“Ya Allah,” gumam Ben saat bunyi alarm terdengar mengganggu. Ia memaksa tubuhnya bangun, memanjangkan tangan, meraih ponselnya untuk mematikan melodi menyebalkan itu. Pukul 03:31 waktu Jakarta. Tombol di lampu tidur ia putar, membiarkan secercah cahaya lembut mengisi ruang yang sebelumnya gelap gulita. Ia kemudian menoleh, menatap sang istri yang masih tertidur pulas. Seperti biasa, kepala Anne selalu berada di bawah bantal. Satu hal yang sungguh tak pernah bisa Ben pahami dari teman hidupnya. ‘Bantal kan buat nadah kepala. Kenapa juga kepala yang jadinya nadah bantal?’ Ben menyingkirkan bantal itu. “Bangun, Baby,” ujarnya lembut seraya mengusap sayang kepala Anne. Sudah jam setengah empat tuh. Ayo siap-siap. “Lima menit lagi…” suara Anne nyaris seperti gumaman. “Nanti ngga sempat man

