bc

Suamiku Berondong

book_age18+
20
IKUTI
1K
BACA
HE
forced
arranged marriage
kicking
office/work place
like
intro-logo
Uraian

Bagaimana jika kamu seorang wanita karir yang mandiri dan disukai banyak orang, dijodohkan dengan berondong yang manja dan tidak tau apa-apa?

Alena benar-benar setres saat tau dirinya dijodohkan dengan Altha yang umurnya 4 tahun di bawah Alena. Meskipun tampan dengan perawakan proposional, good looking, dan good rekening, tetap saja Altha hanyalah seorang bocah yang apa-apa "Ma, Pa, Kak". Bagaimana bisa Alena menikah dengan Altha si berondong ingusan yang tidak bisa apa-apa sendiri? Bukannya seperti suami istri, Alena lebih terlihat seperti pengasuh bayi.

Hubungan Alena dan Altha sebelumnya seperti anjing dan kucing yang tidak pernah akur. Alena berteman dekat dengan abang-abang sepupu Altha, dan Alena benci Altha si manja yang sok hebat dan ambekan. Saat tau mereka ingin dijodohkan, keduanya sama-sama menolak keras. Hubungan mereka juga semakin tidak akur semenjak tau kalau mereka dijodohkan dan akan segera dinikahkan.

Bagaimana kelanjutan kisah Alena dan Berondong tampan, Altha? Apakah Alena sanggup menghadapi tingkah laku Altha yang kekanakan? Apakah Altha menganggap Alena sebagai istrinya atau sebagai Mbak pengasuhnya?

Baca terus cerita 'Suamiku Berondong' dan ikuti keseruan nan menggemaskan rumah tangga Alena dan Altha. Banyak kejutan yang akan disajikan di dalam cerita.

chap-preview
Pratinjau gratis
Kapan Kawin?
Pagi ini terlihat begitu cerah. Matahari benar-benar bersemangat untuk memancarkan sinarnya. Di bawah cahaya matahari yang masuk lewat sela-sela ventilasi jendela, terlihat seorang wanita cantik yang sudah berpakaian rapih dengan black suit dan tas bermerknya.  Setelah memastikan penampilan sudah sempurna di depan cermin, wanita itu langsung berbalik arah dan berjalan keluar kamar.  Saat keluar kamar, wanita itu langsung berjalan menuju meja makan. Terlihat lelaki dan wanita paruh bayah sudah duduk manis di meja makan dengan sajian sarapan yang berbagai macam.  "Kamu tumben jam segini belum berangkat. Gak telat?" tanya Ardhi Shankara, lelaki paruh baya yang merupakan ayah Alena Aviana Shankara.  "Enggak kok, Pa. Tenang aja. Mana mungkin Alena telat." Jawab Alena santai sambil mengoleskan selai di atas roti tawar yang baru saja diambilnya. "Papa nanya gitu ke Alena. Kayak gak tau aja gimana Alena. Alena mah di dalam kepalanya uda khatam sama jam dinding, gak bakalan pernah telat," ujar Ella Shankara. Wanita paruh baya, ibu Alena Aviana Shankara.  Alena terkekeh kecil. Dia mengakui dirinya sangat disiplin pada waktu. Apa lagi Alena seorang pemimpin, dia harus menjadi contoh yang baik untuk para karyawannya. "Gimana proyek kita yang di luar kota itu? apa ada kendala? kamu perlu bantuan?" tanya Ardhi. "Papa, ini kita lagi sarapan loh. Jangan bahas soal kerjaan lah. Alena juga butuh refreshing. Masa di rumah bahasnya kerjaan juga." Ella menegur sang suami. Alena menggigit rotinya, "Enggak kok, Pa. Aman. Uda Alena tangani semuanya, gak perlu ada bantuan segala lah." Jawab Alena yang sama sekali tak merasa terganggu dengan pertanyaan Papanya. "Gimana kerjasama kita dengan keluarga Gautama? lancar?" tanya Ardhi sekali lagi. "Lancar, Pa. Aman. Uda papa gak usah khawatir. Papa di rumah aja, senang-senang sama Mama. Biar soal kerjaan Alena aja yang handle. Papa gak usah pusing." Alena menyuruh Ardhi untuk tidak mencemaskan perusahaannya. Ardhi tersenyum lebar. "Kalau soal percayalah mah, Papa uda percaya 200 persen ke kamu. Selama ini kinerja kamu sangat sempurna. Papa jadi bisa tenang meninggalkan perusahaan karena ada kamu." Alena mengangguk mengerti. "Iya, uda kalau soal kerjaan Papa gak usah pikirin lagi. Papa habisin waktu bareng mama aja, jalan-jalan ke mana gitu biar makin asoy." Alena memandang mama dan papanya dengan tatapan menggoda. "Jalan-jalan aja, liburan terus, happy-happy. Happy-happy tapi jangan buat baby." Alena memperingati mama papanya. "Ya ampun. Mana mungkin di umur segini mau buat baby lagi. Ini mah gilirannya kamu. Kamu yang nikah gih. Mama sama Papa uda pengan nimang cucu." Ella menatap Alena dengan senyum penuh harap. "Iya. Kamu kapan sih punya pacarnya? kerja sih boleh, tapi kamu juga harus mikirin berumah tangga lah. Papa uda gak sabar pengen punya cucu." Ardhi menimpali, Alena anak mereka satu-satunya. Tak heran jika Ardhi dan Ella ingin cepat-cepat menimang cucu. "Mama sama papa gak tau apa kalau Alena jadi inceran cowok-cowok?" tanya Alena sombong. "Buat apa jadi inceran kalau gak ada yang fix sah?" tanya Ardhi balik. Alena berdecak kesal. "Sabar, Ma, Pa. Jodoh itu gak usah dicari, entar juga datang sendiri," ujar Alena. "Terus kalau jodoh mu lagi nyungsep di tengah hutan atau di tengah lautan gimana? minimal punya pacar lah ya. Biar gak sunyi-sunyi amat. Iya kan, Pa?" tanya Ella pada Ardhi. Ardhi mengangguk setuju. "Iya, Ma. Tangan papa sampai uda berdebu nunggu disalim calon mantu. Boro-boro calon mantu, bayangannya aja belum kelihatan halalnya sampai sekarang." Ardhi menghela nafasnya. Alena menatap mama papanya secara bergantian. Lalu dia langsung meneguk segelas s**u yang ada di hadapannya. "Dahlahh males. Mama sama papa kalau ngomong uda ngelantur, ngawur. Alurnya uda beda arah. Males ah." Alena mengambil tasnya, lalu dia berdiri. "Mau kemana kamu?" tanya Ella. "Ya mau kerja lah. Uda ya, Ma, Pa. Alena mau pergi kerja dulu. Bye byeeee." Alena melambaikan tangannya pada Ella dan Ardhi, lalu dia langsung lari keluar rumah. Tak ingin kena semprot oleh mama papanya lagi. "Dasar Alena! selalu aja begitu kalau bahas soal pacar. Itu anak normal gak sih?" tanya Ella kesal. "Iya, Ma. Papa juga curiga kalau Alena gak normal. Masa iya dia gak pernah naksir cowok satupun. Padahal sircle dia tuh mukanya ganteng-ganteng semua. Malah kaya raya, pinter juga. Ya kali dia gak pernah naksir sama sekali. Kalau emang dia gak pernah naksir, berarti dia gak normal, Ma." Ardhi mulai berspekulasi. "Arka sama Miko tuh ganteng banget, Pa. Masa iya Alena gak pernah naksir sama mereka berdua? apalagi persahabatan mereka uda lama banget, uda seperti keluarga. Tapi apa iya gak pernah gitu ada rasa suka sama salah satunya? emang Alena sedikit beda, Pa. Takut mama kalau Alena gak normal." Ella mulai over thinking. "Sama, Ma. Papa juga takut. Apa lagi zaman sekarang kan. Mama tau lah anak zaman sekarang aneh-aneh. Cewek sukanya sama cewek, yang cowok sukanya sama cowok. Haduhhh, tambah over thinking papa, Ma." Ardhi memijat pangkal hidungnya. "Kita harus mikir gimana caranya Alana cepat nikah, Pa," ujar Ella. "Iya, Ma. Papa setuju. Kita harus cepat nikahkan Alena. Biar Alena gak belok. Ya walaupun gak tau sama siapa, tapi yakin aja dulu, usaha. Entar juga dapat kok calonnya, yakin papa mah." Ardhi dan Ella membahas soal Alena sambil sarapan. Sepertinya telinga Alena akan panas, mama papanya tidak berhenti menceritainya sejak tadi. Di lain tempat, terlihat Alena yang moodnya hilang sedang mengendarai mobil dengan ugal-ugalan. "Hallo, Kara." Alena sedang menelepon seseorang. "Hallo, selamat siang, Bu," jawab Kara. "Saya ada jadwal meeting gak hari ini?" tanya Alena. "Tidak, Bu," jawab Kara yang sudah hafal jadwal Alena luar kepala. Kara adalah sekretaris Alena. "Oke, kalau begitu saya gak bisa ke kantor hari ini. Uda ya, saya tutup. Terimakasih." Tak menunggu jawaban dari Kara, Alena langsung menutup panggilannya secara sepihak. Alena kembali mencari nomor seseorang, lalu dia kembali menelepon. "Lo di mana?" tanya Alena to the point. "Basa-basi dulu kek. Ngegas terus," jawab seseorang dari sebrang sana. "Dimana?" tanya Alena lagi. "Rumah nih, sama Miko," jawab seseorang dari sebrang sana. "Kenapa di rumah? gak kerja lo pada?" tanya Alena. "Free. Udalah gak usah banyak tanya." Orang itu tampak kesal. "Oke, gue ke sana sekarang." Alena langsung memutuskan panggilannya secara sepihak.  Setelah itu Alena langsung tancap gas menuju rumah sahabatnya, Miko dan Arka.  Mood Alena hancur, dia paling tidak suka ditanya soal nikah. Lebih baik libur bekerja dari pada pekerjaan tidak beres karena mood dan pikiran tidak sehati. Lagi pula memang hari ini Alena tidak ada meeting sama sekali. 

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Dinikahi Karena Dendam

read
233.6K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.7K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
188.3K
bc

Hasrat Meresahkan Pria Dewasa

read
30.0K
bc

TERNODA

read
198.5K
bc

Setelah 10 Tahun Berpisah

read
51.8K
bc

My Secret Little Wife

read
132.0K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook