Suara Riza terhenti karena gerakan Thella yang seketika bangkit dari duduknya, dan berlari ke sebuah kamar yang berada di samping ruang tamu. Tepatnya satu satunya kamar yang berada di rumah kontrakan ini, yang ditempati oleh Thella dan adiknya yang masih SMP.
Riza dan Dirgan dapat mendengar suara batuk yang tidak wajar dari dalam kamar. Keduanya sama-sama tahu kondisi kesehatan adik Thella yang memprihatinkan. Sejak mereka mengenal Thella, keduanya menyaksikan betapa Thella sangat menyayangi adiknya yang harus menderita karena penyakit yang di deritanya itu. Namun, Thella merawatnya dengan telaten dan penuh perhatian, cewek itu benar benar mampu menggantikan sosok ibu yang sudah tiada dari kehidupan mereka. Thella yang merupakan anak cewek pertama menjadi pengganti sosok itu dengan merawat Firda penuh cinta dan kasih sayang, meski umur mereka hanya terpaut dua tahun.
Thella memasuki kamarnya yang tidak di kunci, lalu berjalan menghampiri tempat tidur dengan ranjang yang terbuat dari kayu itu. Terlihat Firda yang tengah duduk sambil berusaha terbatuk batuk agar membuat tenggorokannya bisa lega, karena rasa gatal yang menyerangnya itu. Thella pun segera menghambur ke tempat tidur tersebut untuk menghampiri Firda.
"Firda kamu gak papa?" tanya Thella khawatir kepada sang adik yang bertubuh kurus dengan kulit pucat, seperti tidak bertenaga dan hanya sebongkah tulang yang dibalut dengan kulit. Setiap kali melihat Firda, perasaan Thella rasanya selalu sedih. Ia tidak mengerti mengapa harus Firda yang menderita penyakit seperti ini, di tengah peliknya masalah ekonomi yang tidak pernah lepas menjerat keluarganya, kondisi kesehatan Firda turut membuat keluarganya harus merasa kesulitan luar biasa.
Firda menegakkan tubuhnya saat melihat kedatangan Thella yang serta merta menghampirinya. Cewek itu berusaha tersenyum dan duduk seperti biasa. "Aku gak papa kok Kak, cuma batuk doang," kata Firda yang ternyata malah kembali batuk, tapi tetap berusaha menenangkan kakaknya. Dalam hati, cewek itu merutuki perihal batuknya ini. Seandainya bisa, ia ingin merasakan rasa sakit ini sendirian saja, tanpa kentara. Tidak perlu ada batuk atau demam, Firda bisa menahannya jika hanya sakit yang ia rasakan sendiri tanpa ada gejala yang keluar. Agar Thella atau pun ayahnya tidak perlu khawatir lagi dengannya.
"Yakin gak papa?" Raut wajah Thella masih sangat khawatir. Cewek itu tidak percaya karena melihat Firda yang masih terbatuk saat adiknya itu mengatakan tidak apa apa. Firda tampak berusaha keras agar membuatnya tidak khawatir, tapi tetap saja Thella mengkhawatirkannya karena takut terjadi apa apa pada Firda.
"Aku gak papa Kak, Kakak balik lagi aja sana kasian Ka Dirgan dan Ka Riza nungguin." Firda masih berusaha meyakinkan Thella, dengan memposisikan tubuhnya yang semakin menegak untuk menunjukkan pada Thella bahwa dirinya benar benar tidak apa apa. Senyumnya semakin lebar, berusaha meyakinkan Thella. Bahkan Firda berusaha untuk bergerak dengan membenarkan kucirannya yang semula berantakan.
"Thel, Firda gak papa?" tanya Riza yang sudah berdiri di depan pintu kamar Firda bersama Dirgan. Dilihatnya kondisi Firda yang kini tampak tersenyum ke mereka berdua untuk menunjukan bahwa kondisinya sudah baik baik saja.
"Gak papa katanya,” jawab Thella ragu ragu dengan mata yang masih meneliti perihal kondisi Firda. Namun, melihat ke dua temannya yang ikutan mengkhawatirkan kondisi adiknya, Thella pun berusaha untuk meyakinkan mereka berdua agar tidak terlalu merepotkan. “Udah yuk, latihan lagi. Biar Firda lanjut istirahat,” ajak Thella seraya kembali berjalan ke arah pintu kamarnya dan mengajak ke dua temannya itu untuk kembali ke ruang tamunya tadi, agar Firda bisa melanjutkan istirahat lagi.
Dirgan dan Riza pun menuruti ucapan Firda dengan berjalan keluar dari kamar terlebih dahulu, diikuti Thella yang berjalan di belakang mereka. Cowok itu kembali duduk di tempatnya tadi, sambil membuka ponselnya terlebih dahulu untuk mengecek pesan masuk. Meski nyatanya tidak ada pesan masuk juga sih, hanya ada beberapa notifikasi tidak penting dari aplikasi yang ada di ponselnya. Alhasil, Riza kembali meletakkan ponselnya ke lantai tanpa memainkannya lagi.
= = = = = T B C = = = = =