BAB : 1

316 Kata
Nessa segera berlalu pergi dari panti asuhan tempatnya dibesarkan dengan langkah cepat. Tak hanya itu, sebuah tas besar berada dalam jinjingannya dan juga ransel di punggungnya. Berat? Jangan ditanya lagi. Semua Pati mengira kalau saat ini ia sedang otewe pergi liburan atau pergi camping. Salah besar. Justru, sebaliknya, ia bukan mau bersenang-senang, tapi sedang kabur dari kejaran seseorang. Jantungnya berdegup kencang seiring laju langkahnya yang juga semakin cepat. Tak tahu kemana, yang penting ia jalan terus. Saat hendak menyebrang jalan, tak melihat situasi kiri kanan, tiba-tiba sebuah mobil nyaris menabrak tubuhnya kalau saja si pengemudi tak mengerem dengan cepat. Ia berteriak histeris saat merasa nyawanya seolah sudah berada di ujung tanduk. Tapi, keberuntungan dan kehidupan masih berpihak padanya. Pemilik mobil keluar dan segera menghampiri Nessa yang masih berada dalam rasa kagetnya yang masih belum pudar. "Heii ... kalau jalan lihat-lihat dong. Coba tadi kamu ketabrak, bisa-bisa saya yang disalahin," ocehnya. Nessa membuka kedua telapak tangan yang menutupi wajahnya yang kaget karena nyaris tertabrak. "Maaf, Om ...," ucapnya merasa bersalah sambil mengumbar senyum manis. Toh, ini memang salahnya. Siapa tahu senyumannya bisa menjadi penawar kemarahan cowok yang ada dihadapannya ini. Benar sekali, dia sedikit tertegun memandangi wajah Nessa. Tapi semua kembali sirna saat mengingat panggilan gadis itu padanya barusan. Dahinya berkerut. "Om?" Pertanyaannya tertuju pada Nessa yang berdiri di hadapannya. Nessa mengangguk. Ia kemudian berdiri mendekat ke arah cowok itu dan mensejajarkan tinggi badannya. "Nah, lihat, kan? Tinggiku cuman sebahunya, Om," ungkap Nessa sambil cengengesan. Merasa dipermainkan oleh anak kecil, ah, bukan, maksudnya seorang gadis kecil, ia mengepalkan tinjunya karena gregetan. Nessa mengambil tas dan ranselnya, berniat untuk segera pergi. Kelamaan ngobrol nggak jelas dengan om-om bisa-bisa ia malah tertangkap oleh mereka yang sedang mengejarnya. "Heii ... berhenti!!!" teriaknya kesal karena Nessa pergi begitu saja. "Maaf, Om ... lain kali kita ketemuan lagi," balas Nessa berteriak sambil terus melangkah cepat. "Dasar bocah sialan!" Umpatnya kembali masuk mobil.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN