“Aku berjanji tak akan membuatmu kesepian.” Napasnya tercekat. Oksigen di dalam paru-parunya serasa di tarik dengan paksa memberikan rasa menyiksa. Matanya membuka dengan cepat menatap langit-langit kamarnya yang gelap. Keringat dingin membasahi seluruh tubuh dan juga wajahnya. Dadanya naik urun dengan cepat, mencoba untuk kembali mengisi paru-parunya yang kosong. Tangannya bergerak menyusuri tempat tidur di sampingnya, mengusap dengan cepat dan tersentak saat menyadari tempat itu kosong. Narendra menghentikan gerakan tangannya. Sorot matanya berubah layu. Perlahan, dia memiringkan tubuhnya dengan tangan yang dia jadikan bantal. Mimpi .... Ya … kata-kata yang terngiang di kepalanya tadi adalah mimpi. Memori akan ingatan janjinya kepada Nara saat mengutarakan perasaan. Perasaan semu

