- 4 -

694 Kata
Beberapa Tahun Kemudian ... Suasana di ruang tamu yang merangkap sebagai ruang keluarga, di sebuah rumah petak yang terletak di Jakarta Timur, tampak ramai dengan suara nyanyian serta petikan gitar yang mengiringi. Sesekali terdengar suara riuh-rendah berisi canda dan tawa, hingga aksi saling melempar makanan ringan pada teman sebayanya. Tiga siswa SMA yang masih menggunakan seragam, duduk tanpa alas di ruangan tersebut. Saat ini mereka tengah berlatih untuk mengikuti audisi penampilan pensi di sekolahnya. Satu orang cewek dan dua orang cowok, merupakan formasi dari siswa SMA yang berada di ruang tamu tersebut. Sang cewek, yang berambut panjang dengan dikucir satu tinggi tinggi agar tidak membuatnya kegerahan, biasa di sapa Thella, yang merupakan pemilik rumah yang dipakai mereke bertiga ini. Sedang ke dua cowok yang tengah bersamanya itu merupakan sahabatnya di sekolah, ada Riza yang merupakan teman Thella sejak SMP, yang sejak tadi menyanyi tapi selalu salah lirik. Sedang di samping Riza, ada Dirgan yang merupakan teman baru mereka di SMA tapi sudah tampak begitu akrab dengan mereka. Betapa Thella mensyukuri memiliki mereka berdua di sekolah, yang tidak merasa jijik untuk menyambangi tempat tinggalnya yang ala kadarnya ini, yang tentu saja berbeda sangat jauh dengan kediaman mereka berdua yang menyerupai istana jika dibandingkan rumah kontrakan Thella yang seperti gubuk derita. "Saat semua, tlah berbeda apa yang kita rasa, ku tak ingin kau terluka, memang kita belum ter.. ter apaan sih gue lupa." Seorang cowok yang entah sudah berapa kali mengulang lagu yang sama, kembali tidak ingat lanjutan dari lagu yang dinyanyikannya. Padahal, Riza sudah berkali kali melihat lirik yang ada di ponselnya, tapi tetap saja salah. Sudah dilihat terang terangan dan tidak perlu menghafal pun Riza masih juga salah. Sebenarnya ajang latihan ini tergolong Cuma Cuma, band mereka tidak mungkin bisa tampil jika memiliki vokalis semacam Riza yang menghafal satu lagu saja sulit minta ampun. Entah harus berapa kali percobaan sampai Riza benar benar bisa menghafalnya. "Yahh si Riza, gue udah enak-enak maen gitar juga pake acara lupa!" hardik Dirgan, teman Riza – cowok sebelumnya – yang duduk di samping Riza sambil memegangi gitar yang tadi di mainkannya. Wajah cowok itu sedikit kesal karena permainan gitarnya yang jadi terhenti, karena Riza yang selalu salah. Padahal Dirgan sudah menemukan nada yang pas dan enak dimainkan, tapi karena Riza selalu salah, alhasil permainannya jadi berhenti terus menerus. "Iya nih Riza, kalo lo lupa mulu kapan giliran gue nyanyi?" Thella – sang empunya rumah, satu-satu nya cewek diantara mereka pun ikut menyalahkan Riza karena gemas. Pasalnya lagu ini akan dinyanyikan oleh mereka berdua, Thella kebagian di reff pertama setelah Riza melakukan intro lagi. Tapi boro boro sampai reff, bait pertama saja tidak kelar kelar karena Riza yang selalu lupa itu. Alhasil, sejak tadi Thella belum bernyanyi sama sekali dan hanya menonton kesalahan kesalah Riza. Namun cewek itu hanya berseru kesal dengan nada ringan pada Riza, pertanda ia tidak benar benar kesal dan hanya dibawa santai saja. "Santuy dong, abis ini gue inget deh. Emang lanjutannya apaan sih?" Riza berusaha membela diri dan juga bertanya perihal lirik selanjunya. Di ambilnya lagi ponsel yang tadi ia letakkan asal di lantai rumah Thella. Memang Riza juga, belum hafal lirik tapi sok sok an tidak mau melihat saja. Jadinya malah terhambat berkali kali kan. "Memang kita belum terbiasa atau mungkin tak bisa bersama..." Thella menyanyikan lirik lanjutan dari potongan lagu tersebut, yang seketika terhenti karena Dirgan yang meneruskannya. Suara cewek itu yang terdengar mengalun lembut di telinga kedua cowok yang ada di sana, yang diam diam mengangumi suara itu, atau pemilik suara yang tengah bernyanyi dengan nada indah yang kerap kali menawan. Suara, wajah, dan sikap Thella yang membuat pesona cewek itu terlihat memukau. "Tapi ku tahu kau percaya, ku tak ingin kau terluka...," lanjut Dirgan, yang sudah mulai bisa mengingat lirik lagu selanjutnya, tentu saja karena sudah melihat lirik di ponsel yang kini ada di genggamannya. Cowok itu pun menyahuti nyanyian Thella dengan melanjutkan liriknya. Nyaris terdengar sempurna jika saja di lanjutkan, tapi Riza malah berseru heboh dengan berkata, "Ohh iya iya gue inget, dari awal lagi yahh ... saat semua tlah berbeda apa yang..." = = = = = T B C = = = = =
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN