“Ke mana lagi sekarang?” Gadis itu tidak menjawab pertanyaan Hores. Ia masih memegang tangannya erat sambil terus berjalan. Tidak ada pilihan lain. Anak lelaki itu harus menurut padanya, lagi. Mereka melewati lorong panjang yang gelap. Berlawanan dengan arah menuju Gladius tadi. Tercium aroma yang begitu menggugah selera. Aroma itu mulai menjenjali hidung Hores yang mulai lapar. “Bukankah ini menuju ke dapur Menara Hitam? Apakah kita akan makan siang, Bitale?” Gadis itu menggelengkan kepala. “Tidak sebelum aku mengetahui sesuatu tentangmu.” “Apa lagi yang ingin kau ketahui dariku? Kau kan tinggal bertanya saja, aku pasti akan menjawabnya.” “Tidak ada gunanya bertanya padamu. Aku akan membuktikannya dengan mata kepalaku sendiri.” Anak lelaki itu hanya menggeleng-gelengkan kepala.

