4. Berteman Dengan Para Peri

1444 Kata
"Hei, kalian melihat Esther?" tanya Flora sebab kala itu dia membutuhkan Esther untuk menyiram kembali bunga-bunga yang telah di porak-porandakan oleh para bajak laut. "Tidak," jawab peri air dan peri tanaman yang lain. "Mungkin dia sedang membantu teman-teman yang terluka," jawab salah satu peri air. "Tidak masalah, aku akan mencarinya," ucap Flora sebelum terbang ke arah pohon may. Pohon May adalah sebutan untuk pohon dari keluarga mawar. Dinamakan pohon May sebab biasanya bunga di pohon ini mekar pada bulan Mei, lalu tumbuh beri kecil yang disebut haws. Para peri menjadikan pohon ini sebagai tempat berkumpul dalam jumlah besar. Mereka akan mengadakan hiburan dan pertunjukan di tempat ini. Selain itu, pohon may juga menjadi tempat berlindung para peri dari manusia yang datang. Para peri telah membangun tempat di pohon ini sehingga mereka dapat beraktivitas dengan lancar. Flora masuk melalui sebuah pintu di batang pohon tersebut. Dia melihat para peri sedang sibuk mengurus korban akibat serangan bajak laut. Di antara kesibukan peri-peri di sana, tidak sengaja matanya menangkap bayangan Lin Lin. Segera Flora menghampirinya. "Lin Lin." "Hei, Flora. Apa yang kau lakukan di sini? Apa kau juga butuh perawatan?" "Oh, tidak, tidak, aku sedang mencari Esther. Apa dia ada di sini? Kau melihatnya." "Hmm, sepertinya tidak, sejak tadi aku tidak melihat Esther." Terdengar Flora menghela napas berat, dia tidak berhasil menemukan Esther. "Bukankah terakhir kali sayapnya basah?" kata Lin Lin setelah mengingat-ingat kejadian sebelumnya. "Kau benar, seharusnya dia ada di sini. Aku membutuhkannya untuk membantuku menyuburkan kembali bunga-bunga yang rusak sebab para bajak laut jahat tadi." "Tenang lah, aku akan membantumu mencari Esther. Tapi sebelum itu aku harus mengantar perawatan luka ini pada Flagi." "Baiklah." Lin Lin pun melanjutkan terbangnya menuju ke tempat Flagi. Setelah tadi dirinya dirawat oleh Flagi sebab merasa lemas, kini Flagi harus merawat peri yang lain. Pada akhirnya Lin Lin dan Flora pun menanyakan keberadaan Esther pada setiap peri. Namun tidak ada satu pun dari mereka yang melihatnya. Terakhir kali Esther hanya terlihat berada di pohon may dengan sayap yang basah. Mereka tidak tahu jika sebelumnya Esther keluar hendak membantu mereka melawan para bajak laut itu. Sayangnya dengan kondisi sayapnya yang basah, Esther tidak bisa bergerak dengan cepat. Dia langsung ditangkap oleh Kapten Jombs sebab mencoba menyerangnya. Lin Lin dan Flora pun akhirnya menyerah mencari Esther di perkemahan peri. Tidak ada lagi tempat yang harus mereka datangi untuk menemukan Esther. "Aku tidak berhasil menemukannya," ucap Lin Lin pada Flora sebab mereka sempat berpisah sebelum ini. "Begitu pun denganku," tambah Flora, dia tampak kelelahan. "Ke mana dia pergi? Esther tidak mungkin pergi tanpa memberitahu kita. Mungkinkah para bajak laut itu menculiknya?" "Hah!" Pertanyaan Lin Lin itu membuat beberapa peri yang tengah bekerja termasuk Flora terkejut. Dengan cepat berita itu menyebar ke seluruh perkemahan peri. Mereka menjadi cukup khawatir. Lin Lin dan Flora diikuti para peri lainnya segera menuju ke pinggir pulau, berharap kapal bajak laut itu belum berlayar. Namun harapan mereka pupus ketika melihat ke arah samudera, kapal itu sudah berlayar cukup jauh. Kemudian, anehnya Lin Lin menyadari seseorang yang hampir tenggelam dan berusaha berenang ke arah Fairy Island. Lin Lin menajamkan penglihatan. "Hei, itu si pria terbang yang tadi!" seru Lin Lin sambil menunjuk ke tengah samudera yang berombak. Tampak Flynn yang kesulitan menyeimbangkan tubuh sebab ombak di samudera, jelas dia membutuhkan pertolongan. Lin Lin menyadari jika pria itu memang sengaja ditinggalkan. Dia dapat mengetahuinya sebab kapal yang terus melaju, sedangkan Flynn bergerak ke arah berlawanan, tak mengejar kapal bajak laut itu. Mengingat kebaikan Flynn yang tadi membantu mengumpulkan para peri, juga membebaskan Lin Lin tanpa meminta imbalan apapun, akhirnya para peri setuju untuk menolongnya. Mereka segera terbang menuju ke arah Flynn yang terombang-ambing. "Ayo, cepat!" seru Lin Lin. Flynn sempat menyadari kehadiran para peri sebelum akhirnya kembali dihantam ombak. Dia sudah kelelahan dan tidak bisa bertahan. Perlahan Flynn pun tidak sadarkan diri. Para peri segera menolong Flynn. Peri air bertugas untuk menjinakkan ombak, sedangkan peri tanaman membuat tanaman-tanaman di bawah air menjadi besar untuk mengangkat Flynn. Kemudian peri angin membuat pusaran besar yang bisa membuat Flynn mengapung di udara, lalu mereka membawanya ke pinggir pulau. Akhirnya Flynn bisa diselamatkan, tetapi pria itu masih belum sadarkan diri. Flagi dan beberapa peri dari perkemahan pun tiba di pinggir pulau, mereka sudah mendengar tentang pria yang mereka sebut pria terbang, serta Esther yang diculik oleh bajak laut. Para peri itu menolong mengeluarkan air yang mungkin saja tertelan oleh Flynn. Setelah beberapa kali air keluar dari mulut Flynn, pria itu pun terbatuk dan akhirnya terbangun. Flynn terkejut sebab dikelilingi oleh para makhluk kecil. "Hei, aku pikir aku sudah mati," ucap Flynn saat pertama kali membuka mata dan terkejut. Lin Lin tersenyum setelah melihat pria terbang itu terbangun. Dia mencoba mendekatinya untuk menjelaskan apa yang terjadi padanya. "Kami yang menolongmu. Kau tidak sadarkan diri saat ombak menghantam mu dan membuat tubuhmu lemas. Para peri sudah berusaha untuk membuatmu selamat," jelas Lin Lin lengkap dengan bahasa tubuh, membuat Flynn mengerti. "Benarkah, hehe, kalau begitu aku berterima kasih pada kalian," ucap Flynn sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal, dia sedikit malu sebab dikerumuni seperti ini, meski mereka hanyalah makhluk kecil. Para peri pun tersenyum. "Siapa namamu?" tanya Flagi pada Flynn. Namun Flynn tidak dapat mengartikan pertanyaan itu sebab Flagi hanya bertanya tanpa bahasa tubuh. "Aku rasa dia tidak bisa mendengar suara kita," ucap Flora. Lin Lin pun akhirnya turun tangan. Dia berpikir sejenak hingga akhirnya mendapatkan ide. Lin Lin meraih ranting kayu di atas pasir, lalu menuliskan namanya di sana. Flynn menyipitkan kedua mata untuk membaca tulisan yang sangat kecil itu. "Lin Lin?" ucapnya. "Yeah! Itu namaku," kata Lin Lin sambil menunjuk dirinya sendiri. "Oh, namamu Lin Lin." Flynn melihat Lin Lin mengangguk setelah mengucapkan kalimat itu. "Jadi, siapa namamu?" tanya Lin Lin, dia memberikan ranting kayu di tangannya pada Flynn. Di tangan Flynn, ranting kayu itu sangat kecil, ternyata itu hanya serpihannya saja. Dia pun menuliskan namanya di atas pasir, membuat para peri mengetahui namanya. Hingga pada akhirnya, satu per satu dari mereka memperkenalkan diri lewat tulisan di atas pasir. Sesekali mereka tertawa. Meski tidak dapat mendengar secara langsung seperti apa suara para peri itu, tetapi Flynn tetap bisa melihat wajah kecil mereka saat tertawa. Hal itu yang membuat Flynn ikut tertawa. Sebelum matahari terbenam, para peri mengajak Flynn ke perkemahan. Flynn pun membantu mereka membangun kembali perkemahan peri yang baru setengahnya diperbaiki oleh makhluk kecil itu. Flynn juga sudah memberitahu para peri bahwa Esther, teman mereka, dibawa oleh Kapten Jombs. Mereka pun berencana untuk menyusul kapal bajak laut itu setelah semuanya selesai. Beruntung Flynn mengetahui ke mana tujuan mereka. Malam itu Flynn tinggal dan beristirahat bersama para peri di perkemahan peri. Dia mendapat tempat yang cukup nyaman yang dibuatkan oleh para peri, dan sedikit dia renovasi sendiri agar cocok untuknya. Bulan dan bintang menghiasi langit malam. Perkemahan peri terasa cukup hangat sebab kehadiran Flynn hari itu. Flynn membuat api unggun untuk menghangat badan, membuat para peri ikut berkumpul di sekitarnya. Lin Lin duduk di bahu Flynn. Para peri itu menyanyikan lagu. Meski tidak dapat mendengar suara merdu mereka, tetapi Flynn dapat melihat ayunan kepala mereka yang tampak seperti sedang bernyanyi. Dia pun mengikuti iramanya. *** Keesokan harinya, Flynn bangun lebih awal untuk mencari ikan. Dia akan sarapan ikan bakar hari ini. Setelah cukup lama berada di pinggir lautan, akhirnya tiga ikan Flynn dapatkan. Dia segera membuat api untuk membakar ikan-ikan itu. Selang beberapa menit, Lin Lin datang menghampiri Flynn. Dia melihat pria itu sedang makan ikan dan terlihat sangat kelaparan. Lin Lin mencium aroma yang sangat lezat, tentu saja itu berasal dari ikan yang dibakar oleh Flynn. "Hei, Lin Lin, kau mau?" Flynn menawarkan ikan bakarnya pada Lin Lin. Lin Lin menggeleng. Dia memberitahu Flynn bahwa keluarga peri tidak boleh memakan ikan jenis apa pun. "Keluarga peri tidak boleh memakan ikan jenis apa pun. Sebab itu aku menolak," kata Lin Lin. "Hmm, kenapa? Bukankah ikan makanan yang lezat. Ini menjadi makanan pokok kami sebagai nelayan," ucap Flynn. "Kau seorang nelayan?" "Yeah, tentu saja." "Bukankah kau seorang bajak laut?" "Aku hanya terjebak di kapal itu, dan dipaksa menjadi pembantu kapal. Padahal aku lebih suka menjadi nelayan," komentar Flynn setelah merasakan kehidupannya sebagai pembantu kapal bajak laut. "Sebab itu kau dibuang dari kapal?" "Hmm, aku dibuang dari kapal sebab mencoba menghentikan Kapten Jombs dari memaksa Esther untuk membuat Rhob mengeluarkan sabuk kekuatannya." "Esther? Apa kaitannya Esther dengan Rhob yang mengeluarkan sabuk kekuatan?" "Rhob akan mengeluarkan sabuk kekuatan jika serbuk peri masuk ke kepalanya," papar Flynn. Lin Lin berpikir sejenak. Dia menyadari sesuatu, ternyata serbuk peri tidak hanya bermanfaat bagi manusia, tetapi juga untuk robot. "Yeah, itu benar, Flagi bilang benda itu adalah robot," ucap Lin Lin tanpa diketahui oleh Flynn.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN