Devan dan Stella masih saling menatap, napas tersengal di antara jarak yang begitu dekat. Stella menggigit bibir bawahnya, gugup sekaligus terpikat oleh tatapan Devan yang begitu tajam. Kini suara detak jantung yang terdengar jelas di telinga mereka masing-masing, larut dalam hasrat menggebu. Devan menyentuh pipi Stella perlahan. Sentuhan itu hangat dan menuntut. Stella menutup matanya, membiarkan perasaan itu perlahan memenuhi hatinya. "Mas," lirih Stella, dengan suara yang berat dan napas tersengal. Tanpa aba-aba, Devan menarik Stella ke pelukannya lagi. Bibir mereka kembali bertemu, kali ini lebih dalam, lebih sensual. Stella membalasnya dengan ragu, tapi tak menolak. Ciuman itu membawa mereka terhanyut. Devan menuntun Stella perlahan ke sofa, tetap dalam pelukan, tetap dalam ciuman

