CHAPTER 1
Gadis itu berjalan dengan menunduk. Langkahnya takut-takut untuk melangkah. Dia buru-buru ke kantin untuk membeli minuman. Disisi lain ada 3 orang gadis yang sedang bergurau. Gadis berkuncir satu itu pun menyenggol lengan temannya di sampingnya sembari menunjuk gadis culun yang sedang berjalan menunduk ketakutan.
“Gue ada ide nih. Kerjain yuk.” Kata Adhesa. Gadis berkuncir satu itu sembari tersenyum licik.
Dua temannya langsung mengikuti di belakangnya. Namanya Karin dan Michele. Dengan sengaja Adhesa menabrak perempuan itu. Perempuan yang di panggil culun itu pun jatuh. Bajunya sudah kotor dan basah semua. Adhesa memang sengaja menumpahkan coklat dinginnya di Sella. Cewek yang di panggil culun tadi.
Keyra Adhesa Atmaja. Di rumahnya dia di panggil Keyra. Selain itu dia lebih suka di panggil Adhesa.
“Punya mata nggak sih. Jalan itu matanya di pake.” bentak Adhesa.
“Maaf kak.”
Banyak orang yang sudah mengelilingi mereka. Melihat apa yang akan terjadi. Pasalnya Adhesa itu terkenal sebagai orang yang suka membully.
“b**o itu jangan di pelihara.” bentak Karin.
Sedangkan Sella sudah malu sekali. Jatuh di koridor dengan bajunya penuh dengan coklat. Sekarang di bentak lagi dengan 3 perempuan ini. Banyak orang melihatnya. Dia ingin melawan tapi Sella tak memiliki kekuatan seperti Adhesa. Orang-orang lebih memilih menonton daripada berurusan dengan Adhesa. Anak yang selalu lolos dari hukuman. Apalagi kalau bukan dia anak penyumbang terbesar di sekolahannya.
Tiba tiba ada yang mengulurkan tangannya di depan Sella. Sella menatap tangan itu beralih kepadanya wajahnya. Alangkah kagetnya ia, wajah perempuan didepannya sekilas mirip Adhesa yang selalu membullynya. tapi itu tidak mungkin Adhesa tidak mungkin menolongnya. Perempuan itu suka menindasnya. Sella akhirnya menerima uluran tangan yang diberikan kepadanya ketika ia melihat Adhesa masih berdiri di depannya dengan 2 temannya.
“Ayo ku antar ke koperasi. Bajumu kotor.” kata perempuan itu.
“Aku nggak punya uang kak.” cicitnya pelan.
“Aku yang bayar.”
Adhesa yang melihatnya langsung pergi di susul 2 temannya.
“Sialan banget sih si Keyla. Jadi pahlawan kesiangan mulu dia.” gerutu Karin.
“Kita bully aja si Keyla biar nggak berani ganggu kita lagi.” saut Michele.
“Ini nggak bisa di biarin. Lagian Lo kenapa diam aja sih Sa? Lo takut sama Keyla? “ tatap Karin kesal.
“Shut Up!! Lo nggak tau siapa Keyla. Udah diam aja.” jawab Adhesa.
****
Sesudah membelikan Sella seragam baru Keyla langsung pergi meninggalkan Sella. Ia merasakan pusing di kepalanya. Dia lebih baik ia ke UKS sekarang. Sebelum jatuh pingsan di sini. Tapi, tiba-tiba badannya terasa linglung. Keyla jatuh, anehnya ia tidak merasakan sakit di badannya. Dia langsung melihat siapa orang yang menangkapnya.
“Maaf. Nggak sengaja.” Ujar Keyla malu.
“Kamu baik baik aja kan?” Tanya laki-laki itu. “Mau ku antar ke UKS?” tawarnya lagi. Raut wajahnya terlihat khawatir.
“Nggak usah, ngerepotin nanti.” Tolaknya halus.
“Nggak kok. Gue anter ya.” Paksanya yang kemudian sudah menarik Keyla dan membawanya ke UKS.
Sampai di UKS laki-lai itu langsung membantunya berbaring. Keyla merasa tak enak. Ia lalu mengucapkan terimakasih. Laki-laki itu tersenyum membalasnya. Keyla ingat, ia tak kenal dengan laki-laki didepannya. Ia lalu mengenalkan ia dan bertanya siapa laki-laki yang telah menolongnya itu.
“Lavion. 11 ipa 4”
Lavion lalu menyuruh Keyla istirahat. Dan ia akan menjaga Keyla, tentu saja Keyla mentapnya aneh. Mereka bahkan baru mengenal dan laKi-laki itu sudah menyuruhnya untuk istirahat.
“Aku nggak bakal ngapa ngapain kamu kok. Tenang aja.”
“Iya, percaya.” Keyla lalu tersenyum. Laki-laki didepannya ini sudah baik karena telah membantunya, ia tidak boleh netthink. Setelah itu Keyla memejamkan matanya.
Sementara Lavion tersenyum memandang Keyla. Jantungnya bedetak lebih keras dari biasanya karena bisa berdekatan dengan Keyla, gadis yang telah ia sukai sejak duduk di bangku kelas satu. Selama ini Lavion selalu mengawasi Keyla dari jauh. Bisa dibilang Lavion ini jatuh cinta pada pandangan pertama denga Keyla. Keyla Adhisa Atmaja, hanya gadis itu yang bisa membuatnya seperti ini. Tiba-tiba Keyla bangun. Lavion terkejut dan ikut bangun. Keyla mengucapkan terimkasih kembali dan ia akan kembali ke kelas. Tentu saja, Lavion melarngnya, tapi Keyla keukuh, akhirnya Lavon mengixzinkannya dengan catatan ia harus mengantar gadis itu sampai kelas. Beruntungnya Lavion, Keyla menyetujuinya.
Lavion langsung berjalan di sampingnya menuju kelasnya XI IPA1. Tapi di depan ia melihat temannya Radival. Radival termasuk Most Wasted di sekolah sama sepertinya. Entah mengapa anak-anak di sekolah ini mengatakan demikian. Radival sedang menghadapi Adhesa. Bukan hal tabu sih melihat mereka berdua. Pasti lagi berantem.
Pernah suatu saat Lavion ingin menjodohkan Radival dengan Adhesa, ia pun mengutarakan lah maksudnya itu. Radival langsung menolaknya mentah-mentah. Tentu saja, Lavion dan temannya yang lain menatapnya takjub. Kalau soal fisik siapa yang bisa menolak pesona Adhesa. Dia cantik. Apalagi gayanya yang suka mengumbar keseksiannya. Otaknya juga encer. Tapi sayang, sikapnya not good banget. Meskipun begitu, semua orang memaklumi sikapnya karena dia cantik. Dan itu yang membuat Radival tidak menyukai Adhesa. Apalagi sifatnya yang suka membully itu dan selalu bebas dari hukuman. Radival Ketua Bagian Bela Negara yang mengatur tentang kedisiplinan siswa di sekolahnya. Dan Adhesa pelanggar Nomor Satu yang selalu lolos dari sanksi yang di berikan, oleh karena itu Radival sangat-sangat membenci Adhesa. Oh ya, kalau di lihat-lihat wajah Keyla mirip dengan Adhesa.
“Key, kalau aku lihat lihat hmm ... wajahmu mirip dengan Adhesa.” kata Lavion membuka topik.
Keyla langsung berhenti. Lavion menatapnya tak enak. Apa Keyla marah dan tersinggung ia membandingkannya dengan Adhesa? Tapi jika ingat sifat Adhesa, Aduh … b**o banget. Siapa juga orang yang mau disamakan dengan Succubus dari Neraka itu.
Keyla menatap Lavion. Sedetik kemudian dia langsung tertawa. Lavion melihatnya dengan melongo. Baru kali ini ia lihat Keyla tertawa. Habis ini ia akan mentraktir Radival, Dave dan Leon di kantin. Sebagai bentuk syukurnya. Mereka bertiga tahu kalau Lavion sudah lama menaruh hati dengan gadis di depannya saat ini. Tapi sampai sekarang ia tak berani mengungkapkannya.
“Kenalin Keyla Adhisa Atmaja.” Ujarnya dengan tersenyum. Lavion menjabatnya heran. “Kamu tau siapa namanya?” Tanyanya yang melihat ke arah Adhesa yang masih bertengkar dengan Radival.
“Adhesa.” Jawab Lavion.
“Nama panjangnya, maksudnya.”
Lavion diam. Dia tidak tau nama panjang Adhesa. Lagipula untu apa ia kepo dengan Succubus dari neraka itu.
“Keyra Adhesa Atmaja.” Sautnya lagi dengan senyum yang mengembang.
Keyra Adhesa Atmaja. Keyla Adhisa Atmaja. Lavion mengulangnya lagi dan “Keyra Adhesa Atmaja?” Tanyanya keras.
Dia tersenyum.
“Tunggu-tunggu, ini cuma kebetulan atau …”
“Kami kembar. “ potongnya cepat.
Dunia Lavion terasa berputar mendengar 2 kata yang diucapkan Keyla. Kenapa ia baru tau sekarang. Kenapa nggak dari dulu. Dia panik sekarang. Lavion sering sekali usil dengan Adhesa. Kalau nanti dia tidak merestuinya dengan Keyla gimana lagi. Lavion memakai diirnya sendiri tanpa sadar Keyla sudah berjalan menuju kelasnya sendiri. Dan ia hanya diam merutuki kebodohannya selam ini yang selalu usil dengan Adhesa.
“Lo ngapain manggil gue?” tanya Adhesa yang sudah ada didepan Lavion dengan tatapan merendahkan.
“Radival mana?” alih Lavion dengan tersenyum.
Adhesa menatap Lavion tak suka. Dia lalu menendang kakinya dan pergi.