Keinginan Vania

1073 Kata
Malam yang dingin menelusuk tubuh indah Vania yang hanya memakai dress tanpa lengan selutut.Vania menghadiri pameran di salah satu mall tadi ia datang bersama teman temannya tapi entah kemana perginya mereka saat Vania pamit ke toilet ternyata teman teman Vania sudah tidak ada di tempat apa mungkin sudah di dalam ya,batin Vania. Saat akan memasuki stand pameran yang kebetulan adalah baju baju yang sangat indah dan tentunya harganya juga fantastis Vania dikejutkan dengan hadirnya Satya dan tentunya istri Satya.Vivi menggandeng mesra Satya penampilan mereka sungguh berkelas apalagi Vivi yang selalu fashionable selain cantik tapi juga terlihat sangat berkelas pantas jika bersanding dengan Satya. Vania mundur dari stand baju itu dan masuk ke stand yang ada disebelahnya.Ia melihat Satya memasuki stand baju itu dengan istrinya yang ternyata pemilik stan baju indah itu adalah teman istri mas Satya. "Hei Van dicariin taunya disini,Dinda menghampiri Vania. "Kamu dari mana aja sih Din ditinggal ke toilet bentar e malah ngilang dah tau mall lagi rame banget". "Iya sorry deh Van tadi waktu kamu ke toilet temen temen ngajak tuh ke stan yang diujung,Dinda menunjuk stan yang berada di ujung.Disana barang barangnya bagus terjangkau lagi Van yuk kita kesana aja",Dinda menggandeng Vania menuju ujung stan. "Din sorry ya badan aku kok tiba tiba nggak enak gini ya". "Kamu kenapa Van tadi kamu yang paling semangat dateng kesini e sekarang malah bilang nggak enak badan". "Nggak tau nih Din kamu ma temen temen terusin aja liat liatnya aku mau pulang dulu ya". "Nggak papa kamu pulang sendiri Van"? "Iya lah emang kenapa kayak anak kecil aja emang aku bakal nyasar gitu menurut kamu hmm.."? "Ya nggak gitu sih ya udah kamu istirahat aja di kosan ntar aku bawain makanan kalo aku pulang kamu hati hati ya". "Makasih ya Din aku balik dulu". Setelah pamit pulang dulu Vania menuju pintu keluar dan memesan ojek online.Sepanjang perjalanan dia melamun masih memikirkan tentang Satya.Meski ia tahu Satya pria beristri tapi ia masih belum sanggup untuk melihat Satya dengan wanita lain di depan matanya meskipun itu istrinya sendiri.Ada rasa cemburu yang besar yang belum mampu ia kendalikan. Di dalam kamar Vania menangis dalam diam.Dia ingin menjadi satu satunya wanita yang dicintai bukan sebagai simpanan. Vania pov Aku sadar jika aku hanya sebagai simpanan mas Satya.Aku tahu jika ia sudah beristri tapi kenapa aku begitu bodoh mau menerima dia. Ingin aku tinggalkan mas Satya melupakan kenangan kenangan kita tapi aku tak sanggup jauh dari mas Satya. Aku sudah terbiasa dengan sentuhannya perhatiannya aroma tubuhnya yang membuat aku terlena mas Satya mampu memberikan kesejukan kehangatan yang aku butuhkan.Apa aku salah berharap juga bisa memilikinya,tapi tanpa merusak rumah tangganya. Oh Tuhan kenapa harus seperti ini kenapa engkau kirimkan laki laki yang baik seperti mas Satya tapi hanya untuk menjadi penyejuk hati dan pikiranku kenapa harus dia yang sudah beristri. Vania semakin larut dalam tangisnya hingga dia tertidur karena kelelahan. Vania pov end Satya menghubungi Vania tapi nomer Vania tidak aktif,entah sudah berapa kali ia mendial nomer Vania dari mulai w******p,sms maupun panggilan tapi tak ada balasan sama sekali. "Mau ke kosan tapi sudah larut malam besok sebelum berangkat aku akan mampir ke kosan",batin Satya. Vania terbangun dari tidurnya saat sinar matahari masuk lewat jendela kamarnya. "Jam berapa ini kok udah pagi aja kemarin aku nangisnya kelamaan jadi ketiduran,sambil mengecek ponselnya yang ternyata mati". "Ternyata mas Satya menghubungi aku semalam sampai banyak banget panggilan pesan dari dia,Vania bermonolog". "Van udah bangun belum ada tamu tuh diluar".Terdengar suara gedoran pintu dari luar. "Siapa ya pagi pagi gini dah bertamu aja,iya iya aku keluar",sahut Vania dari kamar. Sambil menggerutu Vania keluar dari kamar menuju teras depan kosan. "Mas Satya ngapain pagi pagi kesini?" "Van kamu kemana aja mas khawatir kenapa ponsel kamu nggak bisa dihubungi,sambil memeluk Vania Satya mengkhawatirkan Vania". "Kemarin aku nggak enak badan mas ponsel aku mati,Vania masih enggan menatap Satya". Masih teringat jelas kemarin diingatan Vania,meskipun ia tahu statusnya tapi tetap rasa cemburu dan sakit hati masih menyelimuti hati Vania.Ia belum bisa menerima semua ini. "Kamu kenapa sayang kita ke dokter ya apa yang kamu rasakan mana yang sakit coba bilang sama mas,Satya menempelkan tangannya pada kening Vania". "Aku nggak papa mas cuma kecapekan aja kayaknya,aku mau mandi trus berangkat kerja mas mau berangkat juga kan?" "Mas antar kamu kerja sekalian ya?tawar Satya". 'Nggak usah mas aku ntar bareng sama Dinda aja mending mas berangkat ke kantor aja ntar telat".Vania beralasan agar Satya segera berangkat. "Ya udah mas berangkat dulu ya nanti mas hubungi lagi"pamit Satya. "Ya mas hati hati." Satya segera berlalu,dalam perjalanan menuju kantor Satya berfikir seperti ada yang aneh dengan Vania kemarin pas di hubungi dia selalu ceria tapi waktu tadi di kosan seperti tidak senang. "Ah sudahlah nanti aku akan hubungi dia lagi"batinnya. ********** "Mas aku pingin ngomong nanti malam aku tunggu di apartemen ya". "Ok sayang mas tunggu di sana ya",binar bahagia dengan senyum mengembang membaca pesan dari Vania. Hanya Vania yang mampu membuat Satya bersemangat menjalani hari harinya.Dalam hati Satya berfikir bagaimana caranya agar bisa hidup dengan Vania sungguh Satya tak mampu jika jauh dari Vania. Pukul tujuh malam Vania sudah sampai dulu di apartemen sambil menunggu Satya datang Vania segera membersihkan diri dan berganti pakaian ia ingin menghabiskan waktu dengan Satya malam ini.Setelah itu ia akan pergi dari hidup Satya itu keinginan Vania saat ini.Rasanya ia tak sanggup untuk terus menjadi seperti ini. Malam pun tiba Satya segera melajukan mobilnya ke apartemen ia sudah tidak sabar ingin bertemu dengan pujaan hatinya. "Sayang kamu dimana?"Satya membuka pintu apartemen. "Mas udah pulang mandi dulu sana aku udah siapin makanan". "Iya sayang",Satya berlalu sambil mencium cepat bibir Vania. "Dasar ya nakal kamu mas". "Tapi suka kan?"dengan mengerlingkan matanya. Vania menanggapinya hanya dengan senyuman sambil mendorong Satya masuk. Malam ini mereka melepaskan kerinduan karena beberapa hari tidak bertemu,Vania akui Satya adalah laki laki yang baik tanggung jawab dan sangat menghormatinya menyayanginya Vania bisa rasakan jika Satya memang tulus. Tapi Vania juga tidak mau berharap terlalu banyak dari Satya karena ia sudah punya keluarga.Sebesar apapun cinta Satya pada Vania tetap saja Satya kini sudah berkeluarga dan tidak mungkin meninggalkan keluarganya hanya karena Vania. Vania pun bertekad akan menjauh dari hidup Satya karena ia tak sanggup lagi harus tersakiti karena cemburu dan ia juga tak mau dikatain wanita perusak rumah tangga orang.Kehidupan mereka pun jauh seperti bumi dan langit,tapi jika Satya bersama istrinya sangat serasi sama sama dari keluarga kaya.Vania cukup tahu diri siapa dirinya bisa bersanding dengan Satya,hanya seperti mimpi menjadi cinderela satu hari.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN