Sisi lain Vivi

1204 Kata
Vivi wanita yang menjadi istri Satya karena perjodohan adalah seorang designer dan pemilik butik ia wanita yang mandiri cantik tapi agak angkuh dan terkesan sombong apalagi jika tidak selevel dengannya. Teman temannya pun kebanyakan dari kalangan pengusaha yang sering menghamburkan uang mereka untuk saling memamerkan harta yang mereka punya.Orang tua Satya sangat menyayangi Vivi karena disamping mereka sama sama kaya Vivi juga sangat pandai menarik simpati mertuanya. Ditambah lagi mereka mendapatkan cucu yang sangat tampan dan juga pintar membuat mertua Vivi lebih menyayangi cucu dan juga menantunya apapun yang Vivi minta yang Vivi bilang pasti mereka akan percaya. Penampilan Vivi memang sangat berkelas dan terkesan glamour karena memang sebagai desainer dituntut untuk selalu berpenampilan yang modis sama seperti kebanyakan yang ada di butik Vivi. Sebelum menikah dengan Satya Vivi menjalin hubungan dengan Hendra cukup lama karena kedua orang tua Vivi tidak merestui hubungan mereka pernah Hendra sampai menghamili Vivi agar mereka mau merestui tapi tetap saja orang tua Vivi tak sedikitpun tersentuh. Tapi sebulan kemudian Vivi mengalami keguguran karena terlalu stress kesempatan yang bagus bagi kedua orang tua Hendra untuk bisa memisahkan keduanya. Orang tua Vivi menyuruh seseorang untuk menjebak Hendra tidur dengan wanita lain saat Vivi terbaring lemah karena keguguran dan dengan dalih membobol butik Vivi dan membawa kabur uang serta barang barang berharga.Dengan beberapa bukti yang ditunjukkan oleh orang tuanya akhirnya Vivi percaya apalagi Hendra tidak pernah mengunjungi Vivi selama dirumah sakit padahal setiap Hendra kerumah sakit anak buah pak Cakra papa Vivi selalu mengusirnya. Pak Cakra pun merahasiakan tentang Vivi yang pernah hamil dan keguguran pada keluarga Satya. Sebenarnya Vivi bukan orang yang jahat cuma terkesan angkuh dan Hendra adalah laki laki dari kalangan orang biasa yang mampu membuta Vivi jatuh cinta karena kebaikannya pernah menolong Vivi saat mengalami kecelakaan akibat tabrak lari beberapa tahun silam. Perlahan ia bisa sedikit melupakan Hendra,ia beranggapan bahwa Hendra lelaki b******k yang hanya memanfaatkan kebaikannya padahal ia jelas tahu Hendra tak pernah meminta apapun dari Vivi apalagi dengan bukti bahwa Hendra mengkhianatinya. Padahal selama ini Hendra juga sangat mencintai Vivi dengan tulus bahkan hanya dengan Hendra Vivi bisa jadi diri sendiri tidak berlebihan dan terkesan sederhana. Sekarang setelah kepergian Hendra Vivi kembali ke kehidupan awalnya yang glamor angkuh dan terlihat sombong seakan memberi jarak sosial. Apalagi sekarang Vivi menjadi menantu kesayangan keluarga Wijaya papa Satya.Kehidupan mewah dan glamor kembali menempel dalam kesehariannya. Saat ini Vivi tengah berkumpul dengan teman teman sosialitanya karena sudah lama ia tidak hang out bersama mereka. Setelah dari butik Vivi pergi ke sebuah cafe yang sudah ditentukan oleh teman temannya. Saat Vivi tiba disana sudah berkumpul beberapa teman Vivi yang jelas semua berkelas. "Hai girls.."sapa Vivi sambil bercipika cipiki dengan semua teman temannya yang berjumlah 5 orang. "Hai Vi ya ampun kangen banget udah lama ya nggak ketemu sejak kamu pindah ke Bandung. Mereka melepas rindu dengan saling bertukar cerita karena semua teman Vivi juga sudah berkeluarga. "Oh ya Vi gimana kabar suami kamu yang ganteng itu kamu pinter banget nyari suami Vi udah ganteng kaya lagi bener bener perfect deh emang kamu udah cinta ma suami ganteng kamu itu"?tanya Siska salah satu teman Vivi. "Semua juga tahu kan kamu cinta banget sama Hendra kirain dulu nikahnya sama Hendra e malah sama si siapa itu namanya...?"tanya cindy. "Satya" sahut Vivi. "Aku sama Hendra udah end tau kenapa masih dibahas aja sih,ya kalo sama Satya aku udah mulai membuka hati udah mencoba mencintai dia tapi semenjak dia pulih dari amnesia sepertinya dia jaga jarak aku ngerasain banget perubahannya,sepertinya Satya punya cewek lain". "Trus kamu gimana mau di duain sama Satya",sahut Siska. "Aku sih belum tau ya belum liat langsung cuma dulu pegawai butik bilang pernah liat Satya jalan ma cewek cantik gitu di mall,tapi ya mertuaku sayang banget kan sama aku apalagi aku bisa kasih cucu yang mereka inginkan apa yang aku minta apa yang aku bilang mereka percaya banget.Misalnya Satya mau macem macem sama aku tinggal bilangin sama papa mertua aja beres.Aku pingin tahu juga sih cewek macem apa yang jalan sama suamiku,ucap Vivi sarkas. Mereka larut dalam pembicaraan yang panjang mengenai kehidupan mereka. Dalam hati kecil Vivi sebenarnya masih memikirkan Hendra karena belum ada kata pisah diantara mereka Vivi tau bagaimana Hendra meskipun bukan dari keluarga kaya tapi Hendra sangat tulus dan mencintai Vivi sampai Vivi hamil anak Hendra karena Vivi ingin memang hidup dengan Hendra tapi entah Hendra tiba tiba menghilang dan pak Cakra bilang Hendra membawa kabur uang Vivi dan mengambil barang berharga milik Vivi di butik.Sebenrnya Vivi enggan percaya tapi dengan kenyataan bahwa Hendra pergi saat Vivi mengalami keguguran anak mereka membuat ia berfikir memang benar Hendra bukan orang yang baik. *********** Vivi kembali ke rutinitas awal sebagai designer butik Vivi pun tak pernah sepi pengunjung. Vivi wanita yang sangat berbakat kadang ia mengikuti pameran fashion show sampai ke mancanegara. Bisa dibilang karirnya sukses tak heran jika Vivi menjadi wanita yang mandiri dan kaya. Dalam mencari pasangan pun sebenarnya Vivi tak mempermasalahkan mau laki laki kaya ataupun yang biasa asalkan bisa membuat Vivi nyaman. Untuk saat ini Vivi memang mencintai Satya tapi ia juga tahu jika Satya belum pernah mengatakan jika ia juga mencintai Vivi.Satya hanya melaksanakan kewajiban sebagai seorang suami itupun jika Vivi yang memulai dulu karena sejak awal setelah menikah pun Satya tidak pernah menyentuh Vivi. Tapi sekarang Vivi mencintai Satya dan tidak ingin ada orang ketiga dalam pernikahan mereka. Setelah bercengkerama dengan teman teman sosialitanya Vivi melanjutkan mengunjungi Satya di kantor,tanpa mengabari terlebih dahulu Vivi langsung menuju ruangan Satya lewat lift khusus yang biasa digunakan Satya sebagai direktur Vivi melenggang santai naik menuju lantai 30 tempat Satya berada. Sampai di lantai itu tampak Dika yang berkutat serius dengan komputernya yang berhadapan dengan ruangan Satya. "Hai Dika serius amat". "Eh Vi tumben sekarang sering kesini lagi nggak sibuk di butik"?tanya Dika. "Nggak tadi abis hang out ma temen temen sekalian mampir kesini mo ngasih makanan buat mas Satya"Vivi menunjukkan plastik yang ia tenteng kepada Dika. "Mas Satya adak kan di dalam"? "Iya ada kok,sory ya aku lagi sibuk nih."tanpa mengalihkan pandangan dari komputer Dika melanjutkan pekerjaannya. Tanpa banyak tanya lagi Vivi langsung masuk ke ruangan Satya. "Hai mas serius banget mukanya kayak gitu"melihat Satya yang juga berkutat serius dengan laptop dan kacamata di atas hidungnya. Satya melihat sekilas dibalik kacamatanya kemudian kembali serius dengan laptopnya. "Tumben sekarang sering banget nyamperin ke kantor perasaan dulu aja kamu nggak mau dateng ke kantorku"kata kata Satya sedikit bernada sinis. "Ya beda dong mas dulu kan aku belum cinta sama kamu apapun yang kamu lakuin aku juga gk pingin tahu tapi sekarang aku udah sayang cinta sama kamu jadi aku harus tau apa saja yang dilakukan suamiku",sambil mengalungkan tangannya ke leher Satya. "Jaga sikap kamu Vi ini kantor",Satya melepaskan tautan tangan Vivi. "Mas kenapa sih ini kan kantor mas kenapa mesti malu sih",Vivi merasa malu atas penolakan Satya bisa bisanya ia ditolak padahal banyak yang antri untuk mendapatkannya karena memang Vivi cantik anggun kaya lagi. "Mas kamu kenapa sih jadi dingin sama aku dirumah juga kamu kayak menghindar dari aku,apa sih kurangnya aku mas". "Sudah lebih baik kamu pulang kasian Kevin aku lagi banyak kerjaan nanti aku akan pulang lebih awal kita akan makan malam diluar". "Beneran ya mas kamu pulang lebih awal",mata Vivi berbinar bahagia setelah sebelumnya cemberut.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN