3. Sabuk Kekuatan

1335 Kata
Flynn menyimpan Lin Lin di dalam botol bening, lalu mengikat botol itu di sabuk kekuatan yang tadi diberikan oleh Rhob, yaitu sabuk yang membuat Flynn memiliki alat-alat canggih dan kekuatan untuk bertarung. Pria itu mengikuti arah perginya para peri. Kemudian dia menemukan kapten, dua viking bersaudara, dan Kwon sedang memporak-porandakan perkemahan peri. Ternyata para bajak laut itu sudah tersadar lebih cepat sebelum para peri sempat mengasingkan mereka. "Oh, tidak!" kata Flynn yang berada di udara dengan hoveboard barunya. Dia terbang mendekat ke perkemahan peri menggunakan hoveboard itu, sedikit lebih cepat, sambil berteriak histeris. "Hei, Rhob sudah aktif dan hidup." Flynn memberitahu mereka. Dia langsung berkata seperti itu sebab tidak tega melihat para peri berjatuhan dengan luka bahkan sayap yang patah sebab kekejaman para bajak laut. Kapten Jombs melihat Flynn yang terbang menggunakan hoveboard, dia terkejut, begitupun dengan kedua viking dan Kwon. Sementara Flynn menggunakan kekuatan angin untuk mengumpulkan para peri di salah satu pohon yang cukup besar. Dia menatap kasihan pada mereka meski tidak bisa mendengar suara kesakitan peri-peri kecil itu dengan jelas. Para bajak laut itu tertawa menyambut kemenangan sebab informasi dari Flynn bahwa Rhob telah aktif dan hidup. Mereka juga sudah berhasil merampas serbuk peri dan menaruhnya di sebuah botol kecil. Mereka terlihat menjauhi perkemahan peri, sedangkan Flynn masih berada di sana dan melihat luka yang cukup parah pada peri-peri itu. Kemudian salah satu peri melihat Lin Lin yang berada di dalam botol yang tergantung di sabuk Flynn. Peri itu bergerak mendekat seolah sedang berkata pada Lin Lin. "Lin Lin! Kau ditangkap oleh pria ini. Apa dia menyakitimu?" tanya peri itu. Namun sayangnya Lin Lin tidak bisa mendengar suara peri yang bernama Flagi itu, sebab tidak ada udara yang masuk ke botol. Bahkan tubuh Lin Lin sudah terlihat sangat lemas sebab berada di botol itu. "Hei, pembantu kapal, cepat! Kita akan kembali berlayar secepatnya." Flynn mendengar suara Kapten Jombs yang menyuruhnya untuk segera mengikuti mereka. Namun sebelum itu, Flynn menyadari kesedihan di wajah kecil para peri di sana. Dia pun mengeluarkan Lin Lin dari botol dan menyuruh peri itu untuk bergabung bersama keluarganya. "Nah, pergilah," ucap Flynn setelah membuka tutup botol. Para peri yang tidak mengalami luka serius dan masih bisa terbang langsung menghampiri Lin Lin untuk membantunya. Sementara Flynn segera pergi untuk menyusul rombongan bajak laut. Beberapa dari peri itu menatap kepergian Flynn dan para bajak laut, termasuk Lin Lin. Di perjalanan menuju Segitiga Bermuda, Kapten Jombs memaksa Rhob untuk memberikan kekuatan lagi pada mereka. Kapten Jombs sudah menaburkan serbuk peri yang telah mereka curi dari para peri kepada Rhob agar robot luar angkasa itu memberikan sabuk kekuatan lagi selain milik Flynn. Namun Rhob tidak bereaksi. Hal itu membuat Kapten Jombs marah. Padahal Rhob tidak bereaksi sebab kualitas serbuknya berbeda. "Kenapa kau tidak mau mengeluarkan sabuk kekuatan lagi, hah!" seru kapten itu sambil memukul robot di depannya. "Menurut analisis data, serbuk yang jatuh langsung dari para peri memiliki kekuatan yang lebih kuat daripada serbuk yang sudah berpindah dari satu medium ke medium lainnya." Itulah sebabnya Rhob langsung aktif ketika para peri mendekatinya dan membuat serbuk peri jatuh di atasnya. Bagian atas kepala Rhob memiliki lubang kecil untuk mengaktifkan dan menonaktifkannya. Penjelasan langsung dari Rhob membuat Kapten Jombs tertawa menggelegar. Dia mengeluarkan satu peri yang tadi sempat diculiknya. "Jadi kau membutuhkan perinya secara langsung," ucap sang kapten. Flynn terkejut, tidak dia sangka jika Kapten Jombs membawa salah satu peri itu pergi, padahal tadi Flynn sudah membebaskan Lin Lin. Peri yang diculik oleh Kapten Jombs itu bernama Esther. Dia adalah peri yang bisa mengendalikan air, tetapi sekarang sayapnya sedang basah dan Esther tidak bisa terbang. Peri itu dimasukkan oleh Kapten Jombs ke dalam botol, membuat udara tidak bisa masuk, persis seperti yang dilakukan oleh Flynn sebelumnya pada Lin Lin. Hal itu yang menyebabkan sayap Esther tak kunjung kering, dan sekarang Esther tampak lemas sebab tak mendapat udara. "Ayo keluar dan taburkan serbuk peri kau pada Rhob!" titah kapten seraya membuka tutup botol. Kapten Jombs memaksa Esther untuk mengeluarkan serbuk peri dan menaburkannya pada Rhob. Namun Esther tidak bisa sebab sayap dan kulitnya masih basah. "Cepat! Kenapa kau hanya berdiri di sana," ucap sang kapten sebab Esther tak kunjung memenuhi perintahnya dan hanya berdiri di samping Rhob. Esther mencoba untuk berbicara dan menjelaskannya pada Kapten Jombs bahwa sayapnya masih basah. Namun sayangnya, Kapten Jombs dan yang lain tidak bisa mendengar suaranya dengan jelas. Mereka hanya dapat mendengar suara 'bzz bzz bzz'. Esther hampir putus asa. Hingga akhirnya dia menggunakan bahasa isyarat sambil menunjuk sayapnya yang basah. Meski Kapten Jombs masih tidak mengerti, tetapi beruntung sebab Flynn mengerti maksud Esther. "Oh, sayapnya basah, dia tidak bisa terbang dan mengeluarkan serbuk peri," ucap Flynn, sang pembantu kapal. Mereka melihat Esther mengangguk setelah ucapan Flynn. Hal itu membuat Kapten Jombs lagi-lagi marah besar. Dia melempar Esther ke sembarang arah. Beruntung tidak ada yang terluka sebab Flynn berhasil menangkap Esther. "Hah!" Kapten Jombs kembali merebut Esther dari Flynn, lalu dia mengeringkan peri itu di atas api dapur. "Akh! Tidak, tidak, tidak, ini panas sekali!" seru Esther. Kedua mata Flynn membesar serius ketika melihat gelagat Esther yang berusaha menjauhkan tubuh dari atas api. Dia bingung harus berbuat dan berkata apa. Dia tidak memiliki ide. Sampai akhirnya Rhob berhasil mengeluarkan cahaya dan memberikan sabuk kekuatan lagi untuk mereka. Cahaya itu membuat semuanya menutup mata, dan membuat Esther terbang. Sayapnya sudah kering meski tubuhnya harus merasakan panas yang luar biasa baginya. Mereka masih menutup mata sampai Rhob mengeluarkan sabuk kekuatan dan cahaya menyilaukan itu hilang. "Hahahaha." Kapten Jombs dan kedua viking tertawa gembira. Sang kapten mengambil sabuk itu dan langsung mencobanya. Sabuk itu membuat Kapten Jombs dapat mengeluarkan sinar laser dari sebuah senapan. Laser itu dapat membelah benda apa saja tergantung pada kekuatannya. Tampak Kapten Jombs yang sangat senang, tetapi ternyata dia masih belum puas dengan sabuk kekuatannya. Dia kembali memaksa Esther untuk menaburkan serbuk peri pada Rhob, memaksa robot itu untuk memberikan sabuk kekuatan lagi. "Berikan aku sabuk kekuatan lagi! Aku membutuhkan berbagai senjata hebat untuk melawan naga api," ucap kapten serakah itu. Flynn yang melihat dan mendengarnya merasa kesal. Entah mengapa tiba-tiba saja perasaan itu muncul dalam dirinya. Kapten Jombs sangat keterlaluan memperlakukan sesama makhluk hidup. Hingga akhirnya, mereka mendapatkan lima sabuk kekuatan, dan seharusnya itu sudah lebih dari cukup untuk mereka satu per satu. Namun tetap saja Kapten Jombs masih belum puas. Dia terus menguras energi Rhob. Sampai akhirnya Flynn bertindak, melarang kapten itu untuk melakukannya lagi. "Hei! Kurasa ini cukup. Biarkan Esther dan Rhob beristirahat untuk mengisi energinya dahulu," ucap Flynn, dia menggunakan kalimat yang baik untuk menghindari kemarahan Kapten Jombs. Namun tetap saja kapten itu marah. "Siapa kau, berani-beraninya memerintah kapten!" seru Kapten Jombs. "Kau sudah memiliki lima sabuk kekuatan, bukankah itu cukup untuk awak kapalmu, dan apa kau tidak melihat. Lihatlah, Rhob pun sudah hampir kehilangan seluruh energinya, begitupun dengan peri ini, pasti dia butuh makan," tambah Flynn. Kapten Jombs berjalan mendekati Flynn dan langsung melepas sabuk kekuatan di tubuh pria itu. "Hei, itu milikku!" protes Flynn dan mencoba merebut kembali sabuk kekuatannya. "Jangan mimpi! Hahahaha." Flynn terhempas sebab dorongan kuat dari otot-otot tangan Kapten Jombs. "Ugh!" Flynn sedikit kesakitan sebab membentur dinding kapal. "Buang saja dia ke luar kapal. Aku tidak suka pembantu yang suka memerintah kapten," kata sang kapten, menyuruh kedua vikingnya. "Hah!" Flynn terkejut bukan main. Dengan sekali cengkraman, kedua viking itu dengan mudah mengangkat Flynn dan membawanya keluar kapal. "Tidak! Lepaskan aku," kata Flynn. "Lepaskan? Baiklah, kami akan melepaskanmu." Kedua viking itu melempar Flynn ke lautan di samudera. "Hwaaa!" teriak Flynn. Flynn pun harus tenggelam di tengah laut. Meski bisa berenang, tetapi tetap saja Flynn tak mampu mengendalikan ombak yang bergejolak, apalagi tanpa sabuk kekuatan. *** Para peri di Fairy Island baru menyadari bahwa Esther tidak ada di perkemahan. Mereka sibuk mencari Esther sampai akhirnya mereka menyadari bahwa para bajak laut itu menculik Esther. Mereka yang sayapnya tak terluka dan bisa terbang dengan sempurna pun menuju ke pinggir pulau untuk menghentikan kapal bajak laut itu dan menyelamatkan Esther. Namun kapal itu sudah berlayar cukup jauh.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN