Amaya Pov Sama sekali tidak terpikir untuk bertemu dengan wanita yang menjadi saudara tiriku ini. Sejak kedua kali bertemu, tujuh tahun lalu. Aku tidak tahu justru kenapa kami bisa duduk semeja begini. Aku benar-benar ingin mengatakan pada Bu Wina untuk izin pulang lebih dulu, tapi sepertinya Bu Wina terlalu asyik dengan obrolannya bersama wanita itu. Entah apa yang mereka obrokan. Liana Saudara tiriku, anak dari seorang wanita yang sekarang menjadi istri papaku. Wanita itu masih seumuran denganku. Aku terus saja menunduk memandangi jariku, menghindari tatapan dua orang yang terus melirik ke arahku. Aryan dan Liana. Aku benar-benar tidak peduli dengan hubungan keduanya. Itu sama sekali bukan urusanku. "Ohh, ada telepon penting, permisi sebentar ya," pamit Bu Wina. Bu Wina seger

