid dan para Guru yang sudah berkumpul di halaman sekolah untuk melaksanakan upacara. “Eh! Udah mau upacara tuh.” ucap Gerald. “Eh! Iya.” Gerald menatap sebuah kursi panjang yang berada di sebelah mereka. “Kita taro tas kita di sini dulu aja! Nanti sehabis upacara baru kita ambil lagi.” “Oke.” Mereka berdua lalu menyimpan tas mereka di kursi tersebut, setelah itu langsung berlari ke area lapangan dan bergabung dengan barisan upacara. Liora menghela napas lelah setelah tiba di barisan. Namun tak lama setelah itu, dia tersenyum senang karena bisa masuk ke area sekolah dan mengikuti kegiatan sekolah pertamanya di SMA. “Eh! Dari mana aja lu baru dateng?” tanya Alexa Salsabila. Salah satu sahabat Liora sejak kecil. “Iya, dari mana lo? Tumben banget datengnya telat.” tanya Elina Jovita, salah satu sahabat Liora juga sejak kecil. Liora tersenyum kepada kedua sahabatnya itu. “Bangun kesiangan. Udah jangan banyak tanya! Nanti dimarahin Guru.” Kegiatan upacara di tahun ajaran baru 2017/2018 berjalan dengan lancar tanpa ada kendala. Setelah upacara selesai dilaksanakan, semua murid langsung masuk ke kelas masing-masing. Namun tidak dengan Gerald dan Liora, mereka harus mengambil tas mereka dulu sebelum masuk ke kelas. Liora tiba di depan kursi tersebut, lalu mengambil tasnya. Tak lama kemudian, Gerald pun tiba dan mengambil tasnya. “Hei.” sapa Liora pada Gerald. “Iya?” “Makasih ya, udah bantuin gue buat masuk ke sekolah.” ucap Liora dengan penuh senyuman. Dia merasa sangat berterima kasih kepada Gerald yang telah membantunya untuk bisa masuk ke sekolah dan mengikuti pelajaran pertamanya. “Ah! Gitu aja pake makasih segala.” ucap Gerald sembari tersenyum. “Oh iya, kenalin, gue Liora Anatasya dari kelas sepuluh IPA satu.” Liora menyodorkan tangannya kepada Gerald. “Gue Gerald Anggara, salam kenal ya Liora.” Gerald menjabat tangan Liora sebagai tanda perkenalan mereka. “Salam kenal juga.” Liora lalu mengakhiri jabatan tangannya dengan Gerald. “By the way, kita sekelas.” “Serius? Lo anak IPA satu juga?” “Iya.” “Yaudah, kalau gitu ke kelas bareng yuk!” “Iya. Yuk!” Setelah saling mengenal, dan mengetahui mereka mendapat kelas yang sama, mereka langsung melangkah bersama menuju kelas mereka, yaitu kelas X IPA 1. Setibanya di kelas, pandangan seluruh murid kelas X IPA 1 tertuju pada mereka. Hal itu membuat Gerald dan Liora terdiam sejenak karena merasa sangat aneh dengan tatapan mereka. “Ger sini Ger!” panggil Tevi Aksara, salah satu sahabat Gerald sejak SMP. Gerald tersenyum kepada Tevi, lalu langsung melangkah menghampirinya, kemudian duduk sebangku dengan Devi. “Ra sini!” panggil Alexa kepada Liora. Liora tersenyum kepada Alexa, kemudian langsung menghampirinya lalu duduk sebangku dengan Alexa. “Ra, lo jadian sama Gerald?” tanya Elina, yang duduk di depan bangku Liora dan Alexa. “Apaan? Nggak lah. Lo ngapain nanya kayak gitu?” “Kirain lo pacaran sama dia, habisnya lo dateng bareng dia.” “Kan sekelas, wajar dong kalau gue sama dia ke kelas bareng.” “Tapi lo sama dia cocok banget tahu, Gerald ganteng banget, dan lo cantik banget. Sumpah lo cocok banget sama Gerald.” ucap Alexa. “Jadi itu alesan Anak-Anak kelas ini ngelihatin gue sama Gerald tadi?” “Iya, karena lo berdua kelihatan cocok banget tahu.” balas Elina. “Selain itu, lo berdua kan orang good looking, ya pantes kalau jadi pusat perhatian orang-orang.” “Bisa aja lo.” “Elina bener loh. Emangnya lo nggak tahu Ra?” tanya Alexa. “Apaan?” “Sejak pertama kali ospek, lo sama Gerald itu udah populer tahu, karena punya muka yang bener-bener good looking. Lo jadi inceran para cowok, si Gerald jadi inceran para cewek.” “Dapet gosip burung dari mana lu?” “Yang ngegosipin lo sama Gerald itu banyak, satu sekolahan, ya jelaslah kita tahu.” “Tapi gue nggak pernah denger tuh ada yang ngegosipin gue, dan gue juga nggak pernah denger ada yang gosipin Gerald, gue juga baru kenal sama Gerald tadi.” “Ya karena lu nggak gaul, makanya lu nggak tahu gosip.” ucap Elina.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

TERNODA

read
198.6K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
188.4K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.7K
bc

Hasrat Meresahkan Pria Dewasa

read
30.2K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
233.6K
bc

Setelah 10 Tahun Berpisah

read
54.7K
bc

My Secret Little Wife

read
132.0K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook