8. Ratu Tanpa Raja

517 Kata
Dermaga Hamen, Abad XVII, 22.11. Aroma tanah dan pijakan kaki bercampur dengan aroma tetesan hujan yang jatuh di atas air laut menjadi saksi bahwa malam hari itu sangat bermakna bagi pemimpin dan penduduk Pulau Athfal. Mereka semua berkumpul di hujung dermaga untuk menyambut kapal raja dan ratu yang baru tiba. "Ratu Louwis Lin akan melahirkan bayinya malam ini." Kabar itu membuat seluruh penduduk Pulau Athfal bersorak gembira. Akhirnya raja dan ratu mereka akan memiliki penerus yang akan bertanggung jawab atas pulau yang mereka huni. Puluhan pengawal turun dari kapal untuk mengiringi kereta yang ditumpangi sang raja dan ratu. Seorang wanita yang pintar dan ahli dalam sihir pun ditunjuk untuk membantu sang ratu melahirkan bayinya. Kegembiraan itu tak hanya dirasakan oleh penduduk Pulau Athfal, seekor makhluk kecil bersayap dari pulau lain yang diam-diam menumpangi kapal raja pun turut merasakan keramaian di sana. Siapa dia? Dia juga seorang ratu …. Tanpa raja. Seorang ratu yang meninggalkan kaumnya untuk mencari kehidupan baru. Kehidupan yang membuatnya berkuasa hingga saat ini. *** Kapal kecil yang berlayar di lautan itu terasa sangat besar bagi makhluk kecil di dalamnya. Tampak Flora yang baru saja selesai mandi dan telah mengganti pakaian. Dia bertemu dengan Fawna yang baru saja membuka mata. "Kau sudah mandi?" "Tentu saja," jawab Flora seraya bersenandung ria dengan handuk berbahan daun di lehernya. Fawna menajamkan penglihatan untuk memastikan pakaian yang dikenakan Fawna sudah berganti. Dia tidak melihat perbedaan sedikit pun dari pakaian yang dipakai Fawna sebelum ini. Semuanya terlihat sama saja, membuat Flora menaikkan kedua bahu tak percaya. "Aku bahkan tidak melihat perbedaan sedikit pun," gumamnya. Sementara itu di atas kapal, Flynn terlihat sedang memastikan bahwa arah yang mereka tuju sesuai dengan peta miliknya. "Apa tidurmu nyenyak?" Pertanyaan dan sosok makhluk terbang yang tiba-tiba saja muncul di depan wajahnya membuat Flynn terkejut. "Oh! Hei. Kau membuatku terkejut," protesnya. Lin Lin tertawa kecil dan meminta maaf. "Aku minta maaf." Flynn kembali melanjutkan kegiatannya yang sempat terganggu. Dia juga menyempatkan diri untuk menjawab pertanyaan Lin Lin. "Aku tidak pernah tidur dengan nyenyak seperti tadi malam saat berada di atas sampan sebelumnya. Air laut dan cahaya bulan tidak pernah setenang dan sehangat itu," papar Flynn. "Benarkah? Apa kau selalu menghabiskan waktu di atas sampan?" tanya Lin Lin lagi. "Ayahku pernah berkata padaku bahwa dia sudah mengajarkanku melaut sejak aku masih kecil. Aku sudah terbiasa, bahkan aku menjadi pedagang ikan paling berjaya di Pulau Athfal." Penjelasan Flynn selanjutnya itu membuat Lin Lin menyipitkan kedua mata tak percaya. "Aku tidak berbohong." Flynn membela dirinya sendiri. "Aku akan mengakuinya jika kau tidak takut pada hiu putih besar." Lin Lin terkekeh setelah mengingat pembicaraan mereka sebelum ini, tentang Flynn yang sangat khawatir tentang hiu putih besar yang akan menyerang kapal kecil mereka. Kekehan Lin Lin itu membuat Flynn merasa sedikit malu, dia berpikir seharusnya dia tidak perlu menceritakan tentang hiu putih besar pada Lin Lin. Sekarang sepertinya Lin Lin akan terus menggodanya tentang hiu putih besar. "Aku sangat berterima kasih pada Ratu Hellura sebab telah mengusir hiu putih dari kawasan melaut penduduk Pulau Athfal," ucap Flynn. "Apa kau memiliki ratu yang sangat bertanggung jawab?" tanya Lin Lin penasaran.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN